Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Maafkan Aku Ibu

5 Mei 2023   14:00 Diperbarui: 22 Desember 2023   08:17 1063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: freepik.com

Tasnya tiba-tiba bergetar, ada pesan masuk di HP miliknya sendiri. Dibukanya tas dan kunci layar HP, namun notifikasi di bagian atas sudah menunjukkan isi pesannya.

'Ibu menunggumu, masih sakit dari seminggu yang lalu'

Pesan yang ditunggu-tunggunya pun tiba, dari tetangganya sendiri di kampung halaman, yang nomornya baru ia dapat hari ini sebelum naik kereta.

Kini giliran dirinyalah yang menangis. Air matanya deras bercucuran. Kejadian tadi dan pesan yang diterimanya barusan membuatnya tak berdaya. Hatinya terus mengucap kata-kata yang diulang, berharap itu segera sampai ke perempuan yang telah melahirkannya, yang ditinggalkannya sepuluh tahun lalu untuk merantau jauh ke negeri orang. 

Doanya hanya supaya luka itu sembuh dari dada sang ibu tercinta, luka yang diakibatkan kenekatannya sewaktu kecil, melawan perintah sang Ibu untuk tetap di desa sementara waktu. Bukan kekayaan yang didapatkannya, bahkan hidupnya pun pas-pasan di negeri perantuan.

Seluruh bagian tubuhnya ingin segera bersimpuh sujud di hadapan sang ibunda.

Maafkan aku Ibu...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun