Mohon tunggu...
Reyvan Maulid
Reyvan Maulid Mohon Tunggu... Freelancer - Writing is my passion
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penyuka Seblak dan Baso Aci. Catch me on insta @reyvanmaulid

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Obat Penawar Saat Berduka dengan 5 Stages of Grief

8 Oktober 2021   17:10 Diperbarui: 9 Oktober 2021   15:00 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kehilangan dan kekecewaan | Sumber: Shutterstock via lifestyle.kompas.com

Aku jadi malu bertemu dengan teman-teman yang udah kerja. Aku butuh waktu sendiri, aku merasa malu karena tidak memiliki pencapaian apa-apa dan merasa kalah dibanding lainnya.

Depression membawa kita tenggelam dalam duka yang lebih dalam. Kehilangan motivasi, nafsu makan hingga enggan bersosialisasi dengan orang lain. 

Ada kalanya kita bangun dengan mata sembab karena menangis sepanjang malam. Depression di sini bukanlah gangguan kesehatan mental, asalkan tidak berlangsung terus menerus.

5. Penerimaan (Acceptance)

"Insyaallah ini adalah jalan terbaik yang sudah Allah siapkan untukku"

"Semoga ada rezeki yang berlimpah untuk diriku di luar sana"

"Bismillah, ini adalah pilihan terbaik untuk saya"

Penerimaan ini bukan berarti Anda sudah benar-benar bahagia. Pada tahap ini, kamu akhirnya telah menerima kenyataan yang ada. 

Mungkin kamu masih merasa sedih, namun kamu belajar untuk hidup dengan situasi yang ada. Karena hidup terus berjalan bukan. Kini mencoba keluar dari fase kehilangan. 

Setelah melewati empat tahap kesedihan, perlahan kita mencoba menerima keadaan tanpa melawan kenyataan yang ada. 

Kesedihan akan tetap terasa, namun tidak ada lagi amarah atau menyalahkan diri sendiri atau proses tawar menawar yang keluar. 

Acceptance mengajarkan manusia untuk ikhlas karena hidup itu hakikatnya terus berjalan bukan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun