"Kalau pelajarannya, siapapun kita bisa menjadi kepanjangan tangan Tuhan untuk karya keselamatan-Nya," ucap Fr. Amadea.
Bagi Fr. Amadea, hobi tentunya dapat mendukung tugas perutusan bagi dirinya dan calon imam lainnya.
"Syukur kalo hobi sesuai dengan tugas, tetapi kalo berbeda, hobi jadi sarana refreshing dan rekreasi," ujar Fr. Amadea ketika ditanyai mengenai pentingnya hobi.
Menanggapi Keterbatasan Calon Imam
Menarik perhatian Orang Muda Katolik untuk mau menjadi imam tidaklah mudah. Seiring berjalannya waktu, anak muda semakin dikit yang tertarik untuk menjadi imam.
"Kadang kala tidak berminat itu karena tidak kenal. Maka, penting untuk memperkenalkan panggilan imamat dan hidup membiara kepada anak muda, bahkan sejak anak-anak," ujar Fr. Amadea menanggapi hal ini.
Menjadi imam bukanlah suatu pilihan yang menarik bagi Orang Muda Katolik. Butuh cara dan pendekatan yang menarik agar dapat menyentuh mereka menjadi bagian dari Gereja Katolik.
Sebagai calon imam, Fr. Amadea memberikan harapan kepada Orang Muda Katolik ke depan.
"Syukur bila semakin banyak orang muda yang tertarik menjadi imam. Namun, yang lebih penting daripada jumlah (kuantitas) adalah kualitas. Lebih baik imam tidak terlalu banyak, tetapi berkualitas ketimbang ada banyak imam, tetapi tidak mumpuni," tutup Fr. Amadea. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H