Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Demokrasi, Jalan Kebebasan atau Alat untuk Menipu?

15 September 2023   11:42 Diperbarui: 15 September 2023   12:30 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: freepik.com

Haris Soche: Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana rakyat memiliki peran dalam mengatur, mempertahankan, dan melindungi diri mereka sendiri dari paksaan pihak lain atau badan pemerintahan.

Montesquieu: Montesquieu menekankan pentingnya pembagian kekuasaan dalam demokrasi. Kekuasaan negara harus dibagi menjadi tiga institusi yang independen: legislatif, eksekutif, dan yudikatif, agar tidak ada satu lembaga yang terlalu kuat.

Affan: Affan menyajikan dua definisi demokrasi, yaitu normatif dan empiris. Demokrasi normatif adalah gambaran ideal yang ingin diwujudkan oleh negara, sementara demokrasi empiris adalah realitas politik yang ada dalam masyarakat.

Aristoteles: Menurut Aristoteles, demokrasi adalah kebebasan bagi setiap warga negara, dan prinsip utama demokrasi adalah kebebasan itu sendiri. Demokrasi memungkinkan warga untuk berbagi kekuasaan dalam negara mereka.

Hanya Aristoteles yang dapat mendefinisikan demokrasi sesuai dengan apa yang ada di benak sebagian besar orang, yang pada intinya lagi-lagi mengambil satu kata utama, yakni 'kebebasan'.

Satu kata yang menjelaskan mengapa 'demokrasi' dalam sejarahnya ikut membebaskan hal-hal yang seharusnya tetap terpenjara dari sudut pandang agama, misalnya saja feminisme. Feminisme jika digabungkan dengan demokrasi maka akan memberikan gambaran yang bagus di awal, yakni kesetaraan, kesempatan yang sama dengan kaum laki-laki. Namun lama-kelamaan, menjadi sebuah penyakit akut yang berdampak domino. Feminisme berlanjut tidak hanya kepada kebebasan dalam berbicara, namun juga dalam berpakaian dan berperilaku. Kerudung dan bentuk pakaian yang sopan yang pertama-tama dilucuti, kemudian muncul kaum 'nudis' serta mereka yang berpakaian membangkitkan nafsu birahi, yang setiap hari menambah angka kasus-kasus pelecehan seksual karena tindakan mereka yang melawan hukum alam yang dibuat Tuhan. Lekuk-lekuk tubuh yang menjadi tontonan tak hanya di jalanan, namun juga di dawai-dawai yang setiap hari menjadi pegangan manusia modern. Mengubah orientasi, mempengaruhi alam bawah sadar, serta membesarkan syahwat yang berdampak buruk bagi kehidupan sosial, kriminalitas, dan budaya.

Hingga akhirnya, kini kaum pelangi ikut berlindung di bawah payung 'demokrasi'.

Mungkin itulah mengapa kaum agamis yang taat atau dari luar dikatakan sebagai fanatik, selalu memandang demokrasi sebagai jalan setan, karena pada kenyataan dan prakteknya istilah 'demokrasi' sering dimanfaatkan untuk memperdaya dan menipu.

Pengaruh yang Tersembunyi

Peradaban Barat telah lama menjadi pendorong utama dalam penyebaran pengaruh, cara hidup, dan konsep kebebasan ke seluruh dunia. Di tengah upaya-upaya ini, demokrasi telah menjadi alat yang sering digunakan untuk menyebarkan berbagai nilai dan norma. Meskipun ada manfaat dari majunya teknologi, dampak lainnya telah mengubah cara pandang terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan ketuhanan.

Salah satu dampak kontroversial dari pengaruh Barat melalui demokrasi adalah penyebaran ajaran ateisme. Pandangan ini, yang menolak keberadaan Tuhan, telah mendapat pengaruh signifikan dalam masyarakat yang menganut nilai-nilai sekuler. Sementara bagi beberapa orang itu merupakan pembebasan dari norma-norma keagamaan yang kaku, bagi yang lain, itu menciptakan ketidakseimbangan moral dan rohani dalam masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun