Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Catatan Abdi Dalem (Bagian 6, Buton) - Ustad Murhum

18 Maret 2024   13:00 Diperbarui: 18 Maret 2024   13:02 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            "Namun demikian, tetap ada struktur yang mengatur mengenai pembagian tugas bagi warga Buton yang ingin mengabdi bagi tanah kelahirannya," Mas Rade menambahkan.

            "Sara Pangka merupakan struktur eksekutif yang terdiri dari Sultan Buton dan jajarannya, termasuk di dalamnya struktur yang mengatur jalannya pemerintahan di Kesultanan Buton," jelasnya.

            "Yang kedua dan ketiga adalah Sara Gau dan Sara Bitara yang masing-masing merupakan struktur legislatif dan yudikatif dimana ia bertugas menetapkan dan mempertahankan undang-undang, yang terdiri dari ustad, ulama, wakil-wakil dari desa serta pemukiman di Buton."

            "Tentu saja penetapan undang-undang harus sesuai dengan Al Quran dan Sunnah, biasanya pembahasan yang agak lama di bagian Hukum Ta'zir, sedangkan untuk Hukum Hudud dan Qishas kita ambil sepenuhnya dari apa yang diajarkan Nabi Muhammad SAW," Ustad Murhum kembali menjelaskan.

            "Nah, hal ini sudah berlangsung lama semenjak Sultan Buton pertama yang memeluk agama Islam, Sultan Murhum."

            "Nama yang sama dengan saya, hanya berbeda zaman, tentu saja berbeda peran pula," tambahnya sembari tersenyum.

            Abdi terlihat sibuk mencatat di buku ia keluarkan semenjak Ustad Murhum membicarakan sejarah Kesultanan Buton tadi. Jalan utama sudah agak menyempit dan bercabang.

            "Pemilihan Sultan adalah salah keunikan yang kami milki," ujar Mas Rade.

            "Ada dua golongan bangsawan di sini, Kaomu dan Walaka. Seorang raja dipilih bukan semata berdasarkan keturunan, namun juga yang terbaik."

            "Jika beberapa calon sultan berasal dari Kaomu maka yang berhak memilih adalah golongan Walaka. Begitupula sebaliknya. Bibit-bibit unggul dikumpulkan untuk dilatih dan dididik baik dari golongan Kaomu maupun Walaka supaya ketika mereka besar nanti memiliki bekal yang cukup untuk menjalankan pemerintahan."

            "Yang menjadi guru mereka adalah para Ulama dan Ustad. Mereka diwajibkan untuk menimba ilmu di Madrasah Dayanu paling sedikit lima tahun dan tidak lepas dari wajib militer dengan pendidikan khusus yang lebih intensif dibandingkan lainnya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun