Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tujuh Jurus Edukasi Sakti untuk Remaja Putri agar Terhindar dari Predator Seks

18 Februari 2023   17:24 Diperbarui: 18 Februari 2023   17:36 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketujuh, Jurus Sakti Biasakan Anak Berpakaian Sopan

Ajarkan anak untuk berpakaian tertutup dan sopan, walau di rumah. Aalagi ketika keluar rumah. Bagi muslimah, lebih baik anak dibiasakan mengenakan pakaian tertutup dan berkerudung sejak dini.

Orang tua atau bunda harus mencontohkan terlebih dahulu. Itu akan mengajari anak batas-batas auratnya, meski di rumah. Dengan begitu, anak memiliki rasa malu dan selalu berusaha menutupi auratnya. Juga ketika keluar rumah.

Sambil kenalkan anak dengan aturan pergaulan. Bunda hendaknya mengawasi pergaulan anak, apalagi dengan lawan jenis. Ajarkan untuk bermain dengan teman yang berjenis kelamin sama.

Pergaulan dengan lawan jenis hanya jika ada keperluan. Dibenarkan, misalnya antara guru dan murid, dokter dan pasien, penjual dan pembeli, berorganisasi, dan keperluan positif lainnya, tapi tetap dalam pengawasan Bunda.

Itulah jurus Jurus Sakti Menghadapi Remaja Putri agar Terhindar dari Predator Seks baik oleh Ayah Kandungnya.

Untuk pemerintah, terutama lurah setempat, perlu menyontoh kelurahan yang mengadakan pertemuan sekali sebulan guna berdiskusi untuk mencegah terjadinya pelecehan, pemerkosaan, KDRT, dan penyimpangan sosiallain. Pertemuan blanan itu perlu agar tak terulang lagi.

Penyimpangan ini terjadi biasanya pada keluarga:

1. Rendah penddikan orang tua; 2. Rendah pengetahuan agama orangtua; 3. Rumah yang tidak memadai jumlah kamarnya; 4. Rendah taraf ekonomi; 5. Ayah pengangguran atau banyak waktu luang; 6. Istri jarang di rumah karena menggantikan posisi susmi mencari nafkah; 7. Kurangnya pengawasan antar tetangga; dan 8. Kurangnya perhatian pemerintah dan pemuka agama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun