Namun semikian, postmilenialisme berbeda dengan amilenialisme dalam banyak hal, sebagaimana akan kita lihat berikut ini. Loraine Boettner menyatakan bahwa:
        Kami mendefenisikan postmilenialisme sebagai pandangan tentang hal-hal akhir zaman, yang mempercayai bahwa kerajaan Allah sekarang ini sedang terus di perluas melalui pemberitaan Injil dan pekerjaan Roh Kudus di dalam hati orang-orang, sehingga seluruh dunia pada akhirnya akan dikristenkan, dan setelah itu Kristus akan kembali di penutupan masa penuh kebenaran dan damai yang panjang, yang disebut sebagai "milenium". Patut ditambahkan bahwa menurut prinsip-prinsip postmilenialisme kedatangan Kristus kembali akan segera diikuti dengan kebangkitan dan penghakiman atas seluruh umat manusia, serta penyataan sorga dan neraka secara penuh.[13]
Menurut postmilenialisme, dunia sekarang ini secara bertahap sedang dalam proses untuk masuk ke dalam zaman milenium, yaitu berdasarkan semakin banyaknya orang-orang dalam dunia ini yang bertobat melalui pemberitaan Injil. Pertumbuhan jumlah orang Kristen ini akan mencakup baik orang-orang Yahudi maupun non-Yahudi, mesksipun mereka tidak mengajarkan bahwa hal ini akan mencakup penegakan kerajaan bangsa Yahudi secara lahiriah atau politis.
Loraine Boettner dan J. Marcellus Kik berpendapat bahwa masa kesusahan, sebagaimana sebutkan dalam Matius 24 dan murtad yang tertulis dalam 2 Tesalonika 2, sudah berlalu. Namun demikian, berdasarkan Wahyu 20:7-10, yang melukiskan tentang dilepaskannya iblis diakhir milenium, Boettner percaya bahwa akan ada "manifestasi kuasa kegelapan secara terbatas" sebelum Kristus kembali. Tetapi ia melanjutkan, dilepaskannya iblis dan perlawanan terhadap gereja yang akan timbul sebagai akibatnya, dan akan terjadi dalam sebuah masa yang singkat dan samasekali tidak akan memberikan dampak apa-apa bagi Gereja. Bagi para postmilenialisme, fakta bahwa kejahatan itu akan muncul kembali dalam waktu yang singkat sebelum kedatangan Kristus kembali, sama sekali tidak meniadakan pengharapan terhadap zaman keemasan milenium dimasa yang akan datang.
Beberapa keberatan yang dapat diajukan terhadap posisi postmilenialisme yakni: nubuat-nubuat PL yang ditafsirakan oleh para postmilenialisme sebagai petunjuk adanya zaman keemasan dimasa yang akan datang, merupakan gambaran bagi kondisi akhir orang-orang tebusan Kristus. Norman Shepherd menyatakan bahwa ayat-ayat tersebut tidak dapat dimengerti sebagai masa sesudah kedatangan Kristus kembali. Jika mengingat tantang sebuah fakta yang penting bahwa di dalam kondisi akhir nanti akan akan ada langit dan bumi baru, maka nubuatan-nubuatan dalam Perjanjian Lama tersebut sangat mungkin menunjuk kepada kemuliaan, dalam arti sepenuhnya, dari kehidupan dalam bumi baru tersebut.
Penafsiran postmilenialisme tentang masa sengsara dalam Matius 24 dan murtad dalam 2 Tesalonika 2 tidak dapat dibenarkan. Sebagaimana telah kita lihat sebelumnya, khotbah akhir zaman dalam Matius 24 berbicara tentang peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan keruntuhan Yerusalem maupun akhir zaman. Meskipun dalam percakapan ini Yesus memberikan indikasi tentang penganiayaan yang akan dihadapi oleh umat-Nya disepanjang masa antara kedatangan-Nya yang pertama dan kedatangan-Nya kembali, namun Ia juga menubuatkan tentang satu masa kesusahan yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak pertama kali dunia diciptkan dan tidak akan pernah ada lagi (ay. 21). Sedangkan tentang murtad dalam 2 Tesalonika 2, Paulus secara khusus menuliskan: "sebab sebelum hari itu (hari Tuhan atau hari kedatangan-Nya kembali) haruslah datang dahulu murtad.
Wahyu 20:1-6 tidak mendukung posisi postmilenialisme. Perikop ini melukiskan tentang pemerintahan oleh jiwa-jiwa orang percaya bersama dengan Kristus di sorga pada masa sekarang ini dan samasekali tidak menggambarkan zaman keemasan di bumi pada masa yang akan datang. Warfield dan Beottner menerima pemahaman amilenialisme tentang perikop ini, dan setuju bahwa perikop tersebut memang menggambarkan diikatnya iblis pada masa sekarang ini dan pemerintahan oleh jiwa-jiwa orang percaya yang telah meninggal dan sekarang ini telah bersama-sama dengan Kristus di sorga juga pada masa sekarang ini. Perlu diingat bahwa satu-satunya bagian dalam Alkitab yang menyebutkan tentang milenium adalah Wahyu 20.
Pengharapan postmilenialisme bagi adanya zaman keemasan yang akan terjadi sebelum Kristus kembali, tidak sejalan dengan perseteruan yang terus berlangsung di dalam sejarah antara kerajaan Allah dan kuasa jahat. Sejak Kejadian 3:15, Allah telah menyatakan akan adanya ketegangan yang akan terus berlangsung di dalam sejarah, yaitu: permusuhan antara keturunan wanita dan si ular. Permusuhan ini akan terus berlanjut hingga penutupan sejarah, perhatikan gambaran yang dipakai dalam Kitab Wahyu tentang perseturuan tersebut: perang Hargamedon (16:13-16) dan perang Gog dan Mago (20:7-9).
- Premilenialisme HistorisÂ
Menurut premilenialis, sejumlah peristiwa akan mendahului kedatangan Kristus yakni: penginjilan kepada bangsa-bangsa, masa kesusahan, murtad/pemberontakan yang hebat, dan munculnya satu pribadi anti-Kristus. Gereja harus melewati seluruh kesusahan akhir ini. Kedatangan Kristus kembali tidak akan terjadi dalam dua tahap, melainkan hanya satu peristiwa saja. Ketika Kristus datang kembali, orang-orang percaya yang telah mati akan dibangkitkan, orang-orang percaya yang masih hidup akan diubahkan dan dimuliakan. Setelah itu kedua kelompok orang-orang percaya ini akan diangkat bersama-sama bersama dengan Tuhan di awan-awan.
George Eldon Ladd mengakui bahwa satu-satunya bagian dimana Alkitab berbicara tentang kerajaan milenium di bumi tersebut adalah Why. 20:1-6. Ia melihat bahwa kedatangan Kristus kembali dinyatakan dalam Wahyu 19, sehingga bagi Ladd, Wahyu 20 adalah gambaran bagi peristiwa-peristiwa yang akan mengikuti kedatangan Kristus kembali. Tiga ayat pertama dari Wahyu 20, Ladd percaya, menggambarkan diikatnya iblis selama masa milenium yang terjadi sesudah Kristus datang kembali. Ladd juga mendapati dukungan bagi ajarannya di dalam 1 Korintus 15:22-26, meskipun ia mengakui bahwa perikop ini tidak memberikan bukti yang meyakinkan bagi milenium di bumi.
- Premilenialisme Dispensasi
Perlu dinyatakan terlebih dahulu bahwa premilenialisme dispensasi adalah ajaran yang baru muncul belum lama. Namun sistem teologi yang dikenal sebagai dispensasionalisme yaitu ajaran yang secara tegas membedakan antara Israel dan gereja sebagai dua umat Allah yang berbeda, baru muncul pada abad sembilan belas melalui Jhon Nelson Darby (1800-1882). Premilenialisme dispensasi memiliki kesamaan dengan premilenialisme historis dalam paham bahwa Kristus akan memerintah di bumi selama seribu tahun sesudah Ia datang kembali. Namun selebihnya, kedua pandangan ini mengemukakan ajaran yang sangat berbeda.