Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Baca cerita terbaru saya disini : https://www.wattpad.com/user/Reypras09

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Lelaki Sejati Itu Bernama Vito Corleone

13 September 2023   13:25 Diperbarui: 13 September 2023   14:08 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok paramoun pictures via kompas.com

Saya rasa tak ada film yang paling sempurna dan paripurna untuk menggambarkan bagaimana sosok lelaki sejati selain dari film Godfather. Sebuah film yang berhasil menyabet beberapa penghargaan bergengsi ini memang patut diacungi dua jempol.

Saya pikir serial besutan Steven Knight yakni Peaky Blinders sudah cukup untuk mendefinisakan sosok lelaki sejati lewat karakter Thomas Shelby, namun dugaan saya ternyata salah, saya justru menemukan karakter sosok lelaki sejati itu lewat karakter Vito Corleone dalam film Godfather yang sempat saya abaikan karena saya anggap film itu terlalu "jadul" untuk anak muda visioner seperti saya.

Namun betapa terhenyak dan terpesonanya saya setelah menonton film tahun 70an ini. Meski telah tayang setengah abad yang lalu, saya pikir film ini akan senantiasa relevan dengan kondisi zaman yang kian modern ini. karena film ini memiliki nilai serta makna yang mendalam disetiap scene nya.

Meski sejatinya film ini adalah film yang bercerita tentang konflik keluarga mafia yang ketat dengan persaingan, kekerasan dan pembunuhan, namun penglihatan saya justru lebih terfokus kepada salahsatu sosok sentral dalam film tersebut, dialah Vito Corleone yang diperankan oleh aktor legend Marlon Brando.

Dengan akting dan improvisasinya yang luar biasa, Marlon Brando mampu memainkan perannya sebagai Vito Corleone. Seorang "The Don" kepala keluarga Corleone yang merupakan kelompok mafia terkuat di Newyork kala itu. 

Akting Brando begitu menjiwai, menghipnotis bahkan karakter Vito Corleone ini begitu melegenda terpampang, diberbagai poster, kaos, aksesoris, dsb yang identik dengan seorang mafia kelas kakap.

Mengapa diawal tulisan saya menyebut menemukan sosok lelaki sejati itu ada pada diri Don Vito Corleone? Bukan pada sosok Thomas Shelby?. Setidaknya ada lima alasan kuat mengapa saya berpendapat demikian.

1). Seorang Leader dan Negosiator yang Ulung

Tak bisa ditampik bahwa kemampuan Vito dalam manajerial dan mengorganisir timnya sebagai kelompok mafia paling disegani di Kota Newyork memang sangat berkelas dan kompeten sebagai seorang leader. Kemampuan komunikasi, kata-kata, kewibawaan, ketenangan dan kecerdasannya seolah selalu mampu menundukan kawan dan lawannya.

Vito adalah orang yang ditakuti sekaligus dikagumi. Ia ditakuti karena memiliki banyak "pasukan" yang loyal yang siap kapanpun diterjunkan entah sekadar untuk mengintimidasi, meneror bahkan melenyapkan siapapun yang ia anggap membahayakan keluarga serta urusan "bisnisnya".

Namun ia juga begitu dikagumi karena sifatnya yang penuh simpati dan senang menolong orang yang sedang kesusahan. Bahkan sejak kali pertama film dimulai kita akan disuguhi sebuah scene dimana kawan lamanya yakni Bonasera memohon untuk meminta "keadilan" dan membalaskan dendam untuk puterinya yang telah mengalami kekerasan seksual hingga harus masuk kerumah sakit.

Sebagai seorang negosiator yang ulung, Vito tak langsung mengiyakan dan menyanggupi permintaan kawannya itu meski Bonasera menawarkan imbalan dengan sejumlah uang yang fantastis. Vito hanya memberikan sebuah syarat bahwa jika dirinya ingin ditolong maka ia harus patuh dan loyal kepadanya.

Pada mulanya Bonasera memang tak ingin berhutang budi pada Vito, oleh karena itulah ia menawarkan sejumlah uang sebagai imbalannya. Namun Vito adalah seorang negosiator ulung, ia tidak ingin membunuh hanya karena uang. Yang Vito inginkan hanyalah kesetiaan Bonasera pada dirinya. Jika suatu saat Vito membutuhkan jasanya, maka Bonasera harus mau melakukan itu untuk sang "Godfather".

Vito pun berkata kepada Bonasera, "Jika kau datang membawa persahabatan, maka aku akan melakukannya untuk mu, musuhumu akan menjadi musuhku juga, kalau musuhmu tahu kau berteman denganku, maka musuh mu pun akan takut kepada mu."

2). Don Vito Tidak Melupakan Prinsip Moral dan Etika dalam "Berbisnis"

Sejahat-jahatnya Vito sebagai seorang Mafia. Ia tetap mempunyai prinsip, moral serta etika yang tak bisa digoyahkan. Sebagai kelompok mafia yang paling berpengaruh di Newyork saat itu, Vito selalu berusaha menjaga "perdamaian" serta berhubungan baik dengan kelompok mafia lain yang ada di Amerika.

Vito selalu berusaha agar semuanya berjalan dengan harmonis serta mencegah ada pertumpahan darah diantara para keluarga mafia. Karena baginya "friendship is everything" itu lebih daripada segala-galanya. Dibandingkan dengan permusuhan dan juga pembunuhan.

Namun petaka itu muncul kala ada seorang gembong narkoba keturunan turki bernama Virgil Sollozzo menawari Vito untuk kerjasama bisnis Narkoba. Virgil meminta perlindungan pada Vito soal "keamanan" karena Vito punya banyak koneksi dengan para Polisi, Politisi serta Hakim. Sebagai imbalannya Vito akan mendapatkan bagian daripada keuntungan dari bisnis tersebut.

Namun Vito menolak ajakan kerjasama tersebut, karena menurutnya bisnis narkoba adalah bisnis yang sangat berbahaya. Vito tak mau menjalankan bisnis itu meski bisnis itu lebih menjanjikan dan menguntungkan daripada bisnis kasino, prostitusi dan alkohol yang sudah ia jalankan.

Penolakan tersebut ternyata memicu kemarahan Sollozzo, ia sangat kecewa permintaannya itu ditolak mentah-mentah oleh Vito Corleone. Maka dari itu ia mulai melancarkan aksi percobaan pembunuhan kepada Vito dengan menyewa seorang pembunuh bayaran.

Kala itu ketika Vito sedang membeli buah bersama anak lelakinya bernama Fredo, rupanya ia dibuntuti oleh pembunuh bayaran tersebut. Tanpa adanya pengawalan yang berarti dan tak sempat membela diri, Vito diberondong dengan sejumlah tembakan dari belakang hingga ia koma. Namun beruntung ia masih bisa diselamatakan dan lolos dari aksi pembunuhan tersebut.

3). Menjadi "Ayah" Untuk Semua Orang

Sebagai seorang mafia yang sangat dihormati, Don Vito mendapat julukan sebagai seorang "Godfather". Secara harfiah Godfather ini berarti "Ayah Baptis". Namun julukan "Godfather" yang tersemat pada diri Vito Corleone bukan hanya sekadar seorang Ayah Baptis melainkan julukan terhormat yang menandakan bahwa Vito bukan hanya sekadar pemimpin, bukan hanya sekadar bos, bukan hanya sekadar ketua mafia paling berpengaruh, tapi Vito sudah selayaknya Ayah untuk semua orang.

Bukan hanya menjadi Ayah Baptis bagi Jhony Fontane yang telah sukses menjadi seorang penyanyi dan aktor, Vito juga sukses menjadi ayah angkat bagi Tom Haggen, seorang anak yang ia pungut dijalanan dan tumbuh menjadi pria cerdas sehingga Haggen mampu menduduki jabatan strategis di keluarga mafia Corleone sebagai seorang "Consigliere".

Consigliere berarti "penasihat". Anak pungut itu Vito jadikan sebagai penasihat keluarga serta pengacara pribadinya untuk urusan hukum. Itulah keistimewaan Vito, yakni bisa menjadi Ayah untuk semua orang. Menjadi penolong serta membantu siapa pun yang datang kepadanya dengan tulus. Vito adalah "Godfather" sejati.

4). Bekerja Keras Untuk Menghidupi Keluarga

Bukti lain yang menguatkan Vito sebagai ayah sejati adalah dedikasi dan kerja kerasnya terhadap keluarga. Didalam Godfather Part II, film kedua yang merupakan lanjutan dari Godfather menceritakan masa muda Vito yang harus bekerja keras untuk menghidupi keluarga.

Sebagai imigran yang datang ke Newyork saat dirinya berusia 9 tahun dengan statusnya sebagai yatim piatu dan sebatang kara, Vito harus bekerja keras dan bisa "survive" ditengah gempuran kerasnya kota Newyork.

Setelah menikah dengan Carmela Corleone, Vito harus lebih bekerja keras lagi untuk menghidupi anak dan istrinya. Kerja apapun ia lakukan dari mulai penjaga toko roti, kerja kuli panggul pasca resign sebagai penjaga toko roti hingga tak segan "menghalalkan segala cara" demi bisa menghidupi anak istrinya.

Jalan hidupnya menjadi seorang mafia dimulai ketika secara tidak sengaja ia bertemu dengan Clemenza yang ternyata merupakan orang italia. Pada suatu malam ketika Vito sedang dinner bersama istirnya, Clemenza mengetuk pintu jendela dan meminta tolong untuk menyembunyikan sebuah barang yang ternyata senjata api dirumahnya. Dari situlah awal mula Vito mulai terjun ke dunia hitam.

Apa yang Vito lakukan bisa dibilang merupakan sebuah kebutuhan bukan keinginan. Ia rela melakukan apapun demi bisa menghidupi keluarganya meski harus melakukan cara-cara yang tidak halal. 

Menjadi seorang mafia agaknya sebuah nasib yang tidak ia sengaja. Awalnya karena terpaksa memenuhi kebutuhan keluarga, sehingga akhirnya ia terjerumus lebih dalam hingga menjadi kepala mafia yang paling disegani di kota newyork.

5). Menempatkan Keluarga Diatas Segalanya.

Ada sebuah ungkapan menarik dari seorang Vito Corleone yang seringkali ia tujukan pada anak buahnya, "A man who doesn't spend time with his family can never be a real man." Menurutnya, pria yang tidak pernah meluangkan waktu bersama keluarganya tidak bisa disebut sebagai pria sejati.

Ini yang membuat Vito terlihat sebagai laki-laki sejati. Meski bisa dikatakan sebagai seorang "penjahat" Vito adalah seorang family man yang mempunyai kasih sayang dan cinta untuk keluarganya. Baginya kekuasaan, uang, kekayaan yang ia miliki tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan keluarga.

Vito selalu menganggap bahwa keluarga adalah harta yang paling berharga melebihi uang dan kekuasaan. Ia begitu mencintai, menyanyangi dan menjaga sepenuh hati keluarganya. Saking cinta pada keluarganya, di sisa akhir hidupnya Vito bahkan meninggal ketika ia sedang bermain bersama cucunya.

Hidupnya happy ending, bukan hanya telah mencapai puncak kesuksesan dan kekuasaannya sebagai raja mafia, ia juga meninggal ditengah-tengah keluarga yang harmonis, memiliki banyak anak serta cucu yang sangat menyayanginya.

Maka tak heran pada saat upacara pemakaman, semua orang hadir menyaksikan sang Godfahter kembali keliang lahat, bukan hanya keluarga, teman dan keluarga, musuhnya sekalipun datang ke upacara pemakaman tersebut. Bagaimana pun banyak orang yang benar-benar merasa kehilangan sosok Don yang Kharismatik itu.

Berkaca pada kehidupan Don, sebenarnya begitu sederhana untuk mengukur apakah seseorang bisa dikatakan sebagai laki-laki sejati atau tidak. Lihat saja bagaimana prilaku ia terhadap keluarga? Apakah bertanggung jawab dan mampu menafkahi keluarganya? Apakah mau meluangkan waktu untuk keluarganya?

Apabila tidak demikian, tentu saja saya sepakat dengan Don Vito bahwa laki-laki tersebut bukanlah laki-laki sejati. Jadi menurut hemat saya, laki-laki sejati bukanlah laki-laki yang bisa bertarung, bukanlah laki-laki yang penuh dengan tatto dan tindikan disekujur tubuhnya, tapi laki-laki sejati adalah ia yang bisa "mengurus" keluarganya.

****

Baru saja malam tadi saya membaca sebuah berita pembunuhan dimana ada seorang suami yang tega menggorok leher istrinya yang sedang hamil kedua. Hal itu dipicu lantaran istrinya sering meminta untuk cerai karena si suami ini ternyata adalah seorang pengangguran dan sering melakukan KDRT.

Hati saya langsung sakit mendengar kabar itu, kepala terasa seperti pecah, serta darah yang tiba-tiba mendidih karena merasa emosi dengan kelakuan laki-laki bajingan yang sudah tega berbuat keji pada anak istrinya itu. 

Seandainya Don Vito masih hidup, mungkin ia akan menembak isi otak laki-laki itu hingga keluar berceceran, karena manusia iblis seperti itu memang tidak pantas untuk dikasihani dan jelas bukanlah laki-laki sejati. Tapi seorang banci yang tidak berguna dan tidak mempunyai otak yang matang sebelum memutuskan untuk berkeluarga.

Pesan saya, jadilah laki-laki sejati. Bertanggungjawablah menafkahi dan bekerja keras untuk keluarga. Jadilah ayah untuk semua orang dan tempatkanlah keluarga diatas segalanya.

Lelaki Sejati
Reynal Prasetya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun