Mohon tunggu...
Frater Milenial (ReSuPaG)
Frater Milenial (ReSuPaG) Mohon Tunggu... Lainnya - Seseorang yang suka belajar tentang berbagai hal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jika Anda tidak mampu mengerjakan hal-hal besar, kerjakanlah hal-hal kecil dengan cara yang besar (Napoleon Hill)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Agama Adalah Proyeksi Diri Manusia Menurut Perspektif Ludwig Feuerbach

16 Oktober 2021   16:33 Diperbarui: 16 Oktober 2021   16:44 1013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ludwig Andreas Feuerbach lahir di Landshut, Jerman pada tahun 1804 sebagai putra dari keluarga terpelajar. Ayahnya seorang ahli hukum yang disegani. Ibunya seorang wanita saleh. Pada umur 15 tahun, Ludwig merasa tertarik dengan soal-soal keagamaan ("murni timbul dari diriku sendiri"). 

Tahun 1823, ia belajar teologi Protestan di Universitas Heidelberg, lalu tahun 1824 pergi ke Berlin untuk berguru pada Hegel, Profesor favorit yang diakuinya sebagai "ayah kedua". Di sini minatnya berubah, lalu pindah jurusan dari teologi ke filsafat. Tahun 1825/1826, ia pindah ke Erlangen untuk mempelajari ilmu pengetahuan alam di Universitas kota ini, tempat ia kemudian memperoleh gelar doktor filsafat (1828). 

Tahun 1829-1832, ia bekerja sebagai dosen filsafat; semula masih dalam pengaruh filsafat Hegel, namun lama-kelamaan  ia mulai meninggalkannya. 

Lalu, karena bukunya, "Gedanken ber Tod und Unsterblichkeit" (Beberapa Pemikiran tentang Kematian dan Keabadian, 1830), dinilai membahayakan iman kristen, Feuerbach dipersulit untuk mendapat gelar profesor di kota Protestan itu. 

Sejak saat itu, kritiknya atas agama menjadi semakin tajam. Feuerbach lantas meninggalkan kursi dosen universitas, dan hidup sebagai pengarang bebas. Tahun 1837, ia menikah dengan Bertha Lw, pemilik pabrik porselen yang kemudian memberinya sorang putri, Mathilde. 

Mereka sekeluarga tinggal dalam puri milik Bertha di Bruckberg, dekat Nrnberg. Namun sayang, putri kecil mereka meninggal dunia dalam usia 3 tahun. 

Feuerbach merasa amat terpukul dan melihat kematian sebagai tidak bermakna sedikit pun. Tahun 1841, ia menulis buku "Das Wesen des Christentums" (Hakikat Agama Kristen) sebagai kritik tajam atas agama kristen. Feuerbach telah berubah total: Dari seorang teolog menjadi seorang anti-teolog, seorang a-teis.

Pada tahun 1868, ia berkenalan dengan pemikiran Karl Marx lewat buku Marx "Das Kapital", lalu menggabungkan diri dengan Partai Sosial-Demokrat Jerman. Pada tahun 1870, ia terkena serangan jantung, dan akhirnya wafat di desa Rechenberg, dekat kota Nrnberg, di mana ia kemudian dimakamkan. 

Merangkum seluruh perjalanan hidup dan karyanya mulai dari ketika menjadi seorang mahasiswa teologi, lalu dosen filsafat hingga menjadi seorang humanis ateis, Feuerbach berkata: "Allah adalah pikiranku yang pertama, akal budi yang kedua, sedangkan Manusia adalah yang ketiga dan terakhir". 

Gerak pikiran ateisme Feuerbach ibarat gerak arus sungai yang berawal dari teologi, melaju deras melewati filsafat dan akhirnya bermuara pada antropologi.

3. Ajaran Ludwig Feuerbach tentang Agama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun