Mohon tunggu...
Romeo Saru
Romeo Saru Mohon Tunggu... Administrasi - ASN / Gemar literasi/ Kota Sorong Papua Barat Daya /

"Perbedaan antara sesuatu yang tidak mungkin dan yang mungkin, terletak pada cara berpikir seseorang" -Haryanto Kandani-

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Bagian Satu | Awal Pertemuan yang Tak Biasa

5 November 2024   12:13 Diperbarui: 5 November 2024   12:25 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar : Dokpri

Malam itu, sepulang dari lokasi bersama Noi, Ree kembali ke kantornya dan memulai penyelidikan. Namun, ketika ia tengah meneliti nomor anonim yang disebutkan Noi, teleponnya berdering.

Ree: "Reinhard bicara."

Suara dari ujung telepon terdengar rendah dan berbisik, penuh ancaman.

Suara Telepon: "Berhenti mencarinya, Detektif. Anda tidak tahu siapa yang sedang Anda hadapi."

Ree terdiam sejenak, lalu dengan tenang menyalakan rekaman panggilan. Ia merasakan bahaya mengintai, tetapi ia tahu bagaimana menjaga ketenangan.

Ree: "Saya tidak biasa menerima ancaman tanpa alasan. Apa Anda mengenal Novita Tanabe atau pacarnya?"

Suara itu tertawa pelan, lalu terdiam. Setelah beberapa detik yang penuh ketegangan, panggilan itu terputus. Ree duduk di sana, memandangi teleponnya. Ia tahu, kasus ini akan membawa lebih dari sekadar pencarian seseorang yang hilang. Ada sesuatu yang lebih gelap, dan mungkin, juga sesuatu yang bisa membuka kembali luka lamanya.

---

Akhir Bagian Satu

Di tengah kesunyian malam, Ree merasakan perasaannya berkonflik. Kasus ini mengingatkannya pada kehidupannya yang dulu -- pada keputusannya untuk meninggalkan segalanya dan menjadi seseorang yang berbeda. Namun, dia tahu, kali ini ia harus tetap kuat. 

Mungkin, ini adalah kesempatan baginya untuk menemukan apa yang selama ini ia cari dalam hidupnya: makna yang sejati.

Pikirannya terputus saat suara pintu kantornya terbuka dengan kasar. Seorang wanita muda melangkah masuk, dengan tatapan penuh amarah dan kecemasan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun