Kita tak bisa menebak pikiran orang 'ada apa' hanya dengan melihat fisiknya yang berekspresi jutek. Bisa jadi ia baru saja ketemu bos dan disuruh beli sarapan. Ia merasa kesal oleh tugas itu.
Biarkan saja ia jutek. Nanti pasti ia datang untuk bercerita mengapa hari ini ia beda. Demikian juga ketika kita dihadapkan kepada pilihat pahit, kita harus ikhlas. Karena Allah tak akan memberi kita kepahitan/cobaan jika tak sesuai kemampuan kita.
Hidup Adalah Masalah
Berani hidup berarti kita berani menerima masalah. Masalah harus kita sikapi positif. Masalah adalah pembanding manis hidup. Pahit adalah masalah. Manis bunga atau tujuan hidup. Kita takkan tahu arti manisnya gula jika kita tak pernah mencicipi rasa pahit. Begitupun pahit tak kita rasakan bila kita hanya mencicipi gula.
Manusia diiringi penciptaannya dengan akal pikiran dan perasaan. Akal sering tak sejalan dengan perasaan. Akal pikiran kita cenderung menggunakan mata dan telinga. Tetapi hati atau perasaan kita sudah dipertaruhkan dengan hasrat dan nafsu.
Ketika mata kita melihat si gadis A cantik, mulus, dan glowing. Hasrat di hati ingin memiliki. Namun, kriteria si gadis bukan Anda. Terjadilah penolakan. Cinta ditolak. Anda merasakan manis ketika jatuh cinta dan merasa getir dan pahit ketika ditolak. Ini menjadi masalah untuk Anda.
Jika Anda ikhlas, berpikiran positif, dan menilai ini bukan masalah ketika itulah Anda merasakan manisnya sebuah masalah. Akhirnya Anda percaya takdir. Bahwa jodoh, maut, dan rezki ada di tangan Allah. (Biar kuat baca artikel Takdir).
Itu barulah sekelumit masalah. Makin tinggi jabatan Anda maka masalah yang harus kita pecahkan dan selesaikan semakin banyak. Makin tinggi sebuah pohon semakin kencang angin yang harus ia hadang. Jika tak kuat, dahannya patah.
Hidup Sarana Berpetualang maka Nikmatilah
Kita dilahirkan ke dunia atas kasih sayang ayah bunda kita. Namun, Allah belum mengabulkan jkeinginan ayah bunda ika kita belum dianggap tangguh. Kita pun akan di tes oleh Allah.
Ketika kita hadir di rahim bunda Allah menguji ketangguhan kita dengan beriman kepada-Nya, kepada rasul-Nya, Kitab-Nya, dan dengan ayah bunda begini dan begitu. Jodoh  begini dan begitu. Rezki dengan kondisi begini dan begitu. Maut dengan keadaan begini dan begitu. Kita diberi Allah pilihan, lanjut atau menyerah.