"I...ibu, maafkan saya... I.. ini ada tisu," ujar pemuda itu cukup cekatan mengambil tisu dari dalam tas kecil yang dibawanya.
Selama beberapa saat sang ibu yang mengelap air mata, pandangan menuju ke arah HP, ada tulisan yang muncul di notifikasinya.
'Sudah kubilang jangan hubungi lagi, aku akan pergi jauh Bu!'
Kalimat itu terbaca sekilas oleh si pemuda, matanya tertahan tiba-tiba ke arah tulisan di depannya, pandangannya beralih hanya kepada Ibu yang menangis di depan, lalu kembali ke notifikasi yang muncul tadi. Pikiran dan emosinya seolah bertemu, ia teringat peristiwa yang sama sepuluh tahun lalu ketika ia masih remaja.
"A...aku..."
Tak bisa meneruskan kata-katanya kepada sang ibu, si pemuda tadi nekad membuka pesan yang muncul di notifikasi HP, menghela nafas sebentar, dan menuliskan sesuatu sebelum mengirimkannya kembali kepada si anak yang mengirimkannya.
Matanya menunggu balasan, yang pasti akan ia dapatkan sebentar lagi, benar saja, notifikasinya kembali menyala.
APA!? KAU APAKAN IBUKU!? JANGAN MACAM-MACAM!
Sesaat kemudian terdengar dering telepon, pemuda itu pun mengangkatnya.
"Jaga Ibumu kalau kau masih menyayanginya!" ujarnya, nampak serius.
"SIAPA INI!? MANA IBUKU!? JANGAN MACAM-MACAM YA! AKU LAPORKAN KE POLISI KALAU IBUKU SAMPAI KAU..."