Keutamaan dibidang tingkah laku tentu menjadikan orang dapat hidup baik. Hidup baik berarti: mempraktekkan pengetahuannya tentang hidup baik itu. Jadi, baik dan jahat dikaitkan dengan soal pengetahuan, bukan dengan kemauan manusia.  Namun, pengetauan  seseorang akan sesuatu hal yang dapat mempengaruhi perbuatan atau tingkah laku seseorang. Sehingga terjadilah pertentangan satu sama lain.
    Berdasarkan pandangan ini, tidak mungkin orang dengan sengaja melakukan hal yang salah. Kalau orang berbuat salah, hal itu disebabkan karena ia tidak berpengetahuan, karena ia keliru. Supaya seseorang berpengetahuan dengan baik, maka ia tentu harus mengikuti pendidikan dengan baik. Supaya setiap orang itu dapat berbuat baik dengan beretika secara moral.
5. Kesimpulan
     Dari pandangan Sokrates ini, beretika itu sangat dibutuhkan bagi semua orang. Karena dengan beretika seseorang memperoleh kebahagiaan dan kesempurnaan hidupnya. Beretika itu adalah suatu tindakan atau perilaku yang sangat dipandang baik dalam berelasi. Maka, untuk mencapai kebahagiaan (eudaimonia) hidup ialah keutamaan (arete). Keutamaan dapat dicapai dalam pengetahuan yang baik. Berpengetahuan yang baik dan bertingkah laku secara moral  seseorang akan mampu memberikan kebahagiakan kepada orang lain. Oleh karena itu, beretika perlu diajarkan kepada semua orang agar mampu mencapai kesempurnaan hidupnya dengan baik dan benar.
6. Kepustakaan/Catatan Kaki
[1] Jan Hendrik Rapar, Pengantar Filsafat (Yogyakarta: Kanisius, 1996), hlm. 18.
[2] Jan Hendrik Rapar, Pengantar Filsafat..., hlm.18.
[3] Jan Hendrik Rapar, Pengantar Filsafat..., hlm. 18.
[4] Drs. Asmoro Achmadi, Filsafat Umum (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1997), hlm. 15.
[5] K. Bertens, Sejarah Filsafat Yunani (Yogyakarta: Kanisius, 1975), hlm. 88.
[6] Joseph Lesta S. Pandia, Etika dan Perilaku, (Pematangsiantar: Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi St. Â Â Yohanes Sumatera Utara [Diktat] ), 2012, hlm. 5.