PENUTUP
Setelah mereview beberapa model pendidikan kedwibahasaan di sejumlah negara dan membandingkan model-model itu dengan pendidikan bahasa di Inodneisa, pada paper ini telah ditawarkan sebuah model pendididkan bahasa yang mempertimbangkan ketiga kelompok bahasa tersebut sebagai media pengajaran, tidak sebatas sebagai mata pelajaran.Â
Untuk melengkapi model tersebut, telah disarankan untuk menerapkan pengajaran bahasa yang memadukan kandungan materi ke dalamnya. Penerapan model pendidikan dan pengajaran bahasa seperti itu ternyata telah mempraktekkan pelaksanaan pengembangan literasi yang mengedepankan fungsi masing-masing bahasa yang ada di Indonesia.
Akan tetapi, penerapan model tersebut dalam praktek pendidikan dan pengajaran bahasa mungkin akan menimbulkan implikasi sebagai berikut:
Promosi bahasa-bahasa daerah untuk dijadikan bahasa pengantar di sekolah hendaknya tidak dianggap sebagai distorsi terhadap peranan Bahasa Indonesia sebagai alat untuk meng-Indonesia-kan seluruh megara pada konteks modernisasi (Alisyahbana, 1984b). Sebaliknya, pada konteks hak berbahasa, dengan mengacu pada Penjelasan Tambahan UUD 1945, usaha seperti itu akan mendukung corak pluralitas budaya Indonesia.
Kesulitan mungkin timbul apakah bahasa daerah yang diharapkan untuk dipakai sebagai media pengajaran dapat mengungkapkan wilayah ilmu pengetahuan dan teknologi terutama yang berkaitan dengan rentangan kosakatanya, sedangkan Bahasa Indonesia itu sendiri apabila dibandingkan dengan Bahasa Inggris juga belum dapat.
Dari penerapan model pendidikan dan pengajaran bahasa yang ditawarkan di atas hendaknya dianggap sebagai hal yang bermanfaat untuk pengembangan Bahasa Indonesia dan bahasa daerah, bukan sebagai hal yang membahayakan yang dapat merusak sistem fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik kedua kelompok bahasa tersebut.
Penerapan model yang diusulkan di sini membutuhkan reformasi dalam perancangan kurikulum, dan dalam melaksanannya, diperlukan koordinasi yang baik di antara lembaga-lembaga yang terkait dengan pendidikan bahasa pada khususnya dan pendikan secara keseluruhan pada umumnya.
Terkait dengan perancangan kurikulum baru, masalah-masalah yang kemudian mengikuti adalah pelatihan guru, penyediaan buku ajar, serta pengadaan fasilitas dan peralatan.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Fadjar. (2018). Bahasa Indonesia, Pendidikan Nasional, dan Kehidupan Berbangsa. Fontibus, 92.