Mohon tunggu...
Red Bull
Red Bull Mohon Tunggu... Lainnya - Biodata

Perkenalkan kami adalah mahasiswa Universitas Internasional Batam jurusan Sistem Informasi Kelas 2SIMA. Kami dari Kelompok 1 yaitu Kelompok RedBull (Ready Say No to Bullying) yang beranggotakan tujuh orang mahasiswa: 1. Kisusyenni Venessa 1931150 2. Novita Chris 1931139 3. Audrey Saudjhana 1931166 4. Henly 1931082 5. Arif Budiman 1931002 6. Vincent 1931050 7. Steven 1931052

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bullying dan Hate Speech di Kalangan Remaja - PASEPRO 2020

26 Mei 2020   13:12 Diperbarui: 26 Mei 2020   13:13 1074
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Observasi pada tanggal 19 Februari 2020 bersama Pak Esron Sibuea, S.Th.

Apa itu PASEPRO 2020?

Pancasila Social Experimental Project (PASEPRO) merupakan sebuah projek mata kuliah Pancasila dalam bentuk pengabdian masyarakat dengan tujuan untuk mengembangkan pendidikan karakter dengan pendekatan partisipatif dan kolaboratif. Maka itu mahasiswa-mahasiswa dibagi menjadi beberapa tim dan masing-masing tim akan bekerja bersama pihak mitra (baik instansi, industri, atau masyarakat) untuk melaksanakan projek tersebut sesuai dengan tema yang telah ditentukan.

Tahap Perencanaan Kegiatan

Kelompok kami, tim Red Bull, mendapat tema Bullying dan Hate Speech di Kalangan Remaja. Oleh sebab itu kami memilih sekolah sebagai lokasi kegiatan, terutama sekolah tingkat SMP karena tema kegiatan ditargetkan untuk remaja. Sekolah yang kami pilih adalah sekolah yang dekat dengan lingkungan sekitar kami yaitu SMPS Kristen Tabqha. Sebelum mengadakan sosialisasi, kami terlebih dahulu mengadakan observasi pada tanggal Kamis, 19 Februari 2020 jam 9 pagi. Kami tidak mempunyai kenalan di SMPS Kristen Tabqha, maka itu kami langsung menuju ke sekolah dengan membawa surat pengantar. Kami disambut baik oleh wakil kepala sekolah SMPS Kristen Tabqha yaitu Pak Esron Sibuea, S.Th. Setelah berdiskusi lebih lanjut, pihak sekolah bersedia membantu kami mengadakan sosialisasi yang akan dilaksanakan pada Jumat, 17 April 2020 jam 08.00 – 09.15 di ruang serbaguna SMPS Kristen Tabqha.

Kami juga melakukan survei dan wawancara yang dilaksanakan pada Senin, 2 Maret 2020 Kami melakukan survei dengan metode kuesioner yang dibagikan kepada siswa-siswi SMPS Kristen Tabqha kelas 8A. Kami juga melakukan wawancara kepada tiga orang siswa dan Pak Esron. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa-siswi terhadap Bullying dan Hate Speech serta mengetahui tingkat kasus-kasus Bullying dan Hate Speech dalam sekolah sehingga mempermudah kami dalam memahami situasi sekolah, pembuatan, dan penyampaian materi sosialisasi.

Kegiatan wawancara bersama Pak Esron Sibuea, S.Th. , selaku wakil kepala sekolah SMPS Kristen Tabqha, pada Senin, 2 Maret 2020
Kegiatan wawancara bersama Pak Esron Sibuea, S.Th. , selaku wakil kepala sekolah SMPS Kristen Tabqha, pada Senin, 2 Maret 2020

Wawancara bersama salah satu siswa-siswi SMPS Kristen Tabqha pada Senin, 2 Maret 2020
Wawancara bersama salah satu siswa-siswi SMPS Kristen Tabqha pada Senin, 2 Maret 2020

Kegiatan survei melalui lembar kuesioner kepada siswa-siswi SMPS Kristen Tabqha kelas 8A pada Senin, 2 Maret 2020
Kegiatan survei melalui lembar kuesioner kepada siswa-siswi SMPS Kristen Tabqha kelas 8A pada Senin, 2 Maret 2020

picture3-5eca71bdd541df0dde1df815.jpg
picture3-5eca71bdd541df0dde1df815.jpg

Tahap Pelaksanaan Kegiatan

Namun dikarenakan situasi pandemi COVID-19, kegiatan sosialisasi yang seharusnya dilaksanakan pada  Jumat, 17 April 2020 digantikan dengan kegiatan sosialisasi secara online melalui video di Youtube dan IGTV Instagram. Berikut ini merupakan link video Youtube mengenai "Bullying dan Hate Speech di Kalangan Remaja" :

Berikut ini merupakan link IGTV "Bullying dan Hate Speech di Kalangan Remaja": https://www.instagram.com/tv/CAfViYnAuKE/?igshid=1pwnxluilspm1

Materi Bullying dan Hates Speech di Kalangan Remaja

Pengertian Bullying dan Hate Speech

Perundungan atau lebih dikenal pula dengan istilah bullying marak terjadi belakangan ini. Apakah itu bullying? Bullying adalah sebuah perilaku yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan tujuan memojokkan atau mengintimidasi seseorang/kelompok lain yang tidak termasuk kelompok tersebut, dengan nada merendahkan sampai kekerasan fisik. Bullying  dengan kata dasar bully diartikan dalam kamus Oxford sebagai ‘seseorang yang terbiasa berusaha untuk menyakiti atau mengintimidasi mereka yang mereka anggap rentan’. Dapat diartikan juga sebagai perilaku intimidasi.

Hate Speech (Ucapan Penghinaan atau Ucapan Kebencian) adalah tindakan komunikasi yang dilakukan oleh suatu individu atau kelompok dalam bentuk provokasi, hasutan, ataupun hinaan kepada individu atau kelompok yang lain dalam hal berbagai aspek seperti ras, warna kulit, etnis, gender, cacat, orientasi seksual, kewarganegaraan, agama, dan lain-lain.

Dalam arti hukum, hate speech adalah perkataan, perilaku, tulisan, ataupun pertunjukan yang dilarang karena dapat memicu terjadinya tindakan kekerasan dan sikap prasangka entah dari pihak pelaku, pernyataan tersebut, atau korban dari tindakan tersebut. Situs yang menggunakan atau menerapkan hate speech ini disebut hate site. Kebanyakan dari situs ini menggunakan forum internet dan berita untuk mempertegas sudut pandang tertentu.

Sejarah Bullying dan Hate Speech

Kalau dilacak dalam sejarah, perilaku bullying sebenarnya sudah ada sejak manusia mulai hidup berkelompok. Saat manusia berinteraksi antara satu dengan yang lain. Suku yang kuat biasa membully suku yang lebih lemah. Demikian juga negara-negara kuat sering nge-bully negara-negara kecil. Di zaman kerajaan nusantara, kerajaan-kerajaan besar membully kerajaan yang lebih kecil. Bullying dilakukan karena adanya ketidakseimbangan kekuatan. Tidak ada kesetaraan posisi, sehingga yang besar berbuat seenaknya kepada yang lebih kecil.

Tindakan bullying diawali dengan perkataan, dimana dikenal dengan bullying secara verbal (kata-kata) dan Hate Speech. Kemudian mulai muncul bullying secara fisik atau kekerasan yang contohnya dapat kita lihat dilingkungan sekitar. Tak lama setelah itu, semenjak berkembangnya teknologi dan media sosial, munculah cyber-bullying atau bullying secara elektronik melalui internet yang biasanya berlangsung dalam platform media sosial.

Jenis - Jenis Bullying dan Hate Speech

Bullying dibagi menjadi 4 jenis, yaitu: Verbal bullying, Physical Bullying, Relational Bullying, and Cyber Bullying.

Yang pertama, Verbal bullying atau nama lainnya adalah hate speech. Dimana pelaku bullying melakukan intimidasi melalui kata-kata mereka kepada seorang korban bully. Intimidasi ini bisa berupa julukan yang buruk, celaan, penghinaan, fitnah, terror, gossip, atau bahkan pernyataan-pernyataan yang nggak benar. Kasus verbal bullying tentu saja sudah sering dijumpai pada setiap aspek kehidupan kita, baik dalam hubungan antar teman di sekolah, di lingkungan sekitar seperti tetangga, bahkan antar saudara sendiri di keluarga. Bisa dibilang verbal bullying adalah langkah pertama untuk menuju ke tingkat bullying selanjutnya.

Yang kedua adalah Physical bullying, yaitu membully secara fisik. tindakan bullying ini melibatkan kontak fisik antar pelaku dan korban baik secara langsung maupun tidak langsung. Physical bullying ini biasanya termasuk memukul, menendang, menampar, mencekik, meludahi, bahkan menghancurkan barang-barang milik korban.

Contoh kasus Physical Bullying di Indonesia adalah kasus pembullyan di SMP Muhammadiyah, dulu sempat viral sebuah video yang memperlihatkan aksi tiga siswa SMP yang membully seorang siswi berhijab di dalam kelas. Dlm video kasus bully tersebut bisa dilihat kalau ketiga siswa menganiaya teman ceweknya dengan cara memukul dan menendang. Bahkan mereka juga melayangkan pukulan menggunakan gagang sapu ijuk.

Selanjutnya, yang ketiga yaitu Relational Bullying. Bullying tipe ini cenderung melakukan pelemahan harga diri kepada korban bully dengan cara pengabaian, pengucilan, atau penghindaran.

Perlakuan pembullyan dalam tipe ini berupa sikap-sikap kecil seperti pandangan sinis, lirikan mata, tawa yang mengejek, hingga bahasa tubuh yang merendahkan korbannya. Contohnya kasus seorang siswi SMPN 147 Jakarta yang meninggal dunia setelah melompat dari lantai 4 gedung sekolahnya. Sebelum meninggal, korban sempat dilarikan dan dirawat di ICU RS Polri Kramat Jati selama dua hari. Diketahui korban adalah sosok yang kurang berbaur dan kerap kali tidur di dalam kelas. Enggak hanya itu, dia juga sering merasa kesepian dan enggak memiliki banyak teman dekat.

Yang terakhir adalah Cyberbullying, bullying yang paling sering dilakukan akhir2 ini. Bentuk bullying ini mirip dengan verbal bullying/hate speech. Jenis bullying ini biasanya meliputi kata-kata kasar atau bahkan gambar yang nggak senonoh dimana pelaku mengirimkan gambar-gambar tersebut melalui media elektronik seperti line, whatsapp, instagram dan lain lain. Sudah banyak kasus cyberbullying yang terjadi sejak adanya media sosial. Banyak sekali kasus cyberbullying yang mengakibatkan korban bunuh diri,

salah satu contoh kasusnya adalah  remaja 18 tahun asal Texas, Brandy Vela, memutuskan menembak dadanya sendiri karena nggak tahan dibully terus-terusan lewat pesan-pesan kasar yang dia terima di ponselnya. Sebelum bunuh diri, Brandy sempat memberi tahu keluarganya kalau dia pengen mati. Saat keluarganya pulang, Brandy masih hidup, tapi pistol sudah ditodongkan ke dadanya. Kakaknya memohon agar Brandy nggak beneran bunuh diri. Saat kakaknya memanggil orangtuanya, dia mendengar bunyi senjata dari kamar Brandy. Brandy pun ditemukan sudah nggak bernyawa.

Penyebab Terjadinya Bullying dan Hate Speech

Bagaimana bullying dan hate speech dapat terjadi? Ada beberapa penyebab terjadinya bullying, di antara lain … dari sisi korban, mulai dari penampilan fisik, ras, terlihat lemah, hingga terlihat tidak mudah bergaul. Penyebab bullying pertama yang paling umum adalah akibat dari penampilan fisik. Ketika seorang anak memiliki penampilan fisik yang dianggap berbeda dengan anak lain pada umumnya, para bully dapat menjadikannya bahan untuk mengintimidasi anak tersebut. Perbedaan ras juga sering kali menyebabkan seorang anak terkena bully. Hal ini umumnya terjadi ketika seorang anak dengan ras berbeda memasuki satu lingkungan dan dianggap sebagai minoritas. Beberapa survey dan penelitian juga telah menunjukkan bahwa bullying akibat ras yang berbeda memang cukup sering terjadi. Penyebab bullying lainnya adalah ketika seorang anak dianggap lebih lemah dan terlihat tidak suka melawan. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa bullying melibatkan ketidakseimbangan kekuatan antara pelaku dan juga korban. Pelaku tentunya merasa sebagai pihak yang lebih kuat dan dapat mendominasi korban yang lebih lemah. Selain karena lemah, terlihat tidak mudah bergaul dan memiliki sedikit teman juga menjadi salah satu penyebab menjadi korban bullying. Individu yang terlihat tidak mudah bergaul dan memiliki sedikit teman juga dapat terlihat lebih lemah dan membuat bully berpikir dapat mendominasi mereka. Sekelompok bully juga berpotensi melakukan bully pada kelompok yang dianggap lebih lemah dari kelompok mereka.

Dari sisi pelaku, salah satu pemicu seseorang menjadi bully adalah karena memiliki masalah pribadi yang membuatnya tidak berdaya di hidupnya sendiri. Pada anak-anak, penyebab seperti perkelahian berlebihan di rumah, perceraian orang tua, atau adanya anggota keluarga yang menjadi pecandu narkoba dan alkohol dapat memicu hal ini. Bullying baik verbal ataupun fisik yang dilakukan bertujuan agar individu tersebut merasa memiliki kekuatan. Penyebab lain adalah, pernah menjadi korban bully. Terdapat kasus terjadi di mana pelaku sebenarnya juga merupakan korban. Contohnya seperti anak yang merasa di-bully oleh saudaranya di rumah, kemudian anak tersebut membalas dengan cara mem-bully temannya di sekolah. Penyebab bullying selanjutnya adalah karena rasa iri pelaku pada korban. Rasa iri ini bisa muncul akibat korban memiliki hal yang sebenarnya sama istimewanya dengan sang pelaku. Pelaku mengintimidasi korban agar korban tidak akan lebih menonjol dari dirinya sendiri. Kurangnya pemahaman dan empati juga dapat menimbulkan perilaku bullying. Ketika seorang anak melihat anak lain berbeda dalam hal seperti ras, suku, dan agama, karena kurangnya pemahaman, maka mereka beranggapan bahwa perbedaan tersebut adalah hal yang salah. Mereka juga beranggapan bahwa menjadikan anak yang berbeda tersebut sebagai sasaran adalah hal yang benar. Adapula yang melakukan bullying karena ingin mencari perhatian, terkadang pelaku tidak menyadari bahwa yang dilakukannya termasuk ke dalam penindasan, karena sebenarnya apa yang dilakukannya adalah mencari perhatian. Penyebab lain dari sisi pelaku adalah kesulitan mengendalikan emosi, sehingga masalah kecil bisa membuat emosi pelaku meledak. Faktor lainnya, adalah keluarga kurang harmonis. Tidak semua anak dari keluarga kurang harmonis akan menjadi pelaku bullying, namun hal ini kerap terjadi. Sebagian besar pelaku adalah anak yang merasa kurang kasih sayang dan keterbukaan dalam keluarganya. Mereka kemungkinan juga sering melihat orang tuanya bersikap agresif terhadap orang-orang di sekitarnya.

Bagaimana dengan hate speech? Ada beberapa faktor yang dapat mengakibatkan seseorang melakukan ujaran kebencian. Yang pertama, prasangka buruk terhadap orang atau kelompok tertentu. Prasangka ini dapat terbentuk dari sosialisasi terus menerus oleh keluarga, pihak sekolah, teman-teman, atau orang-orang di sekitar pembuat ujaran kebencian. Tidak peduli hal positif apapun yang dilakukan oleh objek atau target ujaran kebenciannya, dia akan tetap menghakimi orang atau kelompok tersebut. Atau penyebab lain, bisa saja hate speech terjadi bukan karena pembuat Ujaran Kebencian bermasalah dengan identitas si target hate speech, melainkan karena kecewa atas perbuatan si target hate speech, sehingga ia mencomot identitas korban hate speech sebagai sasaran dan memprovokasi orang-orang sekitarnya untuk percaya bahwa latar belakang si korbanah yang membuatnya menjadi musuh bersama. Motif ini bisa disebut sebagai motif balas dendam.

Perlu diingat pula, ujaran kebencian itu bersifat menular. Jika seseorang menganggap pembuat ujaran kebencian sebagai sosok yang berkuasa, yang dapat dipercaya, atau diyakini setiap ucapannya, maka orang tersebut dapat menjadi sumber berita-berita buruk tentang target hate speech. Tidak peduli berita bohong atau opini pribadi sekalipun, selama ia bisa menyalurkan rasa ketidaksukaannya, hal itu menurutnya dianggap sah-sah saja untuk dibaca dan dibagikan.

Perasaan terancam juga dapat menjadi penyebab munculnya kata-kata merendahkan korban hate speech. Motif ini disebut dengan motif defensif. Khawatir negerinya dijajah secara ekonomi oleh para pendatang, pembuat ujaran kebencian pun melancarkan aksinya. Ujungnya bisa sangat mengerikan. Penyerangan terhadap kelompok etnis Tionghoa pada Tragedi 1998 adalah salah satu contohnya. Motivasi lain yang dimiliki para pembuat ujaran kebencian adalah perasaan senang di mana pelaku sekadar tidak suka atau sentimen sesaat saja dalam membuat ujaran kebencian.

Dampak Bullying dan Hate Speech

Seberapa bahaya dampak bullying itu sendiri?

Mungkin diantara kita ada yang suka iseng – iseng ngebully teman kita. Kalau memamg iya, sebaiknya kita menghentikannya. Bullying yang kita lakukan bisa merugikan koban tak hanya secara fisik namun juga secara mental. Apa yang kita lakukan dapat mempengaruhi masa depan mereka. Apakah bullying hanya akan berdampak pada korbannya? Tidak. Bullying memberikan dampak bagi sang pelaku, sang korban, dan orang yang melihatnya, saksi.

Dampak bullying bagi korban

  • Dampak terhadap kesehatan. Saat kamu mem-bully temanmu, entah memukulnya atau mengejeknya, mungkin kamu tidak sadar bahwa apa yang kamu lakukan akan berdampak pada masa depan korbanmu. Secara fisik korbanmu bisa menderita memar sampai patah tulang. Korban akan tampak lemah dan tak berdaya. Sedangkan secara mental, efeknya tidak bisa diukur dengan mudah, mereka bisa mengalami trauma, depresi, rendah diri, timbul kemauan dibiarkan sendiri, cemas dan kegelisahan yang berlebihan ketika berpergian, sulit tidur nyenyak dan kerap mimpi buruk, ingin menyakiti diri sendiri, atau bahkan keinginan untuk bunuh diri. Masa depan mereka bisa saja terancam suram hanya karena keisengan kamu.
  • Ikut melakukan kekerasan atau melakukan balas dendam. Sebelumnya telah kita bahas bahwa salah satu penyebab orang mem-bully adalah karena pada masa lalu orang tersebut menjadi korban. Bisa dibilang bullying adalah rantai panjang yang diawali dari satu pelaku yang kemudian melahirkan pelaku lainnya. Di sini aku mau mengajak kamu untuk tidak ikut-ikutan menjadi pelaku supaya rantai ini bisa terputus dan tidak lagi terlahir tukang bully-tukang bully baru lagi.
  • Penurunan akademis.  Korban bullying akan mengalami ketakutan dalam lingkungan bersama dengan pembullynya. Hal ini akan mempengaruhi kehadirannya dalam sekolah atau tempat belajarnya. Mereka cenderung akan memilih bolos dan tidak datang ke sekolah. Ketika sudah mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi, minat mengerjakan tugas dan mengikuti kegiatan sekolah lainnya pun menjadi berkurang. Ujung-ujungnya korban drop out dari sekolah atau kegiatan yang awalnya ia sukai.
  • Susah bergaul. Anak maupun orang dewasa yang mengalami bullying, secara tidak langsung ditempatkan pada status sosial yang lebih rendah dari rekan-rekannya. Hal ini membuat korban bully menjadi sering merasa kesepian, terabaikan, dan berujung pada turunnya rasa percaya diri.
  • Kurangnya rasa percaya diri. Korban akan menjadi tidak mampu dalam menyampaikan pendapatnya dengan berani dan cenderung terbiasa mengikuti kemauan orang lain. Mereka berpikiran bahwa pendapat atau omongan mereka hanya akan menjadi bahan tawa bagi orang lain sehingga mereka tidak bisa mengungkapkannya. Rasa percaya diri yang kurang juga mempengaruhi bahasa tubuh mereka yang menjadi lemah, misalnya tak ada kontak mata, kepala menunduk dan badan membungkuk. Bahkan kadang ketika mereka dipukul didorong, ditendang dan kekerasan lainnya mereka tak berniat untuk membela diri dan hanya menyalahkan diri mereka sendiri.

Dampak bullying bagi pelaku

Tidak hanya pada korban, pelaku juga mengalami dampaknya sendiri sebagai bagian dari tindakan bullying itu. Terdapat 2 macam pelaku bully, yaitu pure bully dan bully-victim. 

Pure bully atau pelaku bullying yang tidak mengalami pengalaman di-bully. Orang-orang ini adalah mereka yang selalu menempati peran dominan dan seakan-akan berada di puncak rantai makanan. Pure bully seperti tidak memiliki permasalahan psikologis yang berarti mempunyai  permasalahan moral dan tidak adanya empati. Pure bullying akan memiliki rasa percaya diri yang terlalu tinggi dimana disaat yang sama mereka tidak memiliki kepekaan tehadap batasan dan norma sehingga susah membangun hubungan sosial yang berkualitas dan menunjukan sikap agresif yang berlebihan. Pelaku bully semacam ini dapat berpotensi berkembang menjadi pribadi anti-sosial. 

Bully-victim adalah pelaku bullying yang dulunya di-bully/ diintimidasi. Bully-victim seringkali lebih lemah secara fisik dibandingkan dengan mereka yang melakukan bully terhadapnya. Namun, hampir selalu lebih kuat dari korban mereka. Bully-victim cenderung mengalami kecemasan, gelisah, kesepian, impulsif dan tertekan hingga mereka dewasa.

Pelaku bullying secara keseluruhan itu sendiri juga bisa mendapatkan dampak negatifnya ketika dewasa. Saat dewasa, pelaku rentan terjebak kecanduan narkoba, terlibat dalam tindak kekerasan, dan tindak kriminal lainnya. Bahkan ia bisa bersikap abusif atau melakukan tindak kekerasan pada orang terdekatnya, seperti pada pasangan atau anak-anaknya di masa yang akan datang.

Dampak bullying bagi saksi (bystanders)

Kebanyakan kasus bullying mengesampingkan peran saksi tindakan tersebut. Saksi bullying (bystanders) sebenarnya memainkan peran penting dalam intimidasi. Ada beberapa bullying yang memerlukan audiensi sebagai bentuk dominasi mereka para pelaku bullying. Namun, alih-alih menghentikan tindakan bullying tersebut, saksi lebih sering diam, tidak melakukan apa-apa, mengabaikannya, berpura-pura tidak ada hubungannya dengan pelaku maupun korban bullying, atau bahkan menyaksikan bullying dengan antusias. Hal tersebut justru menimbulkan dampak negatif bahkan pada saksi bullying yang tidak melakukan apapun. Mereka cenderung mengalami masalah-masalah psikologis jangka panjang karena menganggap bullying adalah suatu tindakan yang normal dilakukan. Saksi bullying rentan dengan kecemasan, depresi, penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol, juga bermasalah dengan prestasi akademik sehingga berdampak pada kesuksesan pada saat dewasa. Selain itu, saksi bullying juga cenderung mengalami rasa takut yang berlebih, tidak nyaman, rasa bersalah, dan perasaan tidak berdaya sehingga mempengaruhi tindakan mereka setelah terjadinya bullying. Mereka cenderung takut bergaul dan menghindari korban/pelaku bullying serta takut melaporkan tindakan bullying apabila terjadi lagi dikemudian hari.

Solusi Menghindari dan Menghadapi Bullying dan Hate Speech

  • Buktikan kalau kita itu lebih hebat dari mereka. Setiap manusia pasti lemah. Tetapi, di mata pembully kita memang lebih lemah. Sesungguhnya, kita memiliki kelebihan, kita bisa membuktikan kalau kita lebih hebat daripada mereka. Misalnya, pintar metematika, jago bulutangkis, dan lain-lain. Dengan begitu, mereka akan sadar kalau mereka sesungguhnya mempunyai kelemahan.
  • Usaha bangkit dari diri sendiri. Jika kita ingin bebas dari bullying, semuanya dimulai dari diri sendiri. Mengapa? Sebab jika kita tidak mencari cara untuk bangkit dari bullying tersebut, kita akan terus dikekang oleh orang yang menyakiti diri kita. Jika kita tidak bisa melakukannya, siapa lagi yang ingin menolong kita? Ada benarnya juga, jika kita ingin bebas dari bullying, kita perlu seorang teman. Tetapi, lebih baik kita bangkit dari bullying dari inisiatif diri sendiri.
  • Berani melaporkannya ke orang tua atau guru. Jika kita dibully, lebih baik minta bantuan kepada orang tua atau guru. Agar, kita bisa terbuka apa yang terjadi dengan diri kita. Menutupi apa yang terjadi hanya akan memperburuk masalah dan membuat kita menjadi takut bergaul dengan orang lain. Lebih baik terbuka dengan orang yang kita percaya seperti guru, orang tua, atau sahabat curhat kita.
  • Jangan mencoba mengakhiri hidup. Ini sangat penting! Jangan mencoba mengakhiri hidup. Mengapa? Selain berdosa, mengecewakan orang tua, dan pembully itu puas dengan apa yang dilakukan oleh diri kita sendiri. Jadi, jangan mencoba mengakhiri hidup. Selesaikan dengan cara yang baik dan berkonsultasi dengan orang yang kita percaya agar kita mendapatkan jalan keluar untuk mengatasi masalah yang kita alami.
  • Berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berdoalah kepada Tuhan Yang Maha Esa agar diberi kesabaran dalam menghadapi masalah. Tuhan menopang kita. Tuhan melihat apa yang mereka perbuat. Tuhan juga akan memberi mereka hukuman yang setimpal dengan kita. Tuhan mengasihi kita agar kita bisa melewati masalah dan membuat kita tersenyum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun