“Kamu darimana? Tiba-tiba menghilang saja.” Tanya Reno
“Tadi ada urusan mendadak jadi aku tak sempat memberitahumu, bagaimana? Berhasil?” kataku sambil menyodorkan ice cream Cornetto black forest kesukaannya.
“Tidak jadi.” jawabnya sambil tetap menunduk.
“Pasti kamu takut ya? Oh jadi Reno yang aku kenal sekarang jadi penakut sama ….”
(memotong pembicaraan) “Aku mencintaimu, Din”
Ya Tuhan, kalimat ini yang aku tunggu-tunggu sejak bertahun-tahun yang lalu. Aku juga mencintainya! Tapi apa mungkin dia mencintaiku? Lalu perasaannya pada Gita itu apa?
“Gombalan kamu keren, sumpah deh. Sudahlah, makan ice cream-nya, hampir meleleh tuh.” Aku berusaha mengalihkan pembicaraan, aku tahu dia tak pernah benar-benar mencintaiku.
“Aku serius, Din. Aku berusaha mencintai Gita agar aku bisa melupakan rasaku padamu namun ternyata aku tidak bisa. Aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri. Aku juga tahu kamu mencintaiku dari buku ini.” (sambil menunjukkan sebuah diary yang tak asing bagiku)
“Itu kan buku diaryku? Darimana kamu mendapatkannya? Itu kan privasiku. Kamu bohong, mana mungkin kamu menyukai sahabatmu sendiri?” kataku sedikit jengkel
“Maaf, waktu itu aku ingin meminjam buku catatan fisika, namun kamu sedang tidak ada dirumah, jadi aku meminta izin ke bibi untuk masuk kamarmu dan mencarinya sendiri, dan aku menemukan ini. Aku membaca semua dari awal sampai akhir. Aku ingin sekali menjadi pacarmu jika keadaan itu tak pernah terjadi..”
“Kejadian apa, Ren?