Belom beberapa menit, teman kami udah ada yang mabuk laut, hahahah. Padahal teman kami yang satu ini udah sering mancing kelaut tapi tetap aja mabuk laut, sungguh diluar nalar...
Setelah dia meminum obat dan mencoba untuk istirahat sejenak., ditambah ombak pada saat itu lagi pasang-pasangnya,,, seakan-akan kami menari dikapal tersebut, karena sangking besar goncangan ombak tersebut. Nah pada saat itu kami udah berada di tengah laut nan indah, dan memulai strike kami pertama..
Damn!!! Laut nan indah yang diberikan oleh Sang pemberi dunia ini, memang Tuhan selalu memberi kita bahagia yang melimpah, yah dengan laut tersebut aku sedikit lega karena memikirkan hal tadi..
"Loh, loh, loh,.. ini kok getarannya kuat sekali?(ujarku seketika bahagia)"
"Tarik aja za, pasti itu strike pertamamu(suara itu tiba-tiba muncul)"
Damn!! Benar saja, strike pertamaku dengan ikan kakap merah dengan sedikit tarikan-tarikan yang cukup menantang.. yah, inilah yang aku mau, dengan diskusi alam di tengah laut
Aku menyukai sajak, puisi syair bahkan saat ini bisa dikatakan anak indie, meskipun jurusanku tidak disitu, tapi tetap saja aku menyukai dengan kata demi kata, racikan demi racikan dan rasa dan karsa. Sedikit tipe melankolis yang saat ini dikatakan baperan, bukan karena apa,tapi aku hanya tersentuh yang apa saja yang orang katakan, entah kenapa aku bisa menyukai dan berpikiran tentang hal itu itu bisa terbentuk dengan alam.
Saat ini aku juga menyukai Kopi, Hujan dan Senja, yahh, ketiganya sangat sering menemaniku dikala aku sedang butuh inspirasi, aku tidak sekedar suka melainkan sudah jatuh cinta, bukan sekedar rasa dan suasanya namun makna dan filosofinya yang terbentuk dalam tiga tersebut,hal ini hanya sebagian orang yang mungkin bisa menyadarinya. Karena aku hidup dengan kata. Setiap detik setiap saat, aku memakai kata, entah untuk merasa, untuk berpikir, atau untuk berjumpa. Hidup manusia adalah kumpulan kata.
Teruntuk kopi Â
Terimakasih engkau hadir disaat kita membutuhkan asupan nalar dan pikiran yang bercampur aduk dalam suasana dingin. Tanpamu kami mungkin memiliki pikiran yang buntu untu dicerna, hidup dengan sedikit kata dan canggung dalam perbuatan. Jadilah kopi hitam dalam cangkir putih,
Tentang hujan