Saya ada di kamar, tapi saya tidak ada di ruang tamu. Artinya apa? Artinya saya terkotak ruang dan waktu dan tidak meliputi rumah saya. Saya makhluk lemah, tidak abadi, alias bisa mati. Begitu gampangannya.
Hal ini juga berlaku ketika kita ingin mengetahui rahasia semesta, kita tidak perlu terbang keluar angkasa sana untuk mengetahui isi semesta. Kita juga tidak perlu menjelajahi sampai ke kerak bumi untuk bisa mengetahui semuanya.
Baca juga: Kesatuan Tuhan, Manusia, dan Alam Semesta dalam Filsafat Sehari-hari
Karena kita sudah punya laboratorium yang sangat canggih, yaitu diri kita sendiri. Jadi untuk mengetahui bagaimana rahasia dan pola semesta, kita cukup meneliti dan menulusuri diri kita ini.
Sekarang begini saja deh, di semesta raya ini hidup berbagai makhluk hidup. Misal ada kucing, kadal, harimau, gajah, sampai semut hidup di semesta ini. Namun tahukah anda, bahwa di dalam tubuh kita juga sebenarnya terdapat kehidupan?
Sobat perlu anda ketahui, ada kutu air hidup yang melekat di kaki bawah kuku anda, ada firmicutes dan bacteroides yang hidup didalam usus anda, mungkin juga ada kutu rambut yang menempel di kepala anda, ada tungau demodex atau arthropoda kecil yang hidup di folikel bulu mata anda, ada staphylococcus atau bakteri yang hidup di kulit anda.
Belum lagi triliunan bakteri, jamur, parasit, cacing-cacing dan mikroba yang bentuknya sangat kecil tapi semua itu ada dan hidup dalam tubuh anda.
Sobat, tubuh anda adalah semesta kecil. Ada banyak kehidupan sebagai mana yang terjadi di semesta besar ini. Sehingga para Ilmuwan mengatakan bahwa manusia adalah Microcosmos sedangkan alam semesta adalah Macrocosmos. Dalam khazanah spiritual Jawa dikenal dengan istilah (Buana Alit) dan (Buana Ageng).
Sekarang coba kita perhatikan gambar dibawah ini.
Lalu kenapa harus otak tikus yang digunakan sebagai bahan penelitian disini? Karena sel-sel otak tikus mirip dengan sel-sel otak manusia. Sehingga masih relevan apabila para ilmuwan menyandingkan sel otak tikus dengan struktur alam semesta.