Untuk candinya sendiri menurut saya cukup terawat sekali. Terakhir ke sini di awal tahun 2020 sebelum covid menyerang, PR untuk tempat ini mungkin diperlukan tepat berteduh atau tempat duduk karena seperti yang kita tahu Karawang panasnya minta ampun sehingga minimnya pepohonan membuat kita berasa benar-benar dijemur di tengah sawah.Â
Selain itu masalah MCK perlu diperbaiki lagi dan perkara parkiran juga perlu diperhatikan, karena terakhir ke sana lahan parkirannya itu becek sekali setelah diguyur hujan.
Tapi secara keseluruhan candi ini keren sekali, apalagi kalau berfoto diambil di pagi atau sore hari. Dari atas itu terlihat sekali candi di tengah-tengah persawahan yang ciamik.
3. Vihara Sian Djin Ku Poh
Vihara Sian Djin Ku Poh ini didirikan sekitar tahun 1700 M oleh seorang warga Tionghoa bernama Sian Djin Ku Poh. Penamaan vihara ini sendiri juga diambil dari nama pendirinya. Â Tapi biasanya masyarakat Karawang menyebut vihara satu ini dengan sebutan Mak Kupoh.Â
Menurut cerita dulunya para orang Tionghoa ini telah berlayar untuk berdagang melewati Sungai Citarum, karena kondisi saat itu terjadi peperangan Antara Indonesia dan Belanda makanya mereka bersembunyi di Kampung Benteng, Tanjung Mekar ini dan mendirikan vihara Sian Djin Ku Poh.
Untuk lokasinya sendiri vihara ini berlokasi di Tanjung Mekar, Karawang Barat. Untuk sampai ke sini aksesnya sangat mudah dan lumayan dekat sekali dari pusat kota Karawang. Untuk berwisata ke tempat ini kita bisa kapan saja karena vihara ini terbuka 24 jam dan tanpa dikenakan biaya masuk sama sekali.Â
Dulunya vihara ini sempat mengalami kebakaran dan akhirnya dibangun kembali. Untuk arsitekturnya vihara ini mengadaptasi gaya arsitektur khas Cina, di mana tiang-tiang yang dibangun di vihara ini dihias dengan motif atau ornamen burung hong.Â
Di dalamnya ada altar Dewi  Kwan In beserta relief Sun Go Kong dan kawan-kawannya yang melakukan misi perjalanan ke barat untuk mencari kitab suci. Ada kolam ikan koi di tengah-tengahnya, sehingga membuat vihara ini nampak syahdu dan menenangkan dengan gemercik air.
Ketika Imlek tiba, tempat ini sangat ramai sekali oleh pengunjung. Nah, fyi, bagi orang non muslim yang suka menikmati hidangan b2, di depan vihara ini terdapat bakmi yang ramai sekali setiap harinya. Menurut pemaparan beberapa teman saya yang langganan di sini, sih katanya rasanya enak.
4. Monumen Rawagede