Mohon tunggu...
Regiana Alkha Febrianty
Regiana Alkha Febrianty Mohon Tunggu... Lainnya - freelance

Saya mempunyai hobi menulis karena dengan menulis saya bisa menyalurkan isi pikiran saya, dan juga hobi bernyanyi atau mendengarkan musik hal ini bisa meringankan stres saya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sahabat Selamanya

9 Juli 2024   10:24 Diperbarui: 9 Juli 2024   10:50 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

SAHABAT SELAMANYA

            Di suatu sekolah SMA ada seorang siswa yang selalu bersama-sama dari pertama masuk sekolah sampai lulus sekolah dan sering disebut empat sekawan. Dua siswa laki-laki bernama Alvino dan Raka, dan dua siswa perempuan bernama Gladis dan Naura. Mereka seperti anak kembar namun berbeda dengan cita-cita yang sama ingin sukses. Karena ke kompakkan empat sekawan itu satu sekolah tahu mereka, sudah kayak seleb saja. Awal-awal masuk sekolah mereka sempat satu kelas tapi karena kepintaran mereka yang sama sehingga membingungkan wali kelas saat pembagian peringkat kelas sehingga mereka dipisahkan menjadi 4 kelas, meskipun tidak satu kelas saat jam istirahat datang mereka selalu istirahat, makan di kantin bareng dan pulang bareng.

“Gak nyangka ya bentar lagi kita lulus” kata Alvino

“Heem” yang bertiga menjawab bersamaan

“Lanjut kuliah ke mana?” kata Gladis

“Seperti rencana sebelumnyalah pakek nanya, iya gak Vin Nau?”

“Yoi bro” Vino “kayaknya aku gak bisa deh sorry ya” Naura

“Gila lo, kenapa? dah bosen bareng kita hah?”

“Enggak gitu Ka, tapi bisnis papa aku lagi ada masalah biaya kuliah ke Universitas itu kan mahal. Ya meskipun papa pasti bakal ngelakuin apa saja buat anaknya dan gak akan melarang juga tapi aku merasa gak enak saja gitu ngerti gak sih? Kalian tahukan kalau aku itu gak mau bikin orang yang di sekitarku pusing atau kesusahan apalagi ini papa aku sendiri” kata Naura sambil muka murung

“Iya kita paham Nau, lagian masih ada waktu satu semester kok 6 bulan lumayan lama kamu berpikir positif saja siapa tahu bisnis papa kamu berjalan lancar seperti biasanya kita kan gak pernah tahu hari esok, hari berikutnya akan seperti apa, semoga saja lebih baik dan kamu banyak-banyakin berdoa” Gladis sambil merangkul Naura

“Setuju sih sama apa yang dikatakan oleh Gladis, kamu jangan berpikiran panjang jangan kejauhan. Kita di sini ada buat kamu kalaupun kamu kesusahan amit-amitnya gak ada biaya kita pasti kok bantu sebisa kita ya gak sih?” Kata Alvino

“Nah dengar kata Vino, lo kayak yang kita pelit aja kita itu bukan teman yang kalau temanya susah ditinggalin, ehhhhh pas saat ada uang didekain kayak yang baru kenal kita saja. Nih buat lo berdua kalau jalan sama kita seringnya ngeluarin duit atau enggak? Enggak kan gue sama Vino yang sering ngeluarin duit” Raka sambil nunjuk Alvino

Tiba-tiba Gladis nyomot mulutnya Raka sambil ngomong “Bacot lo”

“Apaan sih lo main comot-comot mulut orang saja emang benar kan?” sambil ngengas

“Y y y y y y”

“Diam lo ah, jadi Nau kembali lagi ke kamu yah gak usah mikirin biaya kalau gak ada pasti kita bantu, apalagi si Vino, kan kayak raya santai saja. Pokoknya lo kuliah bareng kita titik” Raka

“Iya Nau benar tuh kata Raka, jarang-jarang kan si Raka otaknya benar” Gladis

Raka menatap Gladis dengan tatapan yang sinis dan Gladis menjulurkan lidahnya Wle, sedangkan Alvino dan Naura tertawa kecil sambil menggelengkan kepala melihat tingkah mereka berdua.

“Emm terima kasih banyak ya kalian aku gak bisa ngomong apa-apa, pokoknya aku sayang kalian peluk” Kata Naura sambil merentangkan tangannya dan mereka saling berpelukan.

                Suara bel berbunyi, semua siswa masuk dan belajar seperti biasa sampai waktunya bel pulang berbunyi empat sekawan itu bertemu di parkiran dan pulang bareng.

Ketika di perjalanan pulang Naura mengajak teman-temannya untuk belajar bareng “Minggu depan ujian kan kita belajar bareng yu” disambung jawab oleh yang lainnya “Gas” “di rumah Alvino seperti biasa” kata Raka

            Empat sekawan itu pulang ke rumah masing-masing, lalu bersiap-siap untuk belajar bareng di rumah Vino. Raka, Naura, dan Gladis berangkat bareng ke rumahnya Alvino, sesampainya di rumah Alvino mereka langsung mempersiapkan buku belajarnya.

                                                          1 minggu kemudian             

            Ujian berlangsung semua murid melaksanakan ujian selama satu minggu, dan tiba saatnya pembagian raport serta libur semester. Kebiasaan empat sekawan itu kalau libur pasti liburan bareng hampir setiap hari ketemu, namun enggak seperti biasanya liburan kali ini Naura malah pergi liburan sendiri bareng keluarganya tanpa memberi tahu ke tiga temanya itu, membuat mereka terheran, bahkan pesan yang mereka kirim ke Naura gak ada balasan satu pun, mereka semakin aneh ada apa sebenarnya, apa yang terjadi sama Naura apakah dia baik-baik saja?

         Liburan sekolah berakhir semua siswa-siswi masuk sekolah. Alvino, Raka, dan Gladis ngumpul di dekat lapangan sambil berbincang.

“ Guys kok Naura gak kelihatan ya?” Ucap Gladis

“ Iya ya kok gak ada bahkan gak ada kabar sama sekali gak seperti biasanya sumpah, baru kali ini dia kayak begini”

Eh Tiba-tiba Alvino teriak dan lari ke arah cewek tanpa seragam itu “Naura”

Gladis dan Raka langsung mengikuti Alvino

“Nau kamu ke mana saja? Kenapa gak pakek seragam? Kenapa ada tente?” kata Alvino

“Hai kalian” kemudian Naura menatap Mamanya dan Mamanya pergi karena mengerti kode dari Naura

“Ke mana sih kamu Nau?” Raka dan Gladis

“Sorry ya liburan kemarin aku gak bareng kalian, gak ada kabar sama sekali, aku sengaja gak pegang HP karena mama dan papaku yang nyuruh katanya biar aku menikmati libur semester dan bisa beradaptasi”

“Adaptasi?” kata Alvino sambil kebingungan

“Maksudnya apa Nau?” kata Raka

“Kamu mau pindah?” kata Gladis

“Iya Dis aku mau pindah rumah, sekolah, dan aku gak bisa ketemu kalian lagi kemungkinan kuliah aku juga gak akan di Universitas itu, kita gak akan bareng lagi kalian bertiga jaga diri baik-baik ya kita masih bisa komunikasi lewat HP kok sukses ya buat kalian semoga ujian nanti lancar, ke terima di Universitas yang kalian impikan, tapi aku yakin kalian pasti ke terima kan pintar (sambil tertawa) good luck pokoknya. Aku sayang kalian peluk dulu sini” Naura sambil memeluk mereka dan berkaca-kaca

“ Kita pasti bertemu lagi kok” kata Alvino

“Iya, kita sayang kamu juga Nau meski gak tahu alasan kamu pindah apa kita menghargai keputusan kamu dan orang tua kamu”

Gak jauh dari sama Mama Naura memanggil “Naura ayo yuk kita pamitan dulu sama guru-guru di sini”

Mereka melepaskan pelukannya dan Naura pergi “Jaga diri baik-baik Naura” ucap mereka bertiga

        Naura sudah berpamitan kepada semua guru dan pergi dari sekolah. Semua guru dan siswa menyayangkan sekali kalau Naura pindah sekolah padahal tinggal satu semester lagi sebentar lagi ujian, sekarang bukan lagi empat sekawan melainkan hanya tinggal bertiga yang bersama. Setelah kepindahan Naura, Alvino, Raka, Gladis seperti hilang semangat gak seceria waktu masih ada Naura.

“Sepi gak ada Naura, berasa ada yang kurang” kata Alvino kepada Gladis dan Raka

“Apalagi aku, biasa cerita segala macam sama dia sekarang kalau cerita sama kalian bukannya tenang malah tambah pusing” kata Gladis

“Ya mau gimana lagi, ini pilihan dia, dia juga gak mungkin juga kan nolak orang tuanya kita cuman sahabatnya yang harus selalu mendukung keputusan dia doain saja semoga dia bahagia selalu baik-baik saja” ucap Raka agar Alvino dan Gladis tidak sedih lagi

Alvino dan Gladis mengangguk

“Oh iya kita mulai belajar bareng lagi yu bentar lagi ujian kelulusan, tapi jangan di rumah Vino biar gak ke bayang Naura biar fokus” kata Raka

“Terserah deh”

         Mereka pun hampir setiap hari belajar bareng di cafe, agar mendapatkan nilai ujian yang bagus. Sampai tibalah waktu ujian mereka sangat bersemangat sekali juga saling memberi semangat tak lupa mereka mengirim pesan juga kepada Naura agar semangat dan lancar ujiannya.

         Beberapa minggu kemudian pengumuman kelulusan serta pengumuman siswa-siswi yang diterima ke Perguruan Tinggi Negeri, semua siswa kelas 12 berbondong-bondong menuju mading untuk melihatnya. Alvino, Raka, dan Gladis mereka saling berpelukan karena nilai mereka paling besar selain itu diterima di kampus impian mereka jadi mereka akan tetap bersama. Dengan spontannya mereka bilang vidio call Naura, namun gak di sangka reaksi Naura setelah mendengar kabar kelulusan dari Vino, Raka, Gladis datar gak ikut bahagia cuman mengatakan “Selamat ya” tanpa kata lain. Mereka bertiga kaget dong dengan reaksi Naura apalagi gak lama dari itu Naura mematikan teleponnya.

“Idih gitu banget sih si Naura, gak mau kali ya berteman lagi sama kita, udahlah biarin kesel aku orang lagi bahagia reaksinya kayak gitu nyesel ngasih tahu” kata Gladis sambil kesel sedangkan Raka dan Alvino hanya saling menatap dan Alvino langsung ngomong “Sabar mungkin dia lagi ada masalah, jangan di pikirin mending kita nyiapin buat acara perpisahan minggu depan terus ke kampus melengkapi data-data yang masih kurang, ayo-ayo”

“Ngomong aja kalo lo cinta makannya dibela terus” kata Gladis dengan nada kesel “Udah kita lagi bahagia jangan marah-marah” kata Raka menenangkan

             Satu minggu kemudian mereka merayakan perpisahan seluruh siswa sangat menikmati acara tersebut dan semua bahagia meski harus saling berpisah dengan teman-temannya karena beda universitas, ada yang kerja juga namun buat Alvino, Raka, juga Gladis mereka tetap bahagia karena akan sama-sama terus. Ke esokkan harinya mereka bertiga pergi ke kampus untuk melengkapi data-data tanpa disangka-sangka mereka dikejutkan dengan adanya Naura “ Surpise” Mereka bertiga masih bingung, gak nyangka ternyata Naura kuliah di kampus yang sama.

“Oh pantas ya pas kita Vidio Call mukanya datar, cuman bilang selamat ternyata lo ngerjain kita tau gak gue kesel sama lo” sambil menempelkan telunjuknya ke badan Naura sedangkan Naura tertawa bahagia “bentar-bentar jangan-jangan kalian berdua tau masalah ini makanya kalian gak marah sama Naura dan malah nenangin aku supaya gak marah hah ngomong gak” sambil ngegas ke Raka dan Alvino

“Sumpah aku gak tahu, kalo Vino jangan-jangan lo tahu lagi” Raka

“Idih main nuduh-nuduh aja sama aku juga gak tahu”

“Eh stop gak ada yang aku kasih tahu biar kejutan juga, seru kan ” kata Naura

Huh enggak lucu ah tapi kita senang akhirnya kita bisa bareng-bareng lagi kayak dulu, bahagia banget.

          Akhirnya mereka berempat bersama-sama lagi kuliah di kampus impian mereka, sampai lulus kuliah dan mempunyai bisnis bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun