"Sudah pulang, Bu."
Dengan dahi berkerut aku menolehkan wajah ke semua penjuru kelas. Semua murid nampak senyam senyum. ' Huh... kok aneh ya?.' Â Tanyaku dalam hati.
"Okelah jika memang demikian. Ananda beruntung sekali. Tak diskorsing, tak diberi sanksi, apa lagi surat perjanjian. Mungkin baru peringatan secara lisan, ya. Syukurlah semoga Ananda memanfaatkan moment langka ini." Jelasku sambil melangkah ke tengah kelas. Aku berdiri di posisi tengah kelas.
"Semoga kejadian itu hanya satu kali ini saja." Pintaku kepada mereka.
" Bu, saya lupa bawa pena. Mau beli pena." Acung telunjuk Zian sambil berujar. Aku hanya mengangguk pasrah. 'Kebetulan,' bisik hatiku.
"Eh, kok Ananda semua santai terhadap Zian ketika ibu tanya tadi?" Tanyaku menyelidik setelah Zian keluar. Berharap mereka tak faham. "Maksud Ananda Zian kesayangan guru BK apa?" Tanyaku sambil mempermainkan alisku.Â
"Vape elektrik itu sering dipakai Zian dan Afan di kelas, Bu. Saat jam kosong!" Seru seorang anak.
"Hahhh..." cuma itu yang keluar dari mulutku karena Zian masuk dengan memperagakan pena baru di tangannya.Â
Sambil menggaruk kepala yang mendadak gatal aku berujar datar, "Sekarang kita masuk pembelajaran Teks Tanggapan kritis. Sebagaimana Ibu ingatkan pada hari Senin kemarin, kita hari ini akan menulis Teks Tanggapan Kritis. Masih ingat materi yang kita catat dan bahas Senin lalu bukan?"
"Tolong Ananda keluarkan kertas satu lembar. Kertas ini akan kita gunakan sebagai sarana mendiskusikan hal berikut.Â
1. Apakah yang dimaksud Fakta dan aktual?