Selayaknya anak muda yang sedang kasmaran, Bunga bercerita betapa bahagianya kala itu. Hingga akhirnya dia melakukan seks untuk kali pertamanya karena dipaksa oleh pacarnya.Â
Namun sayang, setelah melepas keperawanannya, lelaki yang amat sangat dicintainya itu menghilang. Ghosting. Menghilang tanpa kabar. Memang penjahat orang-orang jenis kayak gini sih menurut saya. Cemen banget mentalnya.
Setelah merasakan bahagia sebahagia-bahagianya karena jatuh cinta, kini dia merasakan sakit-sesakit sakitnya akan patah hati. Dia begitu kecewa dan terluka. Hingga akhirnya dia kenal dengan seorang lelaki lain yang berusaha untuk menghiburnya.
Di awal kenal lelaki ini nampak bertanggung jawab dan bisa diandalkan, sehingga akhirnya keduanya pun menikah muda.
Lelaki yang awalnya dia kira akan membahagiakannya, pada nyatanya sama saja. Lelaki ini juga merupakan pengangguran akut, sehingga setiap hari, Bungalah yang bekerja.
Dia tak hanya menghidupi dia dan suaminya, tapi juga keluarga suaminya. Â Belum lagi bapak dan kakaknya itu juga suka meminta jatah bulanan setiap gajian.
Memangnya gaji penjaga toko itu berapa sih? Nggak habis pikir saya.
Drama menantu dan mertua tentu saja ada. Gara-gara Bunga setiap hari bekerja dari pagi hingga malam, tentu dia tak bisa mengurus rumah secara maksimal.
Sehingga si ibu suaminya alias mertuanya itu setiap hari mengomeli Bunga karena tidak becus jadi seorang istri.Â
Mertuanya itu mengira setiap hari Bunga kerjanya hanya melayap terus tanpa dia sadari bahwa selama ini yang menghidupi keluarganya itu adalah Bunga bukan anak lelakinya yang nggak guna itu. Semua itu berlangsung hingga dua tahun lamanya.
Sampai suatu hari, suaminya ini mengajak beberapa temannya dan menyuruh Bunga untuk melayani mereka. Saat itulah remuk hati Bunga saat suaminya sendiri menjual istrinya pada teman-temannya sendiri demi uang.Â