Seperti halnya Chairil Anwar yang menulis puisi Karawang-Bekasi, monumen satu ini dibangun untuk mengenang kematian ratusan warga sipil yang ditembaki oleh tentara Belanda pada tahun 1947.Â
Lokasinya berada di tengah pemukiman warga dan jarak tempuhnya sekitar 45 menit sampai satu jam perjalanan dari pusat kota Karawang. Untuk masuk ke monumen ini kita hanya dikenakan biaya 2500 rupiah.
Monumen ini berbentuk kerucut di mana di dalamnya terdapat patung seorang wanita yang tengah memangku anaknya yang terkulai tak bernyawa serta terdapat cuplikan atau potongan dari puisi Chairil Anwar.Â
Di belakang monumen terdapat sekitar 200-an makam para warga sipil yang dulu menjadi korban pada pembantaian saat itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H