Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Demokrasi, Jalan Kebebasan atau Alat untuk Menipu?

15 September 2023   11:42 Diperbarui: 15 September 2023   12:30 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: freepik.com

Selain itu, pergaulan bebas dan pornografi juga telah menyebar luas sebagai dampak dari pengaruh Barat yang menggunakan demokrasi sebagai kendaraan. Nilai-nilai tradisional tentang moralitas dan etika seringkali terhempas oleh dorongan kebebasan pribadi yang berlebihan, yang menciptakan perpecahan dalam masyarakat.

Di dunia politik, konflik di Timur Tengah telah menjadi sorotan internasional. Upaya-upaya Barat untuk memperkenalkan sistem pemerintahan yang katanya 'lebih demokratis' seringkali menghasilkan ketidakstabilan dan perubahan yang kompleks. Isu terorisme, yang telah mengguncang wilayah tersebut, telah memunculkan respons yang kontroversial dan seringkali memiliki dampak yang merugikan.

Standar Terbaik

Demokrasi dan 'negara hukum' mungkin adalah hal paling ideal yang pernah kita dengar hingga saat ini, kebebasan yang menjadi hal paling disukai oleh seluruh makhluk di dunia harus mendapatkan batasan-batasan, dalam hal ini batasan-batasan itu adalah nilai-nilai kemanusiaan yang diejawantahkan dalam bentuk aturan-aturan hukum.

Misalnya saja kita bebas menggunakan suara kita, untuk berbicara, menyanyi, berpidato, apapun yang kita inginkan. Batasannya? tentu saja jika hal itu dilakukan di tempat-tempat yang tidak seharusnya sehingga mengganggu manusia yang lainnya. Atau misalnya saja kita bebas berpakaian sesuka kita, namun bagaimana jika bikini digunakan di dalam gereja, masjid, atau wihara? Nah, ada aturan yang itu merupakan batasan dari nilai-nilai kemanusiaan.

Pertanyaannya, bagaimana kalau nilai kemanusiaan, yang seharusnya bersifat universal itu tidak sekedar berbeda, namun telah menjadi rusak dan hancur? Tentu diperlukan standar yang tak akan pernah usang.

Masih bingung dengan pertanyaan saya di atas? Begini, zaman selalu berganti, dari abad kegelapan, menjadi zaman pencerahan dan keemasan, zaman perang, hingga zaman kemerdekaan, lalu reformasi, kesemuanya kadang membawa perbedaan nilai-nilai kemanusiaan. Dipukul guru disekolah di zaman orde lama atau awal orde baru tidak selalu menjadi kasus hukum seperti sekarang, setiap zaman melahirkan nilai-nilai kemanusiaan yang kadang berubah. Nah, bahkan jika nilai-nilai kemanusiaan itu adalah yang paling asasi sekalipun, seperti hanya ada dua jenis manusia di bumi ini yakni laki-laki dan perempuan. Nah, di akhir zaman, atau kembalinya zaman kegelapan dan kebodohan, dua orang yang berjenis kelamin sama bisa menikah secara bebas.

Kini, sudah jelas kan maksud dari dibutuhkan nilai-nilai yang tetap utuh, standar, dan tak akan pernah usang. Hal itu ada di sekitar kita, dekat, sangat dekat, yakni Kitab Suci dari Tuhan yang menciptakan langit dan bumi. Standar dan aturan itu tidak akan pernah usang, lusuh, yang ada ia hanya menjadi berdebu karena ditinggalkan jauh oleh manusia-manusia sombong yang memilih hukum lain yang dibuatnya sendiri di bumi ini.

Tuhan telah membuat nilai-nilai yang selalu abadi bagi manusia, menjadi penerang, pelindung, dan jalan keluar serta memiliki standar dalam membentuk hukum yang adil. Sayangnya nilai-nilai itu kini ditinggalkan jauh, di sudut-sudut yang berdebu, sehingga kebebasan pun tak lagi bisa terkendali dengan seharusnya dan 'demokrasi' menjadi alat untuk menipu yang sempurna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun