Mohon tunggu...
Reza Irfandi 28
Reza Irfandi 28 Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Anak Melankolis yang diam-diam suka Sanguinis.

GOD'S NOT DEAD

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Mengerti Kenapa Senja Selalu Berpamitan dengan Indah

6 Maret 2024   00:53 Diperbarui: 6 Maret 2024   00:55 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Beberapa kemudian, disaat pelangi menghampiri, tiba-tiba senjapun datang kembali, dengan sedikit berbeda dengan sebelumnya, yakni dengan warna jingganya yang begitu pekat membara. Oh Tuhan, aku ga tau harus ngomong apa lagi, hanya tetesan kata yang  bisa diucapkan. Terimakasih. Aku tidak fokus lagi dengan alat pancingku, sekarang aku fokus padamu, Senja. Seolah aku jatuh cinta pandangan pertama terhadapmu. Jinggamu terpancar sangar ditambah awan awan dan burung-burung serasi merdampingan bersama jingga.

Aku bersiniatif sambil mendengar lagu Sorai dari Nadin Amizah. Aku merenungi kata demi kata, langit dan laut saling membantu, Mencipta awan hujan pun turun, ketika dunia saling membantu, lihat cinta mana yang tak jadi satu. Kau memang memang manusia sedikit kata, bolehkah aku yang berbicara. Lagu ini yang menjadi lagu favoritku, mengenal cinta yang tidak jadi satu, saat itu akan ada yang menghiburku, yakni senja.

Awan dan alam saling bersentuh

Mencipta hangat kau pun tersenyum

Ketika itu kulihat syahdu

Lihat hati mana yang tak akan jatuh..

Damnnn sungguh indah sepasang lirik ini yang telah datang kedunia untuk menghantarkan semangat, sepertimu Jingga, membara.

Waktu menunjukkan jam 18.00, disitu senja dan jinggamu bersatu menjadi bulat,. Ketika matahari terbenam diufuk barat. Aku menunggu senja tersebut sampai terbenam, aku tidak memancing lagi, bahkan tidak tertarik lagi, dasar aku.,, Memang aku tidak tertarik lagi karena hasil pancingan kami udah banyak, jadi aku tidak melakukan hal itu lagi.

Senja dan jingga nya sampai sore menjelang malam belom habis, memiliki sedikit warna-warna jingga yang begitu senyap, ditambah bumi akan mengganti hari dari sore ke malam.

Alunan-alunan senja kini mulai meredup dengan berpamitan dengan indah, ini alasanku menyukai 3 hal dalam dunia ini, Kopi, Hujan dan Senja. Ketiga itu yang bisa membuatku tersenyum, disaat sedih, aku memilih dia, iya, ketiga itu adalah dia.

Jam 20.00 kami masih di tengah laut, yah, sama seperti sebelumnya, dengan ombak deras, kami terpaksa memutuskan untuk pergi ke pulau bangka. Disana ada sebuah dermaga kecil, cukup jauh dari kami saat ini. Malam semakin malam, dan cuaca semakin dingin, suhu nya 18C, lumayan terasa dingin sampai-sampai jaket double pun tidak ada terasa hangat-hangatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun