Tiba-tiba terasa seperti kapal menabrak sesuatu, tetapi lajunya tak terhenti. Kapal berjalan melambat. Imam Hassan berpegangan pada ujung meja agar tak terjatuh, sementara itu Abdi terduduk di lantai.
      "Hmm.. Berusaha menghentikan kapal di tengah laut dan membiarkannya terbakar, meskipun cukup jauh tapi persis di depan pelabuhan..." ucapnya sejurus kemudian.
      "Ayo Abdi jangan buang-buang waktu, untung kau segera kemari..."
      Beberapa langkah setelah Imam Hassan menuruni tangga sambil memikul senjata, seperti ada suara dari corong yang tadi dipakainya untuk berbicara.
      "Koman..dan... lantai.. a..atas..."
      "Siap.. barusan.. seperti..menabrak..."
      "..NGAN PANIK! TENANG! ingat kata komandan..."
      Beberapa suara seperti keluar sekaligus dari alat itu, Abdi masih menoleh memandanginya.
      "Berarti mereka mendengarkan, ayo Abdi! Atau kau mau menunggu di atas saja?"
      Abdi bergegas menarik tas ke punggung dan turun menuju tangga ke bawah.
      "Pelabuhan harus tahu..." Imam Hassan menuruni tangga sambil berpikir.