Pecel kini :
Sekarang pecel dinikmati tidak hanya oleh orang jawa atau orang Indonesia, tapi sudah meluas oleh masyarakat mancanegara juga bahkan dibantu penyebarannya oleh para diaspora yang mengenalkan pecel.
Kalau kajian pecel di mancanegara pastinya sangat penasaran dengan asal muasal pecel sehingga pecel di masa kini sering dikaitkan dengan esensi cerita babad tanah jawi terkhusus jika membahas pecel khas jogja ya ini karena kan masih ada kekentalan budaya dan kebiasaan turun temurun bahkan bercerita/berkisah tentang Wali Sango terutama tokoh yang akan diceritakan pada babad tanah jawi ini Sunan Kalijaga.Â
Intisarinya adalah menjelaskan tentang kudapan rebusan ya yang dihidangkan, kini disebut dengan pecel.
Begitupula eksistensi tentang serat Centhini dimana inilah salah satu ensiklopedianya masyarakat Jawa.
 Otomatis menceritakan daur dalam kehidupan dan kegiatannya. Hal ini perlu dieksplorasi lebih dalam karena akan menyangkut berbagai kesultanan yang eksis
Seperti Kesultanan Mangkunegaran. Namun, kembali pada penjelasan pecel, tidak sespesifik layaknya resep-resep ya, namun ada hubugan tata kelola dapur yang menyiapkan sajian konsumsi yang masa kini lebih dekat dibahas dengan pendekatan etnobotani.
Serat Centhini ini bahasan jawa klasik yang harus didampingi oleh ahlinya jika ingin dikaji karena dimulai dari tahun 1800an dan perlu penafsiran.
Pecel nanti :
 Layaknya kudapan Nusantara lainnya, tentunya adanya transformasi masakan, teknik olah, dan cara menyajikan menu pecel ini.
Apakah pecel ini layak menjadi sajian fine dining ? singkatnya fine dining (gaya makan di restoran dengan sajian mewah dan berkelas) atau pecel ini terbagi dengan berbagai jenis dan menandakan status sosial penikmatnya.Â