Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tips Menjalani Hidup di Tengah Praktik Sourcing dan Penghapusan Honorer

1 Juli 2022   10:59 Diperbarui: 1 Juli 2022   11:15 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto eksbis.sindonews.com

Assalam. Salam sehat selalu

Sehubungan sudah diterimanya SK PPPK, maka bapak/ibu diharapkan menunggu peraturan terkait tentang pembayaran gaji PPPK dari Kanwil. Anggaran belanja pegawai untuk PPPK belum kami alokasikan pada DIPA masing-masing satker.

Jadi, bapak/ibu belum dapat membayarkan gaji mereka. Pembayaran Gaji dan tunjangan PPPK dilaksanakan setelah ada alokasi anggaran pada DIPA satker masing-masing yang mendapat pegawai PPPK tersebut.

Mohon kerjasama Bapak/Ibu untuk menyampaikan hal ini kepada Pegawai PPPK yang ada di satker bapak/ibu pimpin. Terimakasih. Wassalam.

Itulah salah satu bunyi pesan di group whatsup salah satu sekolah tempat guru PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) atau dikenal juga oleh masyarakat sebagai Pegawai Honorer mengajar.

Pegawai Honorer adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan. Wikepedia. Sekarang disebut P3K atau PPPK. Mereka ada di semua instansi baik kesehatan dan kedinasan lainnya.

Meskipun mereka telah diangkat dan SK mereka sudah di tangan tapi mereka belum bisa menerima gaji di per 1 Juli 2022 ini. Sistem atau SOP (Standard Operating Procedur) penggajian mereka belum selesai dikerjakan pada anggaran negara bernama DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) keuangan negara.

Begitupun kita di dunia tulis menulis, meskipun kita sudah menyelesaikan tulisan  sebanyak 50 konten, viewer 3000 lebih, komentar 100 lebih, dan tervalidasi tapi jika syarat viewer 25000-an sepanjang masa  belum tercapai maka kita pun belum bisa dapat gaji atau upah menulis. Sistem belum bisa membuka kran uang karena satu syarat belum terpenuhi.

Inilah contoh beratnya hidup dari zaman ke zaman. Beratnya tantangan masa depan kita ke depan di era sourcing dan penghapusan honorer. Kadang tantangan ini membuat kita menjadi malas, terpuruk, bahkan frustasi. Hingga banyak yang mengundurkan diri. Padahal mundur bukanlah pilihan tepat di tengah desakan pangan, papan, dan sandang.

Tangguh. Kata-kata ini harus kita sandang mengharungi masa depan. Berani maju dan lihatlah peluang kiri kanan perlu kita skapi hari ini. Kalah bukan jalan keluar. Tapi majulah dengan melihat dan memanfaatkan peluang di sekitar kita. Jauhkan malas, sakit hati, apalagi frustasi. Bangunlah motivasi pada diri sendiri karena hanya diri kita yang punya akses untuk ini.

Menajemen diri dan motivasi sangat kita butuhkan untuk memagari fisik dan mental kita. Ketika kita dihadapkan pada dua kondisi di atas kita tangguh dan siap. Apa Tips Menjalani Hidup di Tengah Praktik Sourcing dan Penghapusan Honorer ini?

Pasang Niat Bekerja karena Allah

Niat awal yang bekerja kerena uang segera revisi. Berniatlah karena Allah. Niat ini dapat memagari diri menuju tangguh. Niat akan memunculkan rasa lapang. Rasa lapang akan menimbulkan rasa ikhlas. Rasa ikhlas akan membuat tubuh kita ringan dan mental kita legowo. Menerima semua keputusan bersifat penangguhan. (Baca artikel Ikhlas)

Penangguhan artinya seperti bertani. Ketika pak tani menanam sebatang terong, batang terong butuh waktu untuk tumbuh. Ketika batang terong butuh waktu untuk tumbuh inilah kita bekerja dan mengabdi.

Pak tani harus memiliki ilmu bertani terong. Ia pun harus memperaktekkan ilmunya. Kapan tanaman disiram; kapan diberi pupuk; kapan mengurangi jumlah daun; dan bagaimana cara mengurangi daun?

Panen pertama usaha budidaya terong biasanya dilakukan setelah 70-80 hari sejak bibit ditanam. Berarti hampir 3 bulan pak tani belum menerima hasil. Selanjutnya, panen dilakukan setiap 3-7 hari sekali.

Waktu perawatan hingga bisa panen, jual, dan dapat hasil menjual itulah yang kita sebut masa penangguhan. Masa belum menerima upah selama hampir 3 bulan. Demikian juga kita dalam dua kasus belum bergaji di atas kita masih dalam penangguhan. Jadi ikhlas dan sabar.

Persiapkan Dana Darurat

Dana merupakan dana hidup kita sebelum dapat upah, honor, atau gajian. Dana darurat tidak harus berupa uang. Tapi bisa berupa pekerjaan sambilan. Inilah yang disebut peluang. Jeli melihat peluang untuk menambah income keluarga. Misalnya kita guru PPPK, kita bisa bikin gorengan atau kue yang bisa kita titip di kantin sekolah.

Karena kita butuh dana cepat maka kantin sekolah merupakan pilihan tempat perputaran uang yang cepat. Taruh pagi, sore kita bisa membawa uang hasil penjualan pulang.

Pilihlah jenis makanan yang paling digemari anak-anak. Biasanya anak sekolah memiliki energi tinggi. Mereka senang tantangan. Misalnya rasa pedas.

Kita bisa membuat pilihan tahu krispi hot atau ayam mini krispi hot. Tahu selalu ada di pasar dan ayam juga. Cabai pun selalu tersedia. Meski harga tahu krispi hot naik karena cabai dan minyak goreng naik, kudapan ini tetap diburu siswa karena gurih dan nikmat. (Baca Menyiasati Ayam Krispi yang Krenyezz) Di artikel ini akan kita temukan cara bikin kudapan tahu krispi hot. Cara dan pengolahan sama persis bikin ayam krispi.

sumber foto youtobe.com/Devina Hermawan
sumber foto youtobe.com/Devina Hermawan

Jujurlah dalam Melunasi Hutang

Ketika kita dalam situasi dua kasus di atas, PPPK dan menulis, kadang kita butuh modal. Kita pun meminjam kepada rekan kerja , di koperasi, atau kepada saudara. Usahakanlah modal pinjaman jangan sampai terpakai. Putar terus modal itu hingga kita bisa berbagi untung dengan tempat kita meminjam modal. Ketika gaji atau upah kita sudah menerima segeralah bayar hutang kita.

Jika kita jujur maka rekan dan saudara senantiasa bersedia kita pinjami. Sekali tidak tepat waktu maka seumur hidup mereka akan mengingatnya. Maka buatlah catatan hutang dan tanggal kita akan mengembalikannya. Teruslah bangun usaha ini agar berikutnya kita bisa menabung bahkan mengembangkan usaha sampingan ini dengan mengikutsertakan tetangga kita untuk membantu.

Kita pun bisa melebarkan penitipan kue bukan hanya di tempat kita bekerja tapi ke tempat lain yang tak jauh dari rumah atau tempat kita bekerja. Banyak rekan senior yang menerapkan menajemen ini hingga bisa hidup setara ASN meski hanya guru honorer. Mereka tak bisa mengandalkan gaji honorer dan gaji suami yang honorer pula. Mereka pun tak memiliki warisan tanah untuk dikelola. Berkat yakin sambil menunggu pengangkatan ASN mereka melakoni peluang ini.

Memiliki Mindset Postif

Mindset lebih dari pola pikir. Mindset lebih mengakar di dasar alam bawah sadar kita. Ketika kita bermindset positif maka akan melahirkan pikiran positif.

Pikiran positif menjauhkan kita dari berburuk sangka. Kita akan menilai apa yang kita terima sebagai sesuatu yang terbaik, sesuai kebutuhan, dan suatu saat akan kita capai. Hanya menunggu masalah waktu.

Ketika kita berpikiran positif maka pola pikir kita membuat tubuh kita berenergi positif. Positif menatap apa saja. Positif melihat dunia dan perilaku orang di sekitar kita.

Misalnya ketika teman kita si A, kita jumpai di gerbang kantor. Wajahnya kusut, cenderung cemberut, atau sinis. Kita cukup angkat bahu dan tersenyum. Wah lagi ada masalah ya. Katakan dalam hati. Bukan memvonisnya marah kepada kita lalu mengajaknya adu mulut.

Kita tak bisa menebak pikiran orang 'ada apa' hanya dengan melihat fisiknya yang berekspresi jutek. Bisa jadi ia baru saja ketemu bos dan disuruh beli sarapan. Ia merasa kesal oleh tugas itu.

Biarkan saja ia jutek. Nanti pasti ia datang untuk bercerita mengapa hari ini ia beda. Demikian juga ketika kita dihadapkan kepada pilihat pahit, kita harus ikhlas. Karena Allah tak akan memberi kita kepahitan/cobaan jika tak sesuai kemampuan kita.

Hidup Adalah Masalah

Berani hidup berarti kita berani menerima masalah. Masalah harus kita sikapi positif. Masalah adalah pembanding manis hidup. Pahit adalah masalah. Manis bunga atau tujuan hidup. Kita takkan tahu arti manisnya gula jika kita tak pernah mencicipi rasa pahit. Begitupun pahit tak kita rasakan bila kita hanya mencicipi gula.

Manusia diiringi penciptaannya dengan akal pikiran dan perasaan. Akal sering tak sejalan dengan perasaan. Akal pikiran kita cenderung menggunakan mata dan telinga. Tetapi hati atau perasaan kita sudah dipertaruhkan dengan hasrat dan nafsu.

Ketika mata kita melihat si gadis A cantik, mulus, dan glowing. Hasrat di hati ingin memiliki. Namun, kriteria si gadis bukan Anda. Terjadilah penolakan. Cinta ditolak. Anda merasakan manis ketika jatuh cinta dan merasa getir dan pahit ketika ditolak. Ini menjadi masalah untuk Anda.

Jika Anda ikhlas, berpikiran positif, dan menilai ini bukan masalah ketika itulah Anda merasakan manisnya sebuah masalah. Akhirnya Anda percaya takdir. Bahwa jodoh, maut, dan rezki ada di tangan Allah. (Biar kuat baca artikel Takdir).

Itu barulah sekelumit masalah. Makin tinggi jabatan Anda maka masalah yang harus kita pecahkan dan selesaikan semakin banyak. Makin tinggi sebuah pohon semakin kencang angin yang harus ia hadang. Jika tak kuat, dahannya patah.

Hidup Sarana Berpetualang maka Nikmatilah

Kita dilahirkan ke dunia atas kasih sayang ayah bunda kita. Namun, Allah belum mengabulkan jkeinginan ayah bunda ika kita belum dianggap tangguh. Kita pun akan di tes oleh Allah.

Ketika kita hadir di rahim bunda Allah menguji ketangguhan kita dengan beriman kepada-Nya, kepada rasul-Nya, Kitab-Nya, dan dengan ayah bunda begini dan begitu. Jodoh  begini dan begitu. Rezki dengan kondisi begini dan begitu. Maut dengan keadaan begini dan begitu. Kita diberi Allah pilihan, lanjut atau menyerah.

Ketika si calon bayi menyanggupi lanjut maka Allah pun meniupkan ruh ke janin itu. Maka janin tumbuh sesuai perjanjian dengan Allah dan lahirlah ke bumi. (Perjanjian Manusia dengan Allah Sebelum Lahir ke Dunia, oleh Miftahus Syifa Bahrul Ulumiyah, dalam tafsiralquran.id)

Ketika kita lahir ayah bunda mengajari kita berbicara, makan, minum, beribadah, dan berjalan. Di setiap aktivitas itu kita meniru dan mencoba. Akhirnya kita sekolah dan dewasa. Amanah melanjutkan hidup kita berada di pundak kita sendiri.

Saat masa ini tiba kita pun mulai bertualang dengan fisik dan mental kita. Bertualang mencari pekerjaan untuk mendapat upah. Bertualang menaklukkan atasan dengan kinerja yang baik dan profesional. Bertualang menabung untuk membuat rumah.

Hingga kita pun mengulangi gaya hidup ayah bunda kita.   Berumah tangga, beranak, dan bercucu. Inilah kodrat kita sebagai manusia dalam rangka bertahan hidup. Kita bertualang dalam bekerja dan beribadah. Jadi jika kita menyadari semua itu maka hidup akan terasa manis. Tidak stres apalagi frustasi

Merasa Cukup

Merasa cukup akan meredam emosi, hasrat, dan nafsu ingin menguasai.  Perasaan ini akan mengantarkan kita kepada hidup sederhana, hidup bahagia, hidup yang bersyukur, dan hidup jujur.

Padakan atau cukupkan saja apa yang ada pada kita. Sikap ini akan menghadirkan ketenangan jiwa. Pikiran kita pun akan terbuka. Sudut pandang kita dalam menyikapi masalah pun akan objektif. Kita akan memandangnya dari segala sisi. Untung dan ruginya. Sikap ini membuat kita menjadi bijaksana.

Percaya Diri

Percaya dirilah dalam berbusana; percaya diri dalam bekerja. Pilih teman yang mendukung prinsip hidup sama dengan kita. Jangan pula terlalu menjaga jarak dengan teman yang berbeda prinsip dengan kita. Dalam hidup kita kadang perlu berperilaku seperti bunglon tapi jangan sampai membuat kita dinilai jelek atau negatif.

sumber foto koran.id
sumber foto koran.id

Masalah busana bukan perkara ringan. Wanita bisa menghabiskan uang berjuta bahkan berpuluh juta jika memperturutkan nafsu shopingnya. Berapa banyak generasi kita yang merusak diri menjadi sugar dady atau simpanan om-om demi bisa berbusana hypebeast atau brand ternama.

Ayah saya ketika saya meminta sepatu dengan harga di luar jangkauan beliau sebagai petani mengatakan bahwa besok di sekolah takkan ada gurumu yang menanyakan berapa harga sepatumu. Ternyata benar 6 tahun kita di SD, 3 tahun SMP, 3 tahun SMA, dan 3,5 tahun kuliah di kelas belum ada yang bertanya. Berapa harga sepatu dan busana yang kita pakai. 

Memang disayangkan keputusan pemerintah yang meniadakan baju dinas. Dengan seragam ini tentu kesenjangan sosial akan terurai. Dengan adanya anjuran penggunaan baju batik dan kedaerahan membuat kita tertantang untuk memiliki baju gonta-ganti. Hidup di zaman sulit ini, itu bukan pilihan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun