Berapa banyak ucapan kita yang ditolak oleh orang lain? Terlalu banyak. Berapa banyak orang yg menutup diri dari nasihat atau ceramah2 yang dikemukakan kepada mrk? Sngt banyak.
Orang cenderung menutup dirinya pada kita ketika kita akan menyampaikan sesuatu dengan gelagat tidak bersahabat; raut wajah kita tegang, urat2 dileher kita bermunculan, bahkan kedua mata kita berwarna merah seperti ikan piranha. Orang akan mengantisipasi apapun yang kita sampaikan ketika mereka mendengar betapa kasarnya suara kita atau betapa "kejamnya" bahasa dan kata2 yg kita gunakan. Orang cenderung mempertahankan dirinya ketika mereka merasa akan "diserang."
Kesalahan bukan terletak pd orang lain, apalagi menuduh mereka bodoh dan tdk mau menerima kebenaran ("Kebenaran"? Kebenaran siapa?). Tp kesalahan terletak pd cara kita menyampaikan sesuatu kpd orang lain itu: kita hanya menyampaikan, tp tdk "membuka diri mereka." Penceramah2 ekstrim (baik dr kelompok fundamentalis maupun liberal) yg selalu "menuduh" atau "memojokan" orang lain dlm ceramah2 dan nasihat mrk, sudah bs dipastikan akan ditolak. Ingat rumus ini: "Setiap orang pd dasarnya defensif." Buka dulu orang lain, baru sampaikan.
Membuka Orang Lain
Lalu apa yang dimaksud dengan "membuka orang lain" dan bagaimana melakukannya? Membuka orang lain adalah membuat orang lain merasa "nyaman" dan mau menerima keberadaan kita. Itu dulu. Baru kemudian setelah mereka menerima keberadaan kita, buatlah orang lain mau mendengarkan kita dengan rela, bukan krn terpaksa.
Membuka orang lain tdk bisa dilakukan jika kita "merasa benar" duluan sebelum memulai apa2. Mrk akan menolak. Knp? Krn mereka pun pny "perasaan benar" yang sama. Mari lihat bagaimana sikap atau perasaan orang lain ketika kita akan menyampaikan nasihat atau ceramah atau gagasan atau masukan2. Mrk umumnya akan berpikiran seperti ini:
-Jika saya mendengarkan Anda, tidakkah itu artinya saya seolah2 telah kalah?
-Saya tidak mau mendengar dan mengakui ucapan atau gagasan Anda yg menunjukan bhw saya ini lemah.
-Saya akan kehilangan harga diri saya jika saya menyetujui Anda.
-Apakah saya hrs mengakui bhw saya salah?
-Apakah sy hrs mengambil resiko utk sebuah ide baru?
Singkatnya, orang akan menutup diri ketika mereka merasa ucapan dan penampilan kita dianggap mengancam harga diri, keselamatan, kenyamanan atau kesejahteraan mereka.
Bagaimana cara membuka orang lain?
1. Memberikan kekuasaan pada orang lain untuk menentukan
Mari perhatikan ilustrasi ini. Suatu ketika, saat Anda sedang berburu, Anda tersesat di hutan dan sngt kelaparan. Memang di tangan Anda ada sebuah senapan angin. Tp di hutan tdk ada burung, kelinci, rusa atau ayam. Saat hari menjelang malam, rasa lapar itu semakin memuncak. Di perjalanan Anda menemukan sebuah gubuk tua. Anda pernah dengar cerita bhw gubuk tua itu dihuni oleh seorang lelaki yang menutup diri pd dunia luar. Laki2 yang akan sngt murka jika ada orang yang jangankan menyambangi gubuknya, mendekatinya pun akan dia usir dengan senapan.
Anda bs saja melakukan ini: Mendatangi gubuk tua itu secara tiba2, menjebol pintunya, lalu menodongkan senjata ke arah si lelaki tua lalu meminta makanan. Ada kemungkinan laki2 tua itu akan memberikan Anda makanan, walau terpaksa. Tp ada juga kemungkinan lain, yaitu dia refleks mengambil senjatanya jg, lalu kalian berdua saling baku tembak. Jika Anda yg berhasil menembak dia, maka Anda akan terjerat pidana. Namun jika laki2 tua itu yg berhasil menembak Anda, maka apa artinya "perampokan" itu?
Atau Anda bisa melakukan ini: Anda mengetuk pintunya, memberikan salam dng hangat, lalu ketika laki2 tua itu muncul Anda langsung menyodorkan senapan Anda, "Halo. Selamat malam. Saya ragu apakah saya dapat menukar senjata ini dengan sesuatu yg dpt saya makan?" Pertama, lelaki itu mgkn akan heran utk sejenak, namun tdk lama kemudian dia akan menerima kehadiran Anda. Lalu Anda bilang, "Sy mohon, sy lapar sekali." Sekarang laki2 tua itu merasa aman. Knp? Krn Anda sudah menyerahkan senjata Anda dan kedua dia melihat Anda telah memberikan "kekuasaan" pd dirinya utk menentukan nasib Anda. Kemungkinan terbesarnya adalah: Dia akan mengajak Anda masuk, menyediakan makanan, dan ketika Anda selesai makan...dia akan mengembalikan senjata Anda.
"Arah tercepat adalah dengan melintasi sungai di bawah sana," kata laki2 tua memberikan petunjuk arah sbg bonus atas penghargaan yg telah Anda berikan pdnya di awal pertemuan.
Mari kita analogikan ilustrasi di atas dng contoh yg berbeda:
Anda merasa khawatir dng cara berpakaian anak2 perempuan ABG zaman sekarang yg semakin berani. Bukan apa2, tp krn semakin banyak tindak kejahatan thd perempuan belakangan ini. Pakaian yg lbh sopan, dlm asumsi Anda, bs menjadi sebuah tindakan preventif (pencegahan) terjadinya tindak kejahatan itu. Maka Anda berkeseimpulan: knp ga kembali saja dng menggunakan pakaian yg disarankan Islam, yakni dng menggunakan hijab (atau jilbab atau kerudung atau apapun istilahnya).
Anda bisa melakukan ini: Mencegat setiap perempuan yg lewat atau menuliskan dlm setiap status FB Anda atau cara apapun yg lainnya dng mengatakan secara kasar dan frontal, "Jika perempuan tdk menggunakan hijab, dijamin masuk neraka!" Kira2...brp persen orang yg akan mengikuti nasihat Anda itu?
Tepat! Sangat sedikit. Padahal tujuan Anda baik. Namun krn caranya kurang tepat, maka orang menolak. Mrk menolak bukan krn mrk jahil, atau bodoh, atau mata hati mrk udah tertutup....tp krn Anda tidak membuka diri mrk.
Mari kita ubah ilustrasinya: Setiap ada kesempatan baik, atau mgkn sesekali di status FB, Anda mengatakan dng bhs yg enak dan komunikatif seperti ini: "Sejuk bnr hati ini saat liat tmn2 cewek pake jilbab. Bukan apa2...tp keliatannya elegan, aman dan rapih." Kira2 brp persen orang yg bs terpengaruh? Tepat! Jumlahnya akan lebih bnyk dibanding ilustrasi yg di atas.
Seorang dokter yg baik menginginkan pasiennya menjalani sebuah operasi besar; ia tidak mau memaksa pasiennya, melainkan memberikan kuasa pd pasien utk menggunakan penilaiannya sendiri. "Operasi ini penting untuk Anda. Namun temuilah terlebih dahulu dokter yg lain utk mendpt second opinion. Berkonsultasilah kpd pasien lain yg telah mengalami dan telah sembuh dr penyakit yg sama. Sisanya, keputusan ada di tangan Anda."
Pdhl sbg dokter bisa saja Anda mengatakan, "Penyakit ini sudah gawat dan hrs dioperasi. Tdk bs ditawar2 lagi, Anda hrs melakukannya jika Anda tdk mau mengalami resiko yang mematikan." Tp berbeda dng dokter yg di atas, dokter yg ini tdk "membuka orang lain." Dia memaksa. Pasien akan sngt mgkn menolak krn "keputusannya" tdk dipertimbangkan.
2. Tidak menggurui
Beberapa orang dng sngt PD mengemukakan nasihat, ide, atau ceramah mereka dng cara menyerang dan merendahkan. Mereka menggurui. Menganggap orang lain mutlak salah atau mutlak bodoh, sementara mrk merasa mutlak benar dan mutlak cerdas. Lihat dua ilustrasi ini:
"Saya berada di sini utk menyampaikan gagasan saya. Anda semua hanya harus mendengar dan memahaminya baik2. Tidak ada yg cacat pd gagasan sy. Krn itu jika Anda menolaknya, itu artinya ada yg cacat pd pemahaman dan keputusan Anda."
Atau Anda bisa melakukan ini: "Saya berada di sini utk menyampaikan gagasan saya. Anda semua yang berada di sini memiliki kuasa utk membuat gagasan saya tersebut menjadi kenyataan atau tidak."
Jika Anda melakukan yg pertama, maka hampir bs dipastikan seluruh pendengar akan menutup telinganya seperti ketika mereka menyumbatnya dengan kapas satu kotak penuh. Namun jika Anda melakukan yg kedua, pendengar akan membuka dirinya dan siap utk masuk ke dlm pidato Anda selanjutnya. Mrk merasa dihargai dan tidak merasa digurui. Tdk ada orang yg suka digurui, bahkan oleh seorang guru sekalipun. Dan ketika seseorang merasa tdk digurui, mrk merasa diberi kuasa; jika mrk merasa diberi kuasa, maka mrk siap utk masuk ke dlm ide2 yg akan kita sampaikan.
3. Menciptakan kontak positif
Suatu ketika Anda (entah Anda laki2 atau perempuan) melihat seorang laki2 di sebuah jln sepi mencegat Anda. Dia cuma hendak menawarkan sebuah minuman ringan. Kira2 apa yg akan Anda lakukan? Tepat. Anda akan berlalu dng tergesa2. Adalah aneh ada seseorang yg tdk dikenal menawarkan minuman ringan, di jln sepi...dan jelek, lg!
Tapi jika laki2 itu menawarkan Anda minuman di dlm sebuah kafe ketika Anda sdng bersama tmn2 Anda, maka kemungkinan besar Anda tidak akan pergi buru2. Bahkan bs jd Anda akan menerima tawarannya.
Ilustrasi yg pertama menunjukan sebuah kontak negatif, sementara ilustrasi kedua menunjukan sebuah kontak positif. Sejak awal terjadi kontak, persepsi langsung bekerja. Jika sejak awal kontak terjadi secara negatif, maka sisanya akan berakhir dng negatif pula; paling tdk itulah yg berlaku secara umum. Demikian jg sebaliknya.
Mari lihat ini:
Anda seorang wanita yg berpakaian seksi. Ketika melintasi sebuah jln di suatu malam, Anda di hampiri oleh 3 orang berpakaian putih2, bersorban dan lengkap dng jenggot yg panjang. Mrk mendekati Anda dng langkah2 gagah dan cepat, ekspresi muka mrk jg terlihat kaku. Sekejap itu pula langsung terjadi kontak negatif: Anda menganggap 3 laki2 itu sbg anggota FPI yg mau menggrebek Anda. Tanpa pikir panjang, Anda langsung berlari sekencang yg bs Anda lakukan, kalo perlu sambil berteriak, "Saya bukan WTS! Sy bukan WTS! Sy hanya pedagang kosmetik!!"
Kontak negatif atau positif bs terjadi dalam sekejap. Anda tdk bisa membuka orang lain dng menunjukkan sebuah kualitas kontak negatif. Namun sebaliknya, orang bs langsung membuka dirinya ketika mrk melihat ada kontak positif yg Anda tunjukan, seperti menunjukkan sebuah senyuman yg jujur. Sebuah senyuman yg jujur dan diberikan pd saat yg tepat, akan sangat mampu menerobos "jarak" antara Anda dng orang lain.
Kisah Burung Hutan
Alkisah ada seorang anak laki2 yg angkuh ingin mempermalukan seorang tua yg bijaksana. Anak laki2 itu terkenal sok tahu dan selalu ingin mempermalukan siapapun yg diinginkannya. Suatu ketika anak laki2 itu bertemu dng sorang tua bijaksana di sebuah hutan. Dia merasa inilah wkt yg tepat utk mempermalukannya. Maka anak laki2 itu kemudian menangkap seekor burung kecil, lalu membawanya kepada si laki2 tua di dalam genggamannya.
Sampai di depan laki2 tua, anak td bertanya tanpa basa basi, "Menurut Anda, apakah burung di dlm genggaman saya msh hidup atau sudah mati?" Anak ini licik. Jika si lelaki tua menjwb burung itu sudah mati, maka dia akan melepaskannya spy burung itu terbang kembali ke tengah hutan dan berkata, "Anda salah! Burung itu terbang dng sehat." Lalu tertawa atas kemenangannya. Sebaliknya jika lelaki tua itu menjawab burung itu msh hidup, maka anak td akan meremas kuat2 burung di dlm genggamannya hingga mati.
Maka ketika mendpt pertanyaan, "Menurut Anda, apakah burung di dlm genggaman saya msh hidup atau sudah mati?" si lelaki tua bijaksana cuma menjwb dng lembut, "Burung itu ada di tangan mu, wahai anak. Kau yg pny kuasa utk membiarkannya hidup atau membuatnya mati. Semua keputusan ada di tangan mu..."
Sontak wajah pongah anak tadi berubah pucat. Dia kelu krn merasakan di dlm hati dan pikirannya sesuatu tengah terjadi dengan cepat; sifat sok tahu dan kesombongannya berganti dng keterbukaan yg jujur pd si orang tua.
***
Saat kita mampu membuka orang lain, mrk yg berniat buruk sekali pun akan takjub dan membuka dirinya. Ini hal yg sulit dilakukan, namun bukannya tdk mungkin.
Salam hangat.
Bacaan:
Gerry Spence, How To Argue and Win Everytime, Jakarta: Gramedia, 1997.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H