Mohon tunggu...
Refalina Putri Nursiami
Refalina Putri Nursiami Mohon Tunggu... Lainnya - XII MIPA 7 SMAN 1 PADALARANG

Refalina Putri Nursiami XII MIPA 7 -an amateur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Anak Emas yang Terkepung

15 November 2021   19:48 Diperbarui: 15 November 2021   20:40 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bu, bapak, bu.. Bapak ditembaki bu dan dibawa pergi oleh tentara.... naik truk!" kata Amelia dengan suara yang bergetar.

"Cari cepat! Semuanya ayo cari bapak! Cari sampai bapak ketemu! Cari, cepat cari!" kata ibunya terkejut ia menjerit-jerit lari keluar, ia terlihat sudah putus asa dan tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Kemudian Istri Ahmad pun pingsan. Setelah sadar, Yayuk mengajak semua anaknya untuk berdoa.

"Nak, bapak sudah meninggal dunia." kata Yayuk mencoba tegar mengatakan hal ini kepada anak-anaknya.

"Tidak bu, bapak masih hidup! Hanya tangan dan kakinya yang terkena tembakan, bu! Bapak masih ada!" kata Amelia dengan tegas.

"Nak.." Ibunya menggeleng dengan tersenyum sambil mengusap kepala Amel. Semua anak-anaknya pun menangis tersedu-sedu.

"Bapak, jangan tinggalin kita pak..." kata anaknya sambil menangis.

Pada pukul 9 pagi nya, sebuah karangan bunga yang indah dengan ucapan "Selamat Ulang Tahun 1 Oktober 1965" datang ke kediaman Ahmad dan karangan bunga ini ditujukan untuk istrinya, Yayuk. Adapun yang mengirimnya adalah Ahmad sendiri, namun sosok itu entah dimana keberadaannya sekarang. Bunga itu membuat kedukaan yang dialami mereka hari itu semakin mendalam.

"Mas.. terima kasih dan sampai berjumpa lagi.." kata Yayuk sambil menangis memeluk karangan bunga yang merupakan hadiah terakhir dari suaminya itu.

Jasad Ahmad dan keenam jasad lainnya ditemukan 3 hari kemudian yaitu pada tanggal 4 Oktober 1965. Pada hari ulang tahun ke-20 ABRI tepatnya pada 5 Oktober 1965, jenazah-jenazah korban pengkhianatan PKI itu dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kali Bata, Jakarta dengan upacara militer yang khidmat dan mengharukan. Bersamaan dengan itu, Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 111/KOTI/1965 Ahmad Yani beserta rekannya dinyatakan sebagai Pahlawan Revolusi dan pangkat Ahmad Yani dinaikkan menjadi Jenderal Anumerta.

Hari itu anak-anak Letnan Jenderal Yani bolos sekolah seperti permintaan bapaknya. Namun, bukan untuk melihat parade Hari Jadi TNI, melainkan untuk mengantarkan bapaknya, Ahmad Yani ke tempat peristirahatan terakhirnya.. Bagi anak-anaknya, ia merupakan sosok yang penyayang, peduli, dan perhatian. Banyak kenangan yang sudah mereka lewati bersama dan itu merupakan hal yang berharga setelah kepergiannya. Sangat sulit bagi mereka untuk mengikhlaskan kepergian bapaknya, namun mereka yakin bahwa dimanapun Bapaknya berada, ia akan selalu ada di hati ke-8 anak-anaknya. Inilah kata-kata yang diucapkan anak-anaknya sewaktu di makam bapaknya.

"Bapak, terima kasih atas semuanya, selamat tinggal, pak.."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun