Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Baca cerita terbaru saya disini : https://www.wattpad.com/user/Reypras09

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menguak Misteri Tuhan, Manusia dan Bagaimana Semesta Bekerja

20 Oktober 2020   10:26 Diperbarui: 31 Mei 2021   14:18 2923
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Semesta (Sumber: nationalgeographic.grid.id)

Mungkin ada banyak diantara Anda yang bertanya-tanya, sebenarnya cara kerja semesta itu seperti apa sih? Mengapa dalam hidup ini kita seringkali melihat ada orang yang sepertinya lebih banyak mendapat keberuntungan dibanding kesialan?. 

Mengapa ada banyak orang yang sepertinya jalannya seperti dimudahkan untuk menuju keberhasilan? Mengapa sebagian yang lain masih terus berkutat dengan kesialan dan kegagalan?.

Bagaimana supaya semesta selalu berpihak kepada kita? Bagaimana caranya supaya semesta selalu mendukung kita?
Pasti penasaran dong bagaimana caranya? Atau jangan-jangan anda memang sudah mengetahui rahasia ini jauh sebelum saya menuliskan artikel ini?.

Hmmm, tidak apa-apa kalau begitu, izinkan saya mengulasnya kembali untuk anda.

Semenjak dulu saya memang sudah sering mengamati semesta raya yang luas ini. Dalam kesendirian, sambil memandang keatas langit, saya terus bertanya-tanya, dimanakah ujung alam semesta ini? Ada makhluk apa saja diatas langit sana? Dimanakah Tuhan berada?

Baca juga: Pemahaman Konsep Kesinambungan Antar Keseluruhan Eksistensi di Alam Semesta Ini ala Gus Baha

Pertanyaan-pertanyaan liar tersebut terus menggelayuti pikiran ini siang malam. Saya sudah mencoba bertanya ke beberapa orang yang saya anggap "pintar" dan mengerti tentang hal ini, namun saya tidak kunjung mendapat jawaban yang memuaskan.

Sampai suatu ketika, semesta itu sendiri yang memberikan jawaban melalui berbagai sumber yang saya temukan secara tidak sengaja dan seperti sebuah "kebetulan" yang sudah di setting sebelumnya.

Entah kenapa tiba-tiba saya tergerak untuk membeli buku yang sebelumnya saya tidak pernah berencana untuk membeli buku tersebut. Dan benar saja ada sebagian informasi dalam buku itu yang selama ini saya cari-cari.

Atau bisa juga tiba-tiba saya ingin menonton salahsatu film, dan ada juga informasi yang selama ini saya cari-cari di film tersebut. Atau yang paling sederhana, entah bagaimana caranya saya bisa menemukan artikel di beberapa website yang kebetulan juga memuat informasi berharga yang selama ini saya cari-cari.

Semesta seolah-olah menyebar kepingan informasi spiritual itu di setiap penjuru dunia ini. Sumbernya bisa darimana saja, namun apabila disatukan, kepingan-kepingan informasi tersebut pada akhirnya akan menjadi rangkaian informasi yang sesuai dengan apa yang selama ini saya pertanyakan.

Fenomena itu menurut Psikolog Carl Gustav Jung disebut sebagai Sinkronisitas. Menurutnya Sinkronisitas adalah sebuah pengalaman dari dua peristiwa atau lebih yang tidak berhubungan secara kausal, akan tetapi memiliki makna yang dapat merealisasikan peristiwa tersebut.

Sederhananya Sinkronisitas adalah prinsip sebab akibat alam semesta. Hukum yang menggerakkan ummat manusia menuju pertumbuhan kesadaran yang lebih besar. Sinkronisitas adalah kebetulan yang bermakna, atau seringkali menjadi kebetulan yang menyenangkan.

Saya pikir setiap orang akan sampai pada tahap dan pengalaman yang mencerahkan ini. Yaitu ketika seseorang sudah mengalami pertumbuhan kesadaran dan perubahan spiritualitas. Dimana orang yang bertumbuh secara spiritual dan kesadarannya meningkat, hampir 180 derajat akan mempunyai cara pandang dan pemahaman baru dalam memandang kehidupan ini. 

Bahkan tidak sedikit dari mereka yang harus berlawanan arus dari mayoritas masyarakat, dari tradisi dan kebiasaan yang dilakukan oleh kebanyakan orang di dunia ini.

Ketika kita berbicara soal semesta dan bagaimana cara ia bekerja, kita pasti akan selalu bersinggungan dengan Manusia dan pencipta semesta itu sendiri. Tuhan, Manusia dan Semesta akan selalu berkaitan satu sama lain dalam perbincangan spiritualitas.

Ketika kita ingin mengenal Tuhan, kita tidak perlu meneliti langit dan bumi, karena Tuhan ternyata meletakkan rahasia itu bukan di tempat jauh yang tidak bisa digapai oleh manusia, melainkan rahasia itu tersimpan pada diri manusia itu sendiri.

Mungkin anda masih ingat ungkapan yang sangat masyhur dikalangan para Sufi, "Barangsiapa yang mengenal dirinya, sungguh ia telah mengenal Tuhannya." 

Sekarang begini, coba perhatikan diri anda. Tubuh ini terdiri dari materi fisik dan non fisik. Materi fisik tentu bisa kita inderai, bisa kita lihat, sentuh, raba. Tapi materi non fisik yaitu sesuatu yang tak terlihat di dalam tubuh ini, sebut saja (ruh atau jiwa), tentu tidak bisa kita inderai, tapi itu ada dan membuat kita hidup. Benar kan?

Ketika saya berkata, "ini aku", ada dimanakah sesosok "aku" tersebut? Apakah di dada? Di kepala? Atau ditangan?. Sosok "aku" itu tidak berlokasi, karena meliputi seluruh perwujudan fisik ini. Kita tidak bisa menunjuk ke satuan lokasi untuk menemukan sang "aku" itu. Karena sang aku itu ada dimana-mana. 

Jadi pertanyaan, "dimanakah Tuhan?", Itu merupakan pertanyaan yang keliru, karena Tuhan tidak berlokasi. Karena Dzat-nya meliputi seluruh alam semesta ini. Seperti halnya "sang aku" tadi. (Perumpamaan ya, bukan sama persis).

Karena pertanyaan "dimana", itu mengacu pada ruang dan waktu. Dan segala sesuatu yang terkotak dalam ruang dan waktu itu tidak abadi, alias bisa mati. Karena Tuhan Maha kekal, maka konsekwensinya tidak mungkin Dzat yang Maha abadi terkotak dalam ruang dan waktu.

Saya ada di kamar, tapi saya tidak ada di ruang tamu. Artinya apa? Artinya saya terkotak ruang dan waktu dan tidak meliputi rumah saya. Saya makhluk lemah, tidak abadi, alias bisa mati. Begitu gampangannya.

Hal ini juga berlaku ketika kita ingin mengetahui rahasia semesta, kita tidak perlu terbang keluar angkasa sana untuk mengetahui isi semesta. Kita juga tidak perlu menjelajahi sampai ke kerak bumi untuk bisa mengetahui semuanya.

Baca juga: Kesatuan Tuhan, Manusia, dan Alam Semesta dalam Filsafat Sehari-hari

Karena kita sudah punya laboratorium yang sangat canggih, yaitu diri kita sendiri. Jadi untuk mengetahui bagaimana rahasia dan pola semesta, kita cukup meneliti dan menulusuri diri kita ini.

Sekarang begini saja deh, di semesta raya ini hidup berbagai makhluk hidup. Misal ada kucing, kadal, harimau, gajah, sampai semut hidup di semesta ini. Namun tahukah anda, bahwa di dalam tubuh kita juga sebenarnya terdapat kehidupan?

Sobat perlu anda ketahui, ada kutu air hidup yang melekat di kaki bawah kuku anda, ada firmicutes dan bacteroides yang hidup didalam usus anda, mungkin juga ada kutu rambut yang menempel di kepala anda, ada tungau demodex atau arthropoda kecil yang hidup di folikel bulu mata anda, ada staphylococcus atau bakteri yang hidup di kulit anda.

Belum lagi triliunan bakteri, jamur, parasit, cacing-cacing dan mikroba yang bentuknya sangat kecil tapi semua itu ada dan hidup dalam tubuh anda.

Sobat, tubuh anda adalah semesta kecil. Ada banyak kehidupan sebagai mana yang terjadi di semesta besar ini. Sehingga para Ilmuwan mengatakan bahwa manusia adalah Microcosmos sedangkan alam semesta adalah Macrocosmos. Dalam khazanah spiritual Jawa dikenal dengan istilah (Buana Alit) dan (Buana Ageng).

Sekarang coba kita perhatikan gambar dibawah ini.

Gambar sel otak tikus dan struktur semesta (Sumber: id.pinterest.com/earthbody_co)
Gambar sel otak tikus dan struktur semesta (Sumber: id.pinterest.com/earthbody_co)
Gambar bagian kiri merupakan sel-sel otak tikus, sedangkan gambar bagian kanan merupakan gambar simulasi struktur alam semesta (universe) yang dibuat dengan super komputer yang sangat canggih. Anda bisa melihat sendiri terdapat kesamaan pola antara kedua entitas yang berbeda tersebut.

Lalu kenapa harus otak tikus yang digunakan sebagai bahan penelitian disini? Karena sel-sel otak tikus mirip dengan sel-sel otak manusia. Sehingga masih relevan apabila para ilmuwan menyandingkan sel otak tikus dengan struktur alam semesta.

Sampai disini mungkin anda akan bertanya-tanya, apa hubungannya keberuntungan dan keberhasilan hidup dengan struktur alam semesta? Memangnya sepenting apa mengetahui hal ini? Bukankah ini hanya sebuah teori dan konsep belaka? 

Apapun tanggapan anda, mau mempercayai dan menyetujui uraian ini atau tidak, semesta akan terus bekerja sebagaimana polanya. Hidup itu sebenarnya, ya gini-gini saja. Hanya casingnya (sampulnya) saja yang berbeda. 

Tapi karena kita adalah bagian dari semesta, maka konsekwensinya, realitas yang terjadi di semesta besar sebenarnya tidak lain hanyalah refleksi dari semesta kecil. Artinya, bukan saja tindakan yang bisa merubah keadaan hidup ini, namun bagaimana emosi dan perasaan kita juga turut mempengaruhi jalan hidup ini.

Inilah rahasianya. Kita bahkan bisa menciptakan keberuntungan jika kita selalu aware dengan perasaan dan emosi kita. Apakah anda selama ini lebih banyak menjalani hari dengan bahagia, optimisme dan penuh syukur? Atau sebaliknya? Anda justru terus menerus termenung dalam kesedihan, rasa bersalah dan perasaan-perasaan negatif lainnya?

Anda mungkin pernah menemukan satu hari, dimana segala sesuatu berjalan dengan semestinya. Segala sesuatunya seperti berjalan mengalir begitu saja. Segala sesuatunya seperti di permudah. Pekerjaan anda lancar, tugas-tugas anda selesai dengan cepat, anda bertemu dengan orang-orang yang menyenangkan, dan tepat pada hari itu juga anda mendapatkan rezeki yang tidak terduga-duga. 

Baca juga: Belajar dari Alam Semesta untuk Memotivasi Diri

Hari itu benar-benar ajaib bagi anda. Hari yang sangat menyenangkan penuh dengan kemudahan. Semesta seolah-olah berpihak dan mendukung setiap langkah anda. 

Coba anda ingat-ingat lagi momentum itu, bagaimana perasaan dan emosi anda pada saat itu? Apakah anda merasa bahagia penuh syukur dan full positif feeling pada hari itu? Atau sebaliknya, anda memulai hari dengan mengeluh, menggerutu, marah-marah, dan full negatif feeling pada hari itu?

Sobat, perlu anda ketahui. Semesta hanya merespon apa yang ada di dalam. Semesta tidak pernah peduli dengan apa yang anda inginkan dan hindari. Semesta hanya menghadirkan realita sesuai dengan apa yang sedang terjadi di dalam diri anda. Semesta hanya merespon perasaan dan vibrasi anda.

Jika hati anda lebih banyak tenang, damai, bahagia, hening, maka semesta pun akan memberikan keadaan-keadaan yang demikian. Dengan kata lain, perasaan anda bisa menggerakkan semesta, karena anda adalah bagian dari semesta itu sendiri.

Silahkan untuk satu minggu kedepan, anda coba memulai hari dengan penuh bahagia. Penuh optimis dan rasa syukur. Sampai tidak ada satupun sesuatu yang mengganjal di dalam dada anda. Lepaskan dan bebaskan semua. Jadilah bahagia. Maka cepat atau lambat anda akan menemui keajaiban yang selama ini belum pernah ada temukan dalam kehidupan anda.

Bonus quotes (Sumber: dokumen olah pribadi)
Bonus quotes (Sumber: dokumen olah pribadi)
Semoga bermanfaat...**

Sahabat Anda
Reynal Prasetya

Referensi : [1] ; [2] ; [3] ; [4]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun