Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bonus Demografi, Antara Peluang dan Tantangan di Tengah Agenda Outsourcing dan Menyempitnya Lahan Pertanian

26 Juni 2022   21:18 Diperbarui: 30 Juni 2022   09:23 898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak-anak muda inilah yang akan memajukan bangsa kita saat bersaing dengan negara kuat atau asing. Inilah generasi emas yang kita gadang-gadang penerus bangsa dan mampu meningkatkan kesetaraan ekonomi dengan negara luar.

Pemerintah harus serius menyikapi masalah bonus demografi. Ketersediaan lapangan pekerjaan bisa menjadi pemicu kurang harmonisnya hubungan antar penduduk ini atau penduduk ini dengan  pemerintah. Demikian juga sumber daya manusia mereka menjadi perhatian penting. 

Sekaitan dengan peningkatan SDM penduduk produktif kita, tercatat, angka kasus mahasiswa drop out atau putus kuliah di Indonesia mencapai 7 persen pada tahun 2019. 

Data tersebut juga menyebutkan total keseluruhan 7 persen dalam angka yakni sebanyak 602.208 mahasiswa dari total 8.483.213 mahasiswa terdaftar. Mahasiswa drop out berdasarkan prodi di semua jenjang:

  • Manajemen Retail 14,26
  • Komputer Multimedia 4,59
  • Teknologi Kimia Industri Kab. Nagekeo 3,5
  • Pendidikan Guru SD 3,02
  • Ilmu Pendidikan Teologi 2,04 (Sumber  Solopos.com-Kemendikbudristek)

Saya masih ingat teman-teman bermain seusia saya di kampung. Dua kelas kami di SD, tiap kelas 30 orang lebih sekelas. Ada 33 orang dan 35 orang. Berarti jumlah kami 60 orang lebih. 

Dari 60 orang lebih ini, hanya berdua kami sarjana. Selebihnya hanya tamat SD dan sebagian kecil tamat SMP. Usia SMP dan SMA mereka umumnya sudah menikah, bahkan mereka sudah bercucu saat ini.

Rasionya jika mereka masing-masing memiliki anak 3 orang per keluarga 60 x 3 anak saja = 180

Sebanyak 180 anak ber-SDM rendah mereka sumbangkan ke negara jika masing-masing teman seangkatan beranak 3 orang. 

Nyatanya mereka ada yang memiliki anak 3, 4, 5, bahkan lebih. Tambah lagi dengan mereka sendiri menjadi 180 anak + 60 teman saya + 60 suami atau istri mereka. 

Begitulah perkiraan rasio SDM rendah negara kita dalam satu periode kelahiran tahun 1975 orang tua dan berkisar tahun 1990-2002 anak-anak mereka dari satu kampung.

Inilah contoh generasi emas yang kita gadang-gadang bisa menaikkan taraf kemajuan Indonesia di tahun emas 2030-2045. Lalu apa strategi yang bisa kita lakukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun