Mohon tunggu...
Rezy
Rezy Mohon Tunggu... Konsultan - Pemerhati , Eunthusiast

Sharing slice of life . Good Listening ..

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Kisah Nyata, Begini Modus Penipuan lewat Aplikasi Kencan Online

27 Januari 2021   20:00 Diperbarui: 28 Januari 2021   12:40 16951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya akupun mengiyakan saja, dan dia mulai minta kirim foto. Ya aku mengirimkan foto andalanku. Haha. Dia mengomentari, "You are so beautiful". Sangat klasik.

Akupun minta dia mengirim fotonya. Aku mulai memperhatikan foto tersebut dan membandingkannya dengan foto-foto profil yang dia gunakan di aplikasi dating. 

Sejak awal aku sudah wanti-wanti, dia real or fake. Aku mengatakan aku menginginkan foto terbaru, tapi dia tak kunjung mengirimkannya dengan alasan dia worried karena tidak punya good face. Di situ aku sudah mulai curiga, tapi ya sudah lah... 

Setelah perbincangan kami selama berhari-hari kurang lebih hampir 1 bulan, aku cukup merasa nyaman. Ya namanya cewek kan, kalau lawan bicaranya asik diajak ngobrol pasti merasa nyaman. Memang seperti itulah cara mereka, sangat bersabar menghadapi korban. Bahkan ada yang sabar sampai bisa 1 tahun baru ditipu.

Di situlah dia mulai mengatakan cinta dan ingin hidup bersama dan memungkinkan untuk menikah. Aku pikir itu terlalu cepat untuk diucapkan. Tapi dia tetap bersikeras, dia paham dan akan menunggu aku, katanya.

Meluncurlah gombalan maut, kata cinta setiap hari, dan janji-janji manis. Aku iyakan saja karena aku tidak begitu tertarik menjalin hubungan. Aku sangat skeptis tentang suatu hubungan. Dan sangat overthinking.

Lalu aku mulai bertanya soal perasaannya benar atau tidak, dan bagaimana dengan culture, religion, dan family. Dia sangat yakin menjawab, akan mempelajari culture-ku. Untuk religion dia tidak terlalu memusingkan karena dia bukan dari keluarga yang spritual. Percaya Tuhan tapi tidak terlalu spritual.

Aku udah gak yakin, ini bukan tipeku. Aku akhirnya cuma meladeni dia aja, ketika dia bilang "love you" ya kujawab "love you too" karena aku tahu dia ini gak ada seriusnya, makanya kutanggapin dengan tidak serius juga.

Dia mulai ngomong tentang seks, dan mulai membahas hal intim dan dewasa. Dia mulai menyuruhku mengirimkan foto naked, oh no.. Itu tidak akan terjadi, aku bukan orang bodoh, pikirku. Hati-hati untuk yang ini, bisa jadi nanti kalau kalian benar-benar mengirimkannya itu akan jadi bahan ancaman dia nanti seandainya kalian menolak permintaannya.

Akhirnya sampai pada suatu saat dia bercerita tentang pekerjaannya dan meminta doa kalau dia akan interview untuk memenangkan sebuah project. Aku cuma mengatakan "good luck".

Beberapa jam kemudian dia bilang interview-nya sukses dan dia sangat senang. Ternyata semua scammer menggunakan modus ini, berpura-pura jadi orang sukses dan menang project/tender. Biar dia seolah-seolah mempunyai banyak uang dan kita suka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun