Pagi keesokan harinya Abdi dan Dalem berkoordinasi bersama dengan Komandan Hassan serta Aryo Damar. Dibentuklah tim tugas untuk menjaga keamanan, ketertiban, kebersihan, pengumpul bahan makanan, koki, serta giliran jaga pada malam hari yang dituliskan di beberapa lembar perkamen dan digantung di dekat Tenda Komando. Banyaknya prajurit di perkemahan membuat Abdi dan Dalem hanya ikut dalam tim kebersihan saja. Ini memungkinkan mereka untuk mengikuti lomba yang diadakan universitas karena tim kebersihan bisa melakukan tugasnya satu kali saja, di pagi atau malam hari.
      Rapat hari ini berjalan hingga siang sehingga mereka tidak bisa ke universitas untuk menyaksikan lomba yang sedang berlangsung. Sempat di waktu dhuha tadi terlihat dari jauh beberapa layang-layang terbang tinggi. Seusai melaksanakan sholat zuhur dan makan siang bersama, para prajurit mulai mengobrol tentang lomba SATRIA yang akan diadakan empat hari lagi. Mereka akan bersaing untuk mendapatkan jatah lima orang yang berhak ikut, tak disangka, Dalem ikut serta. Ia terlihat bersemangat dan siap untuk beradu fisik dengan para prajurit lain yang hendak mendaftarkan diri. Abdi sendiri hanya duduk melihat antusias mereka sembari sesekali melihat ke arah bukit, siapa tahu ada sisa layangan yang masih terbang siang ini.
      "Abdi, tidak ikut bergabung dengan Dalem? Bukannya kau juga ikut bela diri di Mataram? Satria Nusantara kan?" Imam Hassan tiba-tiba muncul dari balik tenda.
      "Eh, Imam Hassan.. I..iya, tapi baru kelas pratama.. Hanya pertahanan dasar saja yang saya kuasai. Oh, iya!" tiba-tiba Abdi teringat,
      "Dalem sudah masuk ke kelas Madya dan sebentar lagi akan naik ke Utama."
      "Hoo, pantas saja dia begitu bersemangat. Hmm.. kau jadi tidak ikut lomba SATRIA, jalan-jalan kalau begitu?"
      Agak terkejut, Abdi segera mengiyakan ajakan Imam Hassan.
      "Kemana kita kalau begitu.. yah, ke atas lagi tidak terlalu buruk kurasa, sekalian melihat-lihat dan memetakan kondisi lapangan dari atas. Bagaimana Abdi?"
      "Ide yang bagus Imam Hassan, sekalian menghirup udara segar juga!" Abdi merasa senang menemani Imam Hassan daripada hanya duduk melihat Dalem dan para prajurit, yang kini mulai memilih metode apa yang kira-kira cocok untuk mereka gunakan dalam menyeleksi peserta yang boleh mendaftar nanti.
      Menaiki bukit, Abdi dan Imam Hassan naik dari sisi yang berbeda dari hari sebelumnya. Mereka tidak melewati jalan utama yang banyak diisi oleh rumah-rumah warga. Kali ini mereka mengarah ke barat daya, di ujung bukit sepertinya ada lapangan rumput yang luas.