“Nah dengar kata Vino, lo kayak yang kita pelit aja kita itu bukan teman yang kalau temanya susah ditinggalin, ehhhhh pas saat ada uang didekain kayak yang baru kenal kita saja. Nih buat lo berdua kalau jalan sama kita seringnya ngeluarin duit atau enggak? Enggak kan gue sama Vino yang sering ngeluarin duit” Raka sambil nunjuk Alvino
Tiba-tiba Gladis nyomot mulutnya Raka sambil ngomong “Bacot lo”
“Apaan sih lo main comot-comot mulut orang saja emang benar kan?” sambil ngengas
“Y y y y y y”
“Diam lo ah, jadi Nau kembali lagi ke kamu yah gak usah mikirin biaya kalau gak ada pasti kita bantu, apalagi si Vino, kan kayak raya santai saja. Pokoknya lo kuliah bareng kita titik” Raka
“Iya Nau benar tuh kata Raka, jarang-jarang kan si Raka otaknya benar” Gladis
Raka menatap Gladis dengan tatapan yang sinis dan Gladis menjulurkan lidahnya Wle, sedangkan Alvino dan Naura tertawa kecil sambil menggelengkan kepala melihat tingkah mereka berdua.
“Emm terima kasih banyak ya kalian aku gak bisa ngomong apa-apa, pokoknya aku sayang kalian peluk” Kata Naura sambil merentangkan tangannya dan mereka saling berpelukan.
Suara bel berbunyi, semua siswa masuk dan belajar seperti biasa sampai waktunya bel pulang berbunyi empat sekawan itu bertemu di parkiran dan pulang bareng.
Ketika di perjalanan pulang Naura mengajak teman-temannya untuk belajar bareng “Minggu depan ujian kan kita belajar bareng yu” disambung jawab oleh yang lainnya “Gas” “di rumah Alvino seperti biasa” kata Raka
Empat sekawan itu pulang ke rumah masing-masing, lalu bersiap-siap untuk belajar bareng di rumah Vino. Raka, Naura, dan Gladis berangkat bareng ke rumahnya Alvino, sesampainya di rumah Alvino mereka langsung mempersiapkan buku belajarnya.