Mohon tunggu...
retno enjelita hutasoit
retno enjelita hutasoit Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PPG UNINDRA

Retno Enjelita Hutasoit lahir di Kota Sibolga, 09 Juni 2001. Penulis memiliki minat dalam menggambar dan bernyanyi. Adapun aktivitas penulis saat ini adalah sebagai mahasiswa PPG Calon Guru di Universitas Indraprasta PGRI. Penulis memiliki akun media sosial Instagram: @aleummdaun, dan Email: retnoenjelita9.1@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Strategi Berdiferensiasi untuk Menangani Ragam Kebutuhan Siswa pada Pelajaran Matematika: Studi Kasus di SMAN 106 Jakarta

4 Januari 2025   05:45 Diperbarui: 4 Januari 2025   05:45 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode studi kasus yang melibatkan observasi dan praktik mengajar di kelas X-2 SMAN 106 Jakarta. Data dikumpulkan melalui observasi langsung, angket, dan evaluasi diagnostik yang dilakukan pada awal semester. Hasil observasi digunakan untuk mengidentifikasi keberagaman kebutuhan belajar siswa dan menerapkan strategi diferensiasi dalam pembelajaran matematika.

 

Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas X-2 memiliki karakteristik yang beragam, baik dari segi usia, status sosial-ekonomi, perkembangan emosi, sosial, moral, spiritual, motorik, dan kesiapan belajar. Berdasarkan hasil observasi, siswa kelas X-2 memiliki usia yang bervariasi, status sosial-ekonomi menengah ke bawah, dan pekerjaan orang tua yang beragam, termasuk karyawan swasta, buruh, dan ibu rumah tangga. Penelitian oleh Westwood mendukung temuan ini, yang menyatakan bahwa latar belakang sosial-ekonomi dan usia siswa dapat mempengaruhi kebutuhan belajar mereka (Westwood, 2007).

Dari segi perkembangan emosi, siswa menunjukkan keberagaman yang signifikan, seperti mudah menangis, sensitif, humoris, tidak suka keributan, panic attack, dan biasa-biasa saja. Sousa menekankan pentingnya memahami perkembangan emosi siswa untuk menciptakan strategi pembelajaran yang efektif (Sousa, 2009).

Kemampuan sosial siswa juga cukup baik, terlihat dari interaksi positif antar siswa dan kepedulian mereka terhadap teman yang kesulitan belajar. Studi oleh Brighton et al. menunjukkan bahwa kemampuan sosial yang baik dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran kolaboratif (Brighton et al., 2005).

Moral dan spiritual siswa kelas X-2 sudah baik, ditunjukkan dengan penerapan 5S, mengingat jadwal ibadah, dan sikap sopan terhadap teman dan orang yang lebih tua. Semua siswa di kelas ini beragama Islam dan menjalankan ibadah dengan teratur. Perkembangan motorik siswa kelas X-2 juga cukup baik, dengan banyak siswa yang tertarik pada kegiatan olahraga dan pembelajaran yang melibatkan aktivitas fisik. Mereka memiliki hobi yang beragam, seperti basket, sepak bola, dan renang. Namun, perkembangan motorik dalam mata pelajaran matematika perlu ditinjau lebih lanjut. Penelitian oleh Gregory dan Chapman menunjukkan bahwa keterlibatan dalam aktivitas fisik dapat meningkatkan konsentrasi dan pemahaman siswa dalam pembelajaran (Gregory & Chapman, 2012).

Kesiapan belajar siswa kelas X-2 menunjukkan minat yang cukup dalam pelajaran matematika, meskipun hanya 25% yang benar-benar berminat. Kemampuan awal siswa bervariasi, dengan skor diagnostik rata-rata 48,9. Gaya belajar siswa lebih cenderung pada pembelajaran berkelompok, audio-visual, dan kinestetik. Motivasi belajar siswa bervariasi, termasuk keinginan masuk PTN, menyenangkan orang tua, dan melihat teman yang pintar. Tomlinson menekankan bahwa memahami gaya belajar dan motivasi siswa sangat penting dalam merancang strategi pembelajaran yang efektif (Tomlinson, 2014).

Budaya kelas menunjukkan penerapan 5S, kebiasaan kelas, penggunaan handphone, dan tata letak meja kursi yang mendukung pembelajaran. Dalam implementasi strategi diferensiasi, langkah-langkah yang diambil meliputi evaluasi awal kemampuan siswa, perencanaan pembelajaran yang fleksibel, pelaksanaan pembelajaran yang bervariasi, penggunaan teknologi sebagai alat bantu, dan evaluasi berkala terhadap efektivitas strategi. Penggunaan Google Classroom untuk menyediakan materi pembelajaran dan tugas, serta penyesuaian strategi berdasarkan umpan balik siswa, merupakan solusi efektif dalam menghadapi kendala yang dihadapi. Levy menggarisbawahi pentingnya teknologi dalam mendukung penerapan pembelajaran berdiferensiasi (Levy, 2008).

Dalam penerapan strategi diferensiasi di kelas X-2, guru menggunakan berbagai metode untuk menyesuaikan pembelajaran matematika dengan kebutuhan siswa. Materi matematika yang diajarkan di kelas X-2 meliputi topik-topik seperti aljabar, geometri, trigonometri, dan statistik. Diferensiasi konten dilakukan dengan menyediakan materi pelajaran yang bervariasi dan menyesuaikan tingkat kesulitan dengan kemampuan siswa. Misalnya, untuk topik aljabar, siswa dengan kecerdasan logis-matematis yang tinggi diberikan soal-soal yang lebih kompleks yang melibatkan persamaan dan pertidaksamaan, sementara siswa yang kesulitan diberikan latihan yang lebih sederhana seperti operasi dasar aljabar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun