Sektor bangunan menjadi penting diperhatikan karena pemanfaatan EBT bisa dilakukan di gedung-gedung bahkan rumah-rumah. Kompor listrik dapat memanfaatkan energi listrik dari sumber yang berbasis EBT, begitupula dengan pendingin.Â
Konsep konstruksi bangunan yang ramah lingkungan juga membantu pengurangan potensi perubahan iklim di daerahnya, dalam hal ini Indonesia. Konstruksi yang minimalis dan aerodinamis dapat mengurangi kebutuhan pendingin ruangan yang jelas menyebabkan efek gas rumah kaca dan semakin meningkatkan potensi perubahan iklim.Â
Hal lain yang dapat diperhatikan pula adalah konsep bangunan seperti itu akan meningkatkan kesadaran masyarakat yang melihatnya untuk semakin memahami dan mengingat ulang bahwa perubahan iklim itu nyata dan semakin mendekat menuju kehidupan manusia ke depannya.
Didukung dengan keberadaan sumber energi yang berbasis EBT, ternyata dapat diperlihatkan bahwa semakin majunya sektor transportasi, industri, dan bangunan akan menghasilkan kesadaran yang lebih pada lingkup masyarakat di dalamnya.Â
Hal ini dikarenakan di daerah yang lebih maju dan modern, informasi semakin cepat untuk didapatkan sehingga cukup mudah untuk melakukan acuan tertentu pada sebuah sistem untuk dilakukan di daerah tersebut. Kemudian, pengalaman daerah tersebut dalam membangun kota serta sarana-prasarananya lebih lama dan berpengalaman, sehingga fase untuk mencapai EBT sangat memungkinkan untuk lebih jauh dibandingkan daerah-daerah lainnya.
Oleh karena itu, persebaran sektor-sektor ini perlu segera dimeratakan agar tujuan untuk memanfaatkan EBT semakin cepat terlaksana menyeluruh di Indonesia. Selain itu, dapat menghasilkan masyarakat yang lebih memahami perubahan iklim. Efek dari pemerataan ini juga mencakup kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara supaya segera mencapai tahap madani.
Berharap Besar pada EBT
Secara empiris sudah terbukti manusia berhasil meningkatkan kemampuan teknologi, informasi, dan komunikasi yang menghasilkan berbagai sistem dalam kehidupan sehari-hari. Sejalan dengan hal tersebut, manusia pada akhirnya mempunyai sikap respek terhadap kemajuan dan modernisasi sistem. Artinya, manusia kemungkinan besar akan meninggalkan sistem yang lebih kuno, sulit digunakan, apalagi normatif fungsinya.
Dalam rangka meningkatkan kepekaan dan kepedulian di era sekarang, perlu ada metode-metode yang menyesuaikan dengan lingkup masyarakat yang menjadi subyek tujuan.Â
Kemungkinan besar, masyarakat Indonesia di daerah terpencil yang telah dikatakan masih menginginkan sumber energi dari bahan bakar fosil lebih mudah untuk diarahkan supata memedulikan perubahan iklim karena di daerah mereka sendiri umumnya kondisi iklim masih baik dan sebagai pihak yang memegang sistem (pemerintah beserta stakeholder-nya) cukup memberikan pencerdasan dan penyuluhan yang lebih sederhana dan masif sehingga mereka semakin peduli dengan perubahan iklim.Â
Misalnya, masyarakat di daerah tersebut diberitahukan dampak dari penggunaan bahan bakar fosil yang berlebihan di kota-kota besar seperti polusi udara, sungai tercemar, dan lingkungan yang tidak mendukung proses kehidupan sehari-hari.