Mohon tunggu...
Reynis may chin
Reynis may chin Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Terkuak! Begini Cara Menghijaukan Kota Ramah Lingkungan

30 Desember 2023   03:25 Diperbarui: 30 Desember 2023   03:32 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Perlindungan ekosistem memiliki dampak positif yang signifikan bagi manusia. Beberapa manfaatnya termasuk menjaga keseimbangan lingkungan, mempertahankan keanekaragaman hayati, mencegah bencana alam, dan menyediakan sumber daya alam. Selain itu, konservasi alam juga berkontribusi pada produksi sumber makanan dan menjaga kelestarian lingkungan. Dampak positif lainnya meliputi perlindungan sumber genetika, pencegahan kerugian akibat bencana alam, dan memelihara proses ekologi serta keseimbangan ekosistemSelain itu, perlindungan ekosistem juga dapat memberikan dampak positif bagi manusia dalam hal pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas hidup, pelayanan publik, dan peluang kerja. Dengan demikian, upaya perlindungan ekosistem sangat penting untuk memastikan kesejahteraan manusia dan keberlangsungan lingkungan.

Solusi-Solusi Inovatif dalam Mendukung Ramah Lingkungan

Inovasi dalam konteks sektor publik adalah penciptaan dan implementasi proses, produk, layanan dan metode penyampaian baru yang menghasilkan peningkatan signifikan dalam efisiensi, efektivitas atau kualitas hasil. Singkatnya, inovasi adalah penerapan ide-ide baru untuk menghasilkan hasil yang lebih baik. Hal yang penting inovasi adalah sarana untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri. Osborne, dalam Matei dan Bujac memberikan suatu pandangan bahwa kebijakan publik melihat inovasi sebagai solusi untuk masalah besar masyarakat, inovasi adalah suatu keharusan dalam kebijakan publik. Pada masa pemerintahan dengan sumber daya terbatas, inovasi layanan publik telah menjadi sine qua non dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

 Untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, diperlukan transformasi perkotaan yang besar. Pembangunan bangunan ramah lingkungan atau renovasi berkelanjutan terhadap bangunan yang sudah ada dapat membantu mitigasi emisi karbon dengan mengurangi permintaan energi dan meningkatkan efisiensi energi pada bangunan. Selain itu, bangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan juga dapat membuat penghuninya menjadi lebih sehat.

 Menurut penulis, dalam memajukan program ramah lingkungan diperlukan solusi dari pihak-pihak terkait dan diatur dalam payung hukum atau undang-undang. Sosialisasi tersebut harus dapat meyakinkan masyarakat jika program tersebut berjalan bisa menjadi sebuah profit untuk mereka kembali dampaknya. Selain itu, hal yang diperlukan menurut penulis adalah mendirikan sekolah adiwiyata. Sekolah tersebut ditujukan untuk memberi wawasan soal ramah lingkungan dan diakui oleh UNESCO. 

 Dalam menuju ke suatu tujuan hidup, pendidikan sangat diperlukan. Bukan hanya merujuk ke sosialisasi akan tetapi, manusianya harus terlebih dahulu paham syarat formil dalam mendapat materil dari sebuah ilmu. Maka dari itu, dalam mendorong suatu kegiatan secara hirarki diperlukan hal yang mendasar yaitu Sekolah. Sekolah yang dimaksud yakni Adiwiyata.

 Adiwiyata didefinisikan sebagai tempat yang baik dan ideal untuk memperoleh ilmu pengetahuan, norma, dan etika. Istilah ini merujuk kepada visi pembangunan berkelanjutan dan terciptanya kesejahteraan hidup. Program Adiwiyata diaplikasikan ke sekolah-sekolah dengan tujuan mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Program sekolah Adiwiyata pertama kali digulirkan pada tahun 2006. Kemudian, pada tahun 2013, program ini didukung oleh UNESCO dengan mengintegrasikan program Green School Action. Berdasarkan MoU yang ditandatangani UNESCO dan pemerintah Indonesia pada tahun 2014, dibentuklah Adiwiyata Green School Indonesia (AGSI) yang berfokus pada pembangunan manusia di bidang lingkungan hidup (UNESCO, 2018) Program Adiwiyata memiliki empat komponen utama yang berlandaskan pada prinsip partisipatif dan berkelanjutan. Keempat komponen tersebut adalah: (1) kebijakan yang berwawasan lingkungan; (2) pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan; (3) kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, dan (4) pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan.

 Sekolah yang dipilih sebagai sekolah Adiwiyata mendapatkan pembinaan dan penghargaan. Pada ranah pembinaan Adiwiyata, sekolah dikembangkan agar dapat meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia dalam mengelola lingkungan hidup. Dalam jangka panjang, sekolah ini akan menjadi model/percontohan sekolah yang ramah lingkungan. Program pembinaan sekolah disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing daerah. Pembinaan ini dapat berupa pengembangan materi dan metode pembelajaran lingkungan hidup, pengembangan sumber daya, pengembangan kemitraan, dan sebagainya.

Selain pembinaan, sekolah Adiwiyata juga diberikan penghargaan sebagai bentuk apresiasi atas usaha yang telah dilakukan dalam pengelolaan lingkungan. Penghargaan sekolah Adiwiyata terbagi menjadi empat tingkatan, yaitu: (1) Adiwiyata tingkat kabupaten/kota; (2) Adiwiyata tingkat provinsi; (3) Adiwiyata tingkat Nasional dan (4) Adiwiyata mandiri. Saat ini program Adiwiyata terus dikembangkan di berbagai sekolah di Indonesia. Namun, dalam pelaksanaannya terdapat berbagai kendala seperti dokumentasi terkait kebijakan dan pengembangan kurikulum, serta sistem evaluasi dokumen dan penilaian fisik.

Peran Sumber Daya Manusia dalam Mewujudkan Kesadaran Lingkungan, Keahlian yang Diperlukan, dan Kebijakan Ramah Lingkungan

Dari sebuah keinginan Negara, sangat diperlukan kualitas SDM yang mumpuni. Apabila SDM sendiri tidak dikembangkan, sebuah keinginan akan sulit digapai. Kesadaran akan etika lingkungan merupakan hal pemicu dalam penerapan perilaku ramah lingkungan (Green Behavior). Menurut Pakar, munculnya masalah lingkungan hidup adalah masalah moral, persoalan perilaku manusia terhadap lingkungan hidup bkan semata-mata persoalan teknis. Demikian pula, krisis ekologi global yang dialami dewasa ini terjadi adalah persoalan moral, krisis moral secara global. Oleh karena itu perlu etika dan moralitas untuk mengatasinya. Lebih lanjut Keraf menjelaskan bahwa fokus dari etika lingkungan hidup adalah bagaimana mamusia harus bertindak atau bagaimana perilaku manusia yang seharusnya terhadap lingkungan hidup. Etika lingkungan hidup dipahami sebagai disiplin ilmu yang berbicara mengenai norma dan kaidah moral yang mengatur perilaku manasia dalam berhubungan dengan alam serta nilai dan prinsip moral yang menjiwai perilaku manusia dalam berhubungan dengan alam tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun