Mohon tunggu...
Redanti Valida
Redanti Valida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Reader

Stay positive

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jurnal Kajian Seni Pertunjukkan "Malam Jahanam" Teater Ruang Sativa 2021

29 April 2021   15:35 Diperbarui: 29 April 2021   15:40 6488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

ABSTRAK

Motinggo Busye merupakan sosok yang tidak asing lagi di dunia sastra Indonesia. Lelaki kelahiran 21 November 1937 ini telah banyak menorehkan jejak langkah di dunia sastra Indonesia. Banyak karya sastra yang telah dihasikannya. Salah satu di antaranya adalah naskah drama Malam Jahanam 1 (yang selanjutnya disebut MJ). Naskah drama MJ ini merupakan salah satu karyanya yang berhasil meraih hadiah pertama dalam sayembara penulisan naskah drama yang diadakan oleh Departemen Pendidikan dan Kesenian pada tahun 1958. Penelitian ini bertujuan ingin menunjukkan bahwa teater adalah media komunikasi pendidikan yang dapat diselenggarakan melalui jenjang pendidikan paling dini hingga pendidikan tinggi dan menjadi ruang pendidikan bagi masyarkat luas.  Salah satu komunitas teater modern yang ada di Indonesia adalah Teater Ruang Sativa. Pada tanggal 14 Januari 2021 Teater Ruang Sativa membuat sebuah pertunjukan yang berjudul "Malam Jahanam". Naskah drama ini memiliki sebuah kehidupan yang di dalamnya penuh konflik-konflik. Pada Naskah Drama Malam Jahanam yang menceritakan sebuah konflik batin dan sosial kehidupan masyarakat kelas pinggiran, keterbatasan ekonomi serta krisis kepercayaan dalam keluarga menjadi pemicu terjadinya pertengkaran hingga perselingkuhan. Penulisan ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan Teknik pengumpulan data observasi dan studi kepustakaan.

Kata kunci: Malam Jahanam, Ruang Sativa, Teater

ABSTRACT

Motinggo Busye is a familiar figure in the world of Indonesian literature. The man who was born on November 21, 1937 has made many footprints in the world of Indonesian literature. He has produced many literary works. One of them is the drama script Malam Jahanam 1 (hereinafter referred to as MJ). This MJ drama script is one of his works that won first prize in a drama script writing competition held by the Ministry of Education and the Arts in 1958. This research aims to show that theater is an educational communication medium that can be held through the earliest education to education levels. high and become an educational space for the wider community. One of the modern theater communities in Indonesia is the Sativa Room Theater. On January 14, 2021, the Sativa Room Theater put on a show entitled "The Night of Hell". This drama script has a life in which it is full of conflicts. In the Drama Manuscript Malam Jahanam which tells of an affair tradition, inner conflict and social life of the marginalized class, economic limitations and a crisis of trust in the family triggers quarrels to infidelity. This writing uses qualitative research methods using observation data collection techniques and literature study.

Key words: Malam Jahanam, Ruang Sativa, Theater

PENDAHULUAN

Di dalam sejarahnya, kata "Teater" ini berasal dari bahasa Inggris theater atau juga theatre, bahasa Perancis thtre serta dari bahasa Yunani theatron (). Secara etimologis, kata "teater" ini bisa atau dapat diartikan yakni sebagai tempat atau juga gedung pertunjukan. Sedangkan dari secara istilah kata teater ini diartikan yakni sebagai segala hal yang dipertunjukkan di atas pentas untuk kemudian akan konsumsi penikmat. Selain dari itu, istilah teater ini bisa atau dapat diartikan yakni dengan 2 cara yakni dalam arti sempit serta juga di dalam arti luas. Teater apabila di dalam arti sempit ini dideskripsikan ialah sebagai sebuah drama (yakni perjalanan hidup seseorang yang dipertunjukkan di atas pentas, disaksikan oleh banyak orang serta juga dengan berdasarkan atas naskah yang tertulis). Sedangkan di dalam arti luas, teater ini merupakan segala adegan peran yang diperlihatkan di depan orang banyak, seperti ialah ludruk, wayang, ketoprak, sintren,mamanda, akrobat, dagelan, janger, sulap, dan lain sebagainya. Di dalam perkembangannya, istilah teater ini selalu dikaitkan yakni dengan kata drama. Hubungan dari kata "teater" serta "drama" bersandingan itu sedemikian erat yang pada prinsipnya keduanya ini ialah istilah yang berbeda. Drama ini merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa Yunani Kuno yakni "draomai" yang memiliki arti bertindak atau berbuat serta apabila di dalam bahasa Perancis "drame" ini menjelaskan mengenai tingkah laku kehidupan kelas menengah. Dari penjelasan tersebut, dapat atau bisa disimpulkan bahwa istilah "teater" ini berhubungan langsung itu dengan pertunjukan, sedangkan untuk "drama" ini hubungannya dengan peran atau juga naskah cerita yang akan dipentaskan. Apabila, teater ini merupakan suatu visualisasi dari suatu drama atau pun juga drama yang dipentaskan di atas panggung serta juga disaksikan oleh penonton. Dengan kata lain drama ini ialah bagian atau juga salah satu unsur dari teater. 

Teater non-tradisional atau disebut juga dengan Teater modern secara umum ialah teater yang penyampaian ceritanya dengan berdasarkan pada naskah serta juga sumber ilmunya dari dunia Barat, serta juga bahannya dari kejadian atau peristiwa sehari- hari, atau juga karya sastra.

Teater Dramatik adalah Istilah dramatik ini digunakan untuk dapat menyebut pertunjukan teater yang dengan berdasarkan pada dramatika lakon yang dipentaskan. Di dalam teater dramatik, perubahan karakter dengan secara psikologis ini sangat diperhatikan. Situasi cerita serta latar belakang kejadian ini dibuat sedetil mungkin. Rangkaian cerita di dalam teater dramatik ini mengikuti alur plot itu dengan ketat. Fokus pertujukan teater dramatik ialah menarik minat serta rasa penonton terhadap situasi cerita yang disajikan. Di dalam teater dramatik, laku aksi pemain ini sangat ditonjolkan. Satu peristiwa atau kejadian berkaitan dengan peristiwa lain kemudian membentuk keseluruhan cerita. Karakter yang disajikan di atas pentas ini ialah karakter tanpa improvisatoris. Teater dramatik ini mencoba mementaskan cerita seperti halnya realita.

 

METODE PENELITIAN

Penulisan ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penulisan ini lebih berfokus pada makna (meanings) dan pemahaman (understanding) daripada kuantifikasi. Metode kualitatif secara umum merujuk pada pengumpulan data dan strategi atau teknik analisis data, yang bergantung pada data non-numerik. Metode kualitatif yang dimaksudkan di sini untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang ada dalam bentuk bahasa lisan atau tertulis dan tidak diformalkan menjadi angka-angka.

Dalam penulisan ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan studi kepustakaan. Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data dengan tinjauan pustaka ke perpustakaan dan pengumpulan buku-buku, bahan-bahan tertulis serta referensi-referensi yang relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Di Indonesia jenis penelitian ini banyak dikenal dengan library research (penelitian kepustakaan). Yang dicari jenis penelitian semacam ini adalah dokumen-dokumen berupa buku, jurnal, majalah, surat kabar, dan dokumen tertulis lainnya.

PEMBAHASAN

Unsur Intrinsik Dalam Seni Pertunjukan Teater Berjudul "Malam Jahanam" Karya Ruang Sativa Pada 14 Januari 2021

Seni teater adalah pertunjukan karya seni yang mengisahkan tingkah laku manusia. Dalam sebuah teater terdapat struktur dan unsur-unsur dari seni teater tersebut, meliputi unsur intrinsik ataupun unsur ekstrinsik. Sebuah seni teater tentunya juga memiliki unsur -- unsur tertentu. Unsur -- unsur seni teater pun hampir sama dengan karya sastra lain pada umumnya. Unsur intrinsik drama adalah unsur-unsur pembentuk drama dari dalam. Dengan adanya unsur intrinsik, penampilan seni teater akan lebih menarik dan dinikmati oleh para penikmatnya. Komponen-komponen yang termasuk sebagai unsur intrinsik drama antara lain adalah tema, alur, tokoh dan penokohan, latar/setting, dialog, bahasa, konflik dan amanat.

 

TEMA

Tema dalam drama merupakan salah satu unsur intrinsik drama. Pengertian tema pada drama merupakan ide pokok atau gagasan utama sebuah cerita drama. Bisa dibilang bahwa tema adalah gagasan pokok dari keseluruhan isi cerita dalam drama. Dan tema pada seni pertunjukan teater ini adalah sisi baik dan buruk manusia yang dimana menyinggung tentang perselingkuhan yang terjadi di sebuah keluarga. Keterbatasan ekonomi serta krisis kepercayaan dalam keluarga menjadi pemicu terjadinya pertengkaran hingga perselingkuhan.

Tokoh Mat Kontan menjadi representasi korban penderitaan karena harus mengalami nasib buruk. Istrinya, Paijah, selingkuh dengan laki-laki lain. Namun, Mat Kontan yang divonis mandul juga memperlihatkan sosok yang tegar dan kuat menjalani takdir kehidupan. Mat Kontan masih mau mencintai Paijah dan merawat anak hasil perselingkuhan istrinya. Meski akhirnya, pada suatu malam yang tegang, anak yang masih berusia 8 bulan itu meregang nyawa.

ALUR

Dalam drama juga terdapat alur cerita. Yang dimaksud alur dalam drama adalah jalan cerita dari sebuah pertunjukkan drama mulai babak pertama hingga babak terakhir. Alur disebut juga dengan istilah plot. Umumnya alur cerita dimulai dari tahapan eksposisi, komplikasi, klimaks dan resolusi. Berbicara tentang struktur, setiap karya sastra apapun genrenya pastilah mempunyai struktur dan dapat dikatakan mempunyai struktur yang sama.

Alur Malam Jahanam adalah alur maju atau linear, yaitu peristiwa yang dialami oleh tokoh cerita tersusun menurut urutan waktu terjadinya secara berurutan. Alur ini berlangsung secara kontinyu dan memuncak. Selain itu variasi alurnya tidak terlalu rumit bahkan dapat dikatakan sederhana. Walaupun begitu, dari alur yang sederhana itu Motinggo Busye mampu menghadirkan suatu dunia yang cukup hidup. Pengarang juga mampu menghadirkan konflik yang menarik dan sangat jitu dalam menghadirkan realisme kehidupan kampung nelayan yang dipilihnya untuk menjadi latar dari cerita tersebut. Beberapa konflik "naik turun" juga diterapkan Motinggo Busye dalam naskahnya ini. Ketegangan yang dimunculkan pada tokoh Mat Kontan, Soleman dan Paijah beberapa kali menunjukan perubahan tekanan permainan.

Ketika Mat Kontan menjumpai bahwa burung beo kesayangannya mati, dia menampakan kemarahannya yang menjadikan ketegangan dramatik (dramatic tension) mulai menanjak. Selain itu pada adegan ini juga ditambah dengan kegelisahan pula pada tokoh Paijah dan Soleman yang turut andil dalam pembunuhan burung beo milik Mat Kontan. Konflik yang sudah mulai naik terlihat turun kembali. Akan tetapi dari konflik yang sedikit menurun itulah pengarang justru mampu menghadirkan konflik yang lebih menarik. Mat Kontan semakin mendesak Paijah untuk mengatakan siapa pelakunya. Akhirnya Soleman mengakui bahwa dialah yang membunuh burung beo tersebut. Setelah itu muncul pula persoalan-persoalan yang lain terutama masalah anak. Bagian akhir dari cerita ini juga memunculkan banyak kejutan. Alur cerita yang dihadirkan tidak mudah ditebak. Atau dapat dikatakan tingkat surprise yang terdapat dalam naskah drama Malam Jahanam ini cukup tinggi

  • TOKOH DAN PENOKOHAN

Salah satu unsur intrinsik seni teater lainnya adalah tokoh dan penokohan. Yang dimaksud dengan tokoh merupakan pemeran yang ada dalam cerita. Tokoh dibedakan menjadi beberapa jenis misalnya seperti tokoh protagonis atau tokoh utama serta tokoh figuran yang menjadi peran pembantu. Terdapat pula unsur penokohan atau perwatakan. Unsur ini dapat dilakukan dengan menyebutkan langsung di dalam cerita (analitik) maupun tidak langsung (dramatik). Penokohan adalah perwatakan yang berkaitan dengan watak atau kepribadian tokoh dalam drama. Penokohan ini berkaitan erat dengan usia, jenis kelamin, tipe fisik, jabatan, dan kondisi kejiwaan.

Tokoh dalam naskah drama yang berjudul Malam Jahana adalah Mat Kontan, seorang pria dewasa yang telah memiliki seorang istri dan juga seorang anak. Mat Kontan seorang yang sombong, angkuh, penakut, egois, emosional, dan sok tahu. Paijah, seorang wanita yang telah bersuami dan memiliki seorang anak yang masih bayi.

Paijah seorang wanita yang berwatak pencemas dan tidak setia. Soleman, seorang pria yang tinggal diseberang rumah Mat Kontan dan Paijah dan juga merupakan sahabat dari Mat Kontan. Soleman berwatak pengecut, besar mulut, dan pembual. Utai, seorang pria yang sangat bergantung terhadap Mat Kontan, untuk merokok saja harus meminta dari Mat Kontan. Utai berwatak setia dan selalu mengharap pemberian dari Mat Kontan.

  • Mat Kontan

Mat Kontan adalah seorang pria yang telah memiliki seorang istri dan seorang anak yang masih bayi. Selain itu, Mat Kontan juga seorang yang sombong, penakut, egois, emosional, dan sok tahu. Mat Kontan juga termasuk orang yang lari dari kenyataan. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut

  • Mat Kontan : Pasti! Pasti kau iri pada saya. Kau iri karena saya punya bini yang cantik. Seorang anak lagi yang bakal cinta pada perkutut bapaknya. Kau juga iri barangkali, sebab kalau kita main taruhan empat satu kau selalu saja kalah
  • Paijah

Paijah adalah seorang wanita yang telah memiliki suami dan seorang anak yang masih bayi. Paijah seorang wanita yang berwatak pencemas dan tidak setia. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan dibawah ini

  • Paijah : (Dengan nada mengambang) sudah malam belum pulang.
  • Paijah : Dari pagi belum pulang.
  • Paijah : Jadi apa kataku bila ia menanyai saya?
  • Paijah : Sebentar lagi tentu mereka datang. Man, saya takut Man!
  • Soleman

Soleman adalah seorang pria yang belum menikah. Dia tinggal didepan rumah Mat Kontan dan Paijah. Soleman juga sahabat dari Mat Kontan. Soleman seorang pria yang berwatak pengecut, besar mulut, dan pembual. Kutipan yang dapat membuktikan pernyataan tersebut dapat dilihat di bawah ini:

  • Soleman : "Kalau kau disentuh saja, akan saya sentuh pula dia. Kalau kau dilukainya, akan saya lukai dia! Dan kalau kau dibunuhnya, akan saya bunuh dia."
  • Utai

Utai adalah seorang pria yang sangat bergantung terhadap Mat Kontan, untuk merokok saja dia sangat mengharap pemberian dari Mat Kontan. Utai seorang pria yang berwatak setia, jujur dan selalu mengharap pemberian dari Mat Kontan. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui kutipan berikut ini :

  • Utai : He eh! Dari pagi saya belum merokok sebab dia (Mat Kontan) nggak ada. Kemana sih dia?
  • Utai : Kalau begitu kita pergi berdua saja.
  • Utai : Sabar mang. Sungguh, saya berani taruhan, nggak bakal ketemu.
  • Tukang Pijat

Tukang Pijat ini adalah seorang wanita yang sudah tua dan juga seorang tuna netra (buta). Tukang Pijat ini sering melintas di kampung Soleman dan Mat Kontan sambil menyeret kaleng bekas susu. Tukang Pijat ini berwatak selalu ingin tahu permasalahan orang lain dan ramah. Hal ini diperkuat melalui kutipan berikut :

  • Tukang Pijat : He, kau Leman? Enggak lihat pertunjukan ubruk? (menunjuk).
  • Tukang Pijat : Tan, kau dicari-cari orang, Tan. Si Utai mati kau tahu?
  • Tukang Pijat : Kabarnya Soleman berkelahi dengan kamu tadi ya? Soal apa
  • LATAR

Richard Summer (Nurgiyantoro, 2005:227-235) berpendapat bahwa latar dalam suatu karya sastra menyangkut keterangan mengenai sosial budaya, tempat dan waktu di mana peristiwa itu terjadi. Unsur latar dibedakan menjadi tiga unsur pokok, yaitu: waktu, tempat, dan sosial. Kesatuan kejadian, tempat, dan waktu harus dibalut dengan penghematan dalam arti suatu pementasan sebuah naskah drama pastilah memiliki keterbatasan di dalamnya.

  • Latar Waktu

Latar waktu pada umumnya meliputi lama berlangsungnya cerita dan penyebutan waktu yang secara eksplisit tertulis atau implisit dalam cerita. Berbeda dengan latar tempat, pada naskah Malam Jahanam latar waktu tidak dilukiskan secara eksplisit mengenai kapan berlangsung peristiwa yang dialami oleh tokohtokoh. Secara implisit, latar waktu yang dilukiskan yaitu pada malam hari.

  • Latar Tempat 

Kejadian yang digambarkan pada naskah Malam Jahanam terjadi di pinggiran laut, di perkampungan nelayan, lebih tepatnya sekitaran rumah Mat Kontan dan Soleman.  Penggambaran latar tempat juga mempengaruhi tingkat pendidikan, strata sosial suatu tokoh, serta hal yang berkaitan dengan kehidupan para tokoh.

  • Latar Sosial

Dari deskripsi tentang latar cerita, didapat informasi yang lugas tentang karya sastra.dari segi geografisnya, latar tersebut memberikan gambaran baik secara emosional maupun dalam unsur psikis dari naskah Malam Jahanam. Jika dilihat dari sisi latar sosial, naskah ini mengadopsi kebiasaan masyarakat kaum buruh dalam kehidupannya. Pengarang dengan teliti menggambarkan kondisi sosial yang dialami oleh tokoh-tokoh yang berperan dalam kehidupan naskah ini

  • GAYA BAHASA

Unsur intrinsik seni teater selanjutnya adalah bahasa atau gaya bahasa. Bahasa merupakan kata-kata yang digunakan dalam percakapan cerita drama. Bahasa juga bisa menggambarkan watak tokoh, latar, ataupun peristiwa yang sedang terjadi. Untuk membuat dialog drama harus memerhatikan bahasa estetis yaitu bahasa yang indah. Pada naskah drama ini di dalamnya cenderung menggunakan gaya bahasa yang berupa sindiran kasar seperti dalam dialog Mat Kontan kepada Soleman

  • "Otakmu dimana sekarang. Dimana hah?"
  • "Hai lelaki pengecut! Bukankah kau bilang, berjanji akan melindungi saya ha? Kau diam saja sekarang kayak tunggul!"

dan pada dialog antara Paijah, Soleman dan Mat Kontandan sebagainya.

  • KONFLIK

Konflik adalah pertentangan atau masalah yang terjadi pada suatu drama. Adanya konflik menjadi inti permasalahan yang ada dalam drama. Dalam sebuah drama bisa terjadi 1 konflik atau bahkan lebih. Konflik merupakan unsur intrinsik seni teater yang membuat penonton tertarik saat menikmati sajian karya seni teater.

Di sebuah perkampungan nelayan, tinggallah Mat Kontan beserta istri (Paijah) dan anaknya (Mat Kontan Kecil). Soleman, teman dekat Mat Kontan, tinggal di seberang rumah mereka. Suatu malam, Paijah menunggu suaminya yang belum juga pulang. Ia mengkhawatirkan anaknya yang sedang sakit. Akhirnya, Mat Kontan pulang membawa seekor burung. Saat mengobrol dengan Soleman di teras rumahnya, dia menyombongkan burung perkututnya yang baru, juga istri dan anaknya. Soleman yang tidak tahan mendengarnya mengungkit-ungkit ketakutan Mat Kontan ketika nyawanya hampir melayang karena terperosok ke dalam pasir. Mat Kontan yang ketakutan rahasianya dibongkar langsung berbaik-baik pada Soleman.

Tak lama kemudian, Mat Kontan mulai menyombongkan diri lagi. Dia juga menuduh Soleman iri karena dia mempunyai istri yang cantik dan seorang anak. Soleman bahkan dianggap takut menyentuh perempuan karena sampai sekarang belum juga beristri.

Mat Kontan masuk untuk melihat burung beo kesayangannya tapi tidak menemukannya. Utai, seorang warga kampung itu yang setengah pandir, mengaku pernah melihat bangkai burung tersebut di dekat sumur dengan leher tergorok. Mat Kontan yang jadi marah besar mengajak Utai menemaninya ke tukang nujum untuk mengetahui siapa pembunuhnya.

Paijah yang ketakutan bertanya pada Soleman apa yang sebaiknya ia katakan bila ditanya oleh Mat Kontan nanti. Ternyata, Solemanlah yang membunuh burung beo kesayangan Mat Kontan agar perselingkuhannya dengan Paijah tidak ketahuan. Soleman berjanji akan melindungi Paijah.

Mat Kontan segera pulang karena tukang nujum yang hendak ditemuinya sudah meninggal. Dia pun marah-marah pada Paijah, bertanya siapa yang membunuh burung beonya. Paijah balas mengungkapkan kekesalannya pada Mat Kontan yang tidak pernah memikirkan dan menyayangi dirinya dan anaknya tapi selalu membangga-banggakan mereka pada semua orang.

Awalnya, Soleman membela Paijah dari amarah Mat Kontan. Lama-lama Soleman diam saja. Paijah kecewa pada Soleman dan mengaku sebagai pembunuh burung beo Mat Kontan. Soleman pun mengaku bahwa dialah pembunuh burung beo Mat Kontan dan bahwa dialah ayah dari anak Paijah, anak yang selama ini Mat Kontan bangga-banggakan sebagai anaknya.

Mat Kontan marah dan mengangkat goloknya. Soleman membuat Mat Kontan takut lagi dengan mengingatkannya tentang saat dia terperosok ke dalam pasir. Mat Kontan pergi dan menyerahkan Paijah serta anaknya pada Soleman.

Soleman menyusul Mat Kontan yang dikiranya hendak bunuh diri. Ternyata, Mat Kontan dan Utai sudah menunggu untuk membunuhnya. Soleman berhasil meloloskan diri dan pergi ke stasiun kereta api. Utai mati karena ditendang oleh Soleman.

Mat Kontan kembali ke rumahnya dan masih mau hidup dengan Paijah serta anak Soleman. Dia bahkan mulai memerhatikan anak itu dan pergi memanggil dukun untuk mengobati penyakitnya. Sayangnya, malam itu juga si bayi meninggal dunia.

 

  • AMANAT

Unsur intrinsik seni teater yang terakhir adalah amanat. Amanat adalah pesan moral yang ingin disampaikan pengarang drama kepada penonton atau audiens. Amanat drama bisa ditampilkan secara eksplisit maupun implisit Amanat drama atau pesan disampaikan melalui peran para tokoh dalam cerita drama.

Amanat Malam Jahanam adalah kita harus dapat menghargai orang lain. Mat Kontan yang kurang menghargai Paijah dan Soleman akhirnya dikhianati oleh mereka. Kita juga harus bertanggung jawab akan semua yang telah kita lakukan walaupun akan berdampak buruk bagi kita. Seperti halnya Paijah dan Soleman yang mengakui kesalahan mereka dan harus bersedia menanggung akibatnya.

Amanat lainnya adalah orang yang lemah akan selalu menjadi korban. Amanat ini dapat kita ambil dari Utai. Dia setia terhadap Mat Kontan, tetapi harus menjadi korban dan meninggal ketika melawan Soleman demi Mat Kontan. Korban yang lebih malang lagi adalah Mat Kotan Kecil, bayi yang lemah dan tidak berdaya, yang meninggal akibat keteledoran dan keegoisan orang tuanya.

Amanat yang tidak kalah pentingnya adalah tentang kesetiaan. Seorang istri seharusnya setia kepada suaminya dan berkompromi mengenai kekurangan mereka masing-masing.

  • NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG
  • Nilai Kasih Sayang

Cinta dan Kasih Sayang Nilai sosial cinta dan kasih sayang dalam naskah Malam Jahanam di gambarkan oleh Paijah yang rela berkorban demi putrinya, Paijah rela dibentak oleh temannya untuk sebuah cinta dan kasih sayangnya kepada putrinya. Nilai sosial cinta dan kasih sayang dalam naskah Malam Jahanam tercermin dari kutipan berikut.

  • UTAI: "Si kecil tidur lagi biarpun kepalanya panas. (TAK DIHIRAUKAN), He, kau anggap batu saja mulut saya ya? "
  • PAIJAH: "(DENGAN NADA MENGAMBANG) Sudah malam belum pulang."
  • Nilai Pengabdian 

Nilai pengabdian pada naskah Malam Jahanam ditunjukan oleh seorang istri kepada suaminya yaitu pengabdian Paijah sebagai seorang isrti kepada Mat Kontan sebagai suaminya. Pengabdian itu dilakukan dalam bentuk Paijah melayani Mat Kontan sebagai suaminya dalam bentuk apapun.

  • PAIJAH: "Perkara Beo saja ributnya sampai ke gunung Krakatau. Anaknya tak pernah dipikirkan"
  • Nilai Tolong-Menolong 

Sikap tolong-menolong dalam naskah Malam Jahanam terlihat ketika Mat Kontan yang bingung mencari burungnya yang hilang. Datanglah Utai untuk menolong Mat Kontan. Walau pertolongan dari Utai hanya berupa perkataan, setidaknya mengurangi kepanikkan dari Mat Kontan. Ini berarti manusia sebagai makhluk sosial memiliki naluri untuk saling tolong- menolong, setia kawan dan toleransi serta simpati dan empati terhadap sesamanya.

  • MAT KONTAN: "Apa katamu tadi? Melihat burung saya? Beo saya dekat sumur? Ia terbang kearah sumur di belakang itu?"

 

  • SIMPULAN

Naskah drama Malam Jahanam karya Motinggo Boesje merupakan drama yang beraliran realisme, ini terbukti pada pelataran  dan alur yang dipakai pada naskah tersebut berdasarkan realitas yang ada dimasyarakat. Dari seluruh cerita kita dapat mengambil pelajaran dan hikmah kehidupan yang diceritakan dalam naskah Malam Jahanam. Dalam hidup ini sesungguhnya kita harus memahami makna dasar kehidupan yaitu saling menghargai satu sama lain. Kita boleh menuntut  hak jika apa yang menjadi kewajiban kita telah diselesaikan atau dikerjakan. Janganlah kita menuntut sesuatu jika apa yang menjadi kewajiban belum mampu terpenuhi. Dalam naskah Drama malam jahanam memiliki amanat yaitu kita perlu menghargai orang lain, jangn saja mementingkan diri sendiri. Mat Kontan yang tidak menghargai istrinya (paijah) dan soleman. Dengan ini kita harus belajar menghargai dan bertanggung jawab atas apa yang telah kita lakukan meskipun masih dalam dampak yang buruk bagi kita. Seorang istri perlu setia dengan suaminya dan mau menerima akan kekurangan mereka masing-masing.

REFERENSI

Saadah, Arini. (2020). 8 Unsur Intrinsik Drama Serta Definisi, Ciri, Struktur, Jenis & Unsur Ekstrinsik. Diakes pada tanggal 27 April 2021. Pukul 6:48 WIB

Sari Permata Dian. (2017) Analisis Tanda Dalam Malam Jahanam, diakses pada tanggal 27 April 2021, Pukul 6:56 WIB

Teater Malam Jahanam. (2021)

Teater Ruang Sativa | "Malam Jahanam"

https://www.youtube.com/watch?v=z-S6_5YgbrQ diakses pada 27 April 2021, Pukul 00.34 WIB

Ahmad, Safi'i. (2011) RESENSI

TEATER BEOKU, BURUNGKU, CINTAKU DALAM "MALAM JAHANAM"

Blog, diakses pada tanggal 27 April 2021 Pukul 12.26 WIB

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun