Bisa jadi takut, minder, malu, dan beragam rasa lain sehingga diam saja tak bereaksi pada platform. Kirim tulisan lalu dibiarkan saja.
Adakah pihak yang dirugikan atas dua perilaku di atas?Â
Setiap tindakan tentu ada untung ruginya. Keuntungan si saya, tulisannya sudah dimuat di kompasiana dan tujuannya sudah tercapai. Misal, guru sudah selesai naik pangkat. Mahasiswa sudah selesai mata kuliahnya. Pelajar sudah selesai belajar dengan gurunya.
Guru yang naik pangkat sudah naik golongan dari golongan III d ke golongan IV a misalnya. Mahasiswa sudah mendapat nilai A dan wisuda dan pelajar sudah mendapat nilai 98 di rapor pada mata pelajaran Bahasa Indonesianya dan sudah lulus.
Mujur jika dapat sekolah favorit untuk SMA-nya dan guru bahasanya masih memegang prinsip pendidikan sepanjang hayat dan mengutamakan keterampilan hidup. Guru tersebut masih melanjutkan kebiasaan menulis bagi siswanya. Maka kebiasaan menulis pun akan berlanjut.Â
Jika sebaliknya, maka kebiasaan menulis hilang dan mati. Dari 33 orang siswa x5 kelas = 165 siswa saya, tahun ini, 2022/2023, 20 orang siswa telah menulis di platform kompasiana.
Saya suruh mereka memproduksi 5 kategori tulisan sesuai materi esensial siswa kelas 9 di SMP.
Menulis Cerita Imajinasi Cerpen, Menulis Teks Tanggapan Kritis, Menulis Teks Laporan Percobaan, Menulis Teks Pidato Persuasif diubah menjadi feature, dan menulis pengalaman hidup mereka dalam bentuk diary.
Alhamdulillah bisa mereka tulis di kertas dan 80 siswa di antaranya berhasil update content di medsos, salah satunya kompasiana ini, 20 siswa.
Guru memiliki tugas menilai hasil tugas siswa, baik harian, tengah semester, semester, dan kegiatan belajar mengajar lainnya. Guru juga disibukkan dengan perencanaan mengajar, mencari sumber belajar, dan membuat media belajar.
Pada pelaksanaan tugas, guru mengumpulkan hasil pekerjaan siswa dalam portofolio guna penilian kinerja guru, sekolah berupa akreditasi sekolah (8 standar pendidikan nasional, poin 4), dan penilian kinerja kepala sekolah.