Ada sebuah ungkapan menarik dari seorang Vito Corleone yang seringkali ia tujukan pada anak buahnya, "A man who doesn't spend time with his family can never be a real man." Menurutnya, pria yang tidak pernah meluangkan waktu bersama keluarganya tidak bisa disebut sebagai pria sejati.
Ini yang membuat Vito terlihat sebagai laki-laki sejati. Meski bisa dikatakan sebagai seorang "penjahat" Vito adalah seorang family man yang mempunyai kasih sayang dan cinta untuk keluarganya. Baginya kekuasaan, uang, kekayaan yang ia miliki tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan keluarga.
Vito selalu menganggap bahwa keluarga adalah harta yang paling berharga melebihi uang dan kekuasaan. Ia begitu mencintai, menyanyangi dan menjaga sepenuh hati keluarganya. Saking cinta pada keluarganya, di sisa akhir hidupnya Vito bahkan meninggal ketika ia sedang bermain bersama cucunya.
Hidupnya happy ending, bukan hanya telah mencapai puncak kesuksesan dan kekuasaannya sebagai raja mafia, ia juga meninggal ditengah-tengah keluarga yang harmonis, memiliki banyak anak serta cucu yang sangat menyayanginya.
Maka tak heran pada saat upacara pemakaman, semua orang hadir menyaksikan sang Godfahter kembali keliang lahat, bukan hanya keluarga, teman dan keluarga, musuhnya sekalipun datang ke upacara pemakaman tersebut. Bagaimana pun banyak orang yang benar-benar merasa kehilangan sosok Don yang Kharismatik itu.
Berkaca pada kehidupan Don, sebenarnya begitu sederhana untuk mengukur apakah seseorang bisa dikatakan sebagai laki-laki sejati atau tidak. Lihat saja bagaimana prilaku ia terhadap keluarga? Apakah bertanggung jawab dan mampu menafkahi keluarganya? Apakah mau meluangkan waktu untuk keluarganya?
Apabila tidak demikian, tentu saja saya sepakat dengan Don Vito bahwa laki-laki tersebut bukanlah laki-laki sejati. Jadi menurut hemat saya, laki-laki sejati bukanlah laki-laki yang bisa bertarung, bukanlah laki-laki yang penuh dengan tatto dan tindikan disekujur tubuhnya, tapi laki-laki sejati adalah ia yang bisa "mengurus" keluarganya.
****
Baru saja malam tadi saya membaca sebuah berita pembunuhan dimana ada seorang suami yang tega menggorok leher istrinya yang sedang hamil kedua. Hal itu dipicu lantaran istrinya sering meminta untuk cerai karena si suami ini ternyata adalah seorang pengangguran dan sering melakukan KDRT.
Hati saya langsung sakit mendengar kabar itu, kepala terasa seperti pecah, serta darah yang tiba-tiba mendidih karena merasa emosi dengan kelakuan laki-laki bajingan yang sudah tega berbuat keji pada anak istrinya itu.Â
Seandainya Don Vito masih hidup, mungkin ia akan menembak isi otak laki-laki itu hingga keluar berceceran, karena manusia iblis seperti itu memang tidak pantas untuk dikasihani dan jelas bukanlah laki-laki sejati. Tapi seorang banci yang tidak berguna dan tidak mempunyai otak yang matang sebelum memutuskan untuk berkeluarga.