Mohon tunggu...
Imroah
Imroah Mohon Tunggu... Lainnya - Hidup dalam ketenangan

Seneng Ghibahahahaha

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Salah Bukan untuk Ditutupi, tapi Diakui

22 Mei 2021   19:49 Diperbarui: 22 Mei 2021   23:54 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku mempercayakan keperjakaanku karena aku ingin mengikatnya. Aku belum mempu menikahinya kala itu. Karena aku harus menyelesaikan kursus begitu pula dengan dia selain itu aku juga belum punya penghasilan". 

"Maka caraku untuk mengikat cinta adalah dengan memprawaninya. Dia tidak sedikitpun memberontak dan aku merasa dia juga menikmati hubungan terlarang ini". 

"Maka aku ketakutan ketika salah seorang menyampaikan jika Mariam tidak perawan. Ketika kita berhubungan selayaknya suami-istri, aku menyampaikan kepadanya jangan saling meninggalkan apapun yang terjadi. Ia mengangguk dengan senyum yang membuat aku semakin terlena", tandasnya.

Mataku melotot, alisku mengerut mendengar sesuatu yang bagiku tabu. Namun harus ku sembunyikan ketidakpercayaan tentang pengakuan seorang laki-laki yang berani menceritakan kekilafan kepada seorang Tina, perempuan kutu buku yang tidak mempunyai banyak teman di Kota Metropolitan ini selain Adam laki-laki yang kupercaya menjadi seorang teman baik.

(lanjut ---->)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun