Mohon tunggu...
Romeo Saru
Romeo Saru Mohon Tunggu... Administrasi - ASN / Gemar literasi/ Kota Sorong Papua Barat Daya /

"Perbedaan antara sesuatu yang tidak mungkin dan yang mungkin, terletak pada cara berpikir seseorang" -Haryanto Kandani-

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Bagian Satu | Awal Pertemuan yang Tak Biasa

5 November 2024   12:13 Diperbarui: 5 November 2024   12:25 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar : Dokpri

Reinhard -- atau lebih dikenal sebagai Detektif Ree -- duduk di balik meja kerjanya, tatapan tajamnya tertuju pada berkas yang terbuka di hadapannya. Suara jam tua di sudut ruangan berdetak pelan, menciptakan suasana hening dan serius. 

Kantor Ree terletak di sebuah gedung tua yang sepi, dindingnya dipenuhi rak dengan buku-buku tebal dan catatan kasus yang tertata rapi. 

Sementara sebagian orang mungkin merasa kantor ini suram, bagi Ree, tempat ini adalah tempat berlindung yang tenang, jauh dari dunia yang pernah ia kenal -- dunia yang penuh kemewahan dan pesta.

Ree dulu adalah mahasiswa hukum terbaik di kampusnya. Masa mudanya dihabiskan dengan belajar keras dan menjalani kehidupan gemerlap. Ia memiliki segalanya: teman, harta, dan impian untuk menjadi pengacara ternama. Namun, kesenangan dunia yang ia kejar tidak sebanding dengan harga yang harus dibayarnya. 

Kedua orang tuanya meninggal karena sakit, dan pada saat itu, Ree merasa hampa. Kehilangan mereka membuatnya sadar akan kekosongan yang selama ini ia abaikan. 

Setelah mereka pergi, Ree menjauh dari lingkungan lamanya, meninggalkan semuanya, dan memilih untuk pindah ke kota asing. Di sinilah, di kota baru ini, ia memulai dari nol sebagai seorang detektif bayaran.

Noi: "Anda Detektif Reinhard, bukan? Nama saya Novita Tanabe, tapi panggil saja saya Noi. Saya butuh bantuan Anda."

Ree menyandarkan tubuhnya dan menatap wanita itu dengan tenang. Di dunia yang penuh kebohongan dan rahasia, tatapan pertama bisa memberi petunjuk banyak. Namun, Ree tahu cara menahan diri. Sikap tenangnya adalah pelindung yang membuatnya terlihat seperti batu karang di tengah lautan badai.

Ree: "Selamat datang, Nona Tanabe. Silakan duduk."

Noi langsung duduk dan meletakkan tasnya dengan keras di atas meja. Ia jelas tidak ingin basa-basi, dan Ree menyadari bahwa wanita ini memiliki kekuatan mental yang sulit dihadapi oleh kebanyakan orang.

Noi: "Pacar saya hilang dua minggu lalu. Saya mencoba mencarinya, tapi tidak ada jejak. Polisi tidak melakukan apa-apa, dan saya tidak tahu harus bagaimana lagi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun