Mohon tunggu...
Rokhmin Dahuri Institute
Rokhmin Dahuri Institute Mohon Tunggu... Dosen - Rokhmin Dahuri

Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – IPB; Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI); Wakil Ketua Dewan Pakar ICMI Pusat; Member of International Scientific Advisory Board of Center for Coastal and Ocean Development, University of Bremen, Germany; Honorary Ambassador of Jeju Islands Province and Busan Metropolitan City, Republic of Korea to Indonesia; dan Menteri Kelautan dan Perikanan – RI (2001 – 2004).

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Transformasi Struktur Ekonomi Menuju Indonesia Maju dan Sejahtera

13 April 2019   06:58 Diperbarui: 14 April 2019   15:45 4113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cita-cita Kemerdekaan NKRI adalah mewujudkan Indonesia yang maju, adil-makmur (sejahtera), dan berdaulat. Sebuah negara dikatakan makmur (berpendapatan tinggi), bila pendapatan per kapita nya lebih besar dari USD 12.161.  

Sedangkan, negara maju ialah yang kapasitas IPTEK nya sudah mencapai kelas-1, dimana lebih dari 75 persen kebutuhan teknologinya dihasilkan oleh bangsa sendiri. Yang jelas, negara maju itu pasti makmur. Contohnya, Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Korea Selatan, Inggris, Perancis, Swiss, Swedia, Finlandia, Norwegia, Belanda, Australia, dan Singapura.  

Namun, ada sejumlah negara yang super kaya dengan pendapatan per kapita diatas USD 50.000, seperti Kuwait, Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Brunei Darussalam, tetapi tidak dikategorikan sebagai negara maju, karena kapasitas IPTEK nya baru mencapai kelas-3. 

Di mana lebih dari 75 kebutuhan teknologinya berasal dari impor. Sementara itu, suatu negara dinyatakan adil sosial-ekonominya, bila koefisien Gini nya lebih kecil dari 0,3. Fakta empiris membuktikan, bahwa semua negara yang maju, adil dan makmur (negara- negara OECD) itu semuanya berdaulat, baik secara ekonomi, politik maupun hankam. 

Pasalnya, dengan kapasitas IPTEK mumpuni dan kekayaan ekonominya, bangsa-bangsa tersebut mampu membangun kekuatan hankam berkelas dunia, dan secara politik independen serta disegani oleh bangsa-bangsa lain.

Sejak merdeka bangsa Indonesia mengalami perbaikan hampir di semua bidang kehidupan. Sebut saja, angka kemiskinan yang pada 1970 sebesar 60% total penduduk, tahun lalu hanya tinggal 9,66 persen. Pertama kali dalam sejarah NKRI, dimana angka kemiskinan dibawah 10 persen.  

Baru pertama kali pula dalam sejarah NKRI, PDB Indonesia mencapai USD 1,1 trilyun. Patut dicatat, bahwa dari 195 negara di dunia, hanya 16 negara yang PDB (besaran ekonomi) nya mencapai lebih dari 1 trilyun dolar AS.  

Namun, hingga tahun lalu pendapatan per kapita rakyat Indonesia baru mencapai USD 3.927, masih sebagai negara berpendapatan-menengah.  

Negara miskin (berpendapatan rendah) adalah yang pendapatan per kapitanya dibawah USD 1.035 (Bank Dunia, 2018). Sementara itu, sampai sekarang kapasitas IPTEK bangsa Indonesia masih di kelas-3 (UNESCO, 2018).     

 Problem struktural ekonomi lainnya adalah kesenjangan kaya vs miskin yang sangat lebar, tercermin pada koefisien Gini 0,39 dan fakta bahwa 1 persen orang terkaya Indonesia memiliki total kekayaan setara dengan 49,3% total kekayaan NKRI.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun