Mohon tunggu...
Rokhmin Dahuri Institute
Rokhmin Dahuri Institute Mohon Tunggu... Dosen - Rokhmin Dahuri

Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – IPB; Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI); Wakil Ketua Dewan Pakar ICMI Pusat; Member of International Scientific Advisory Board of Center for Coastal and Ocean Development, University of Bremen, Germany; Honorary Ambassador of Jeju Islands Province and Busan Metropolitan City, Republic of Korea to Indonesia; dan Menteri Kelautan dan Perikanan – RI (2001 – 2004).

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Transformasi Struktur Ekonomi Menuju Indonesia Maju dan Sejahtera

13 April 2019   06:58 Diperbarui: 14 April 2019   15:45 4113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sehingga, tahun lalu neraca perdagangan menjadi minus dan neraca transaksi berjalan (CAD) mengalami defisit yang terbesar dalam dua dekade terakhir. 

Transformasi struktur ekonomi

Supaya bisa keluar dari middle-income trap (jebakan negara berpendapatan menengah) menjadi negara maju, sejahtera, dan berdaulat; maka ke depan rata-rata laju pertumbuhan ekonomi Indonesia harus diatas 7 persen per tahun. Selain itu, sifat pertumbuhannya harus berkualitas dan inklusif.  

Artinya, banyak menyerap tenaga kerja, tersebar secara proporsional ke seluruh wilayah Nusantara (jangan terkonsentrasi di P. Jawa), dan mensejahterakan seluruh rakyat secara berkeadilan. Juga, mesti ramah lingkungan dan berkelanjutan (sustainable).

Untuk itu, dalam jangka pendek -- menengah (2020 -- 2025), kita mesti merevitalisasi seluruh sektor ekonomi dan unit usaha (bisnis) yang ada saat ini agar lebih produktif, efisien, berdaya saing, inklusif, dan berkelanjutan. 

Contohnya, industri TPT, elektronik, otomotif, makanan dan minuman, agroindustri (CPO, kakao, kopi, teh, rempah, nenas, dan pisang), farmasi, industri petrokimia, kelautan dan perikanan, pariwisata, ekonomi kreatif, galangan kapal, dan industri maritim lainnya. 

Caranya, pertama adalah bahwa semua unit bisnis harus memenuhi skala ekonominya. Kedua, semua unit bisnis menerapkan sistem manajemen rantai pasok terpadu, dari hulu -- processing and packaging sampai marketing. Ketiga, menggunakan teknologi mutakhir yang tepat pada setiap mata rantai pasok.  

Khususnya, teknologi-teknologi di era Industri 4.0 termasuk AI (Artificial Inteliggent), IoT (Internet of Things), big data, cloud computing, block chain, robotic, bioteknologi, dan nanoteknologi. 

Keempat, menerapkan prinsip-prinsip pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, seperti RTRW, optimal and sustainable production, pengendalian pencemaran (zero-wate processes, Reduce, Reuse, dan Recycle), rendah karbon, dan konservasi keanekaragaman hayati.

Kini saatnya kita mengakselerasi pengembangan industri pengolahan dan pengemasan SDA yang meliputi gas (LNG), batubara kalori rendah, mineral, komoditas perkebunan, tanaman pangan, hortikultur, peternakan, perikanan, kehutanan, dan senaya bioaktif (bioactive compounds) menjadi berbagai jenis produk hilir (final products) yang menghasilkan nilai tambah dan daya saing lebih tinggi.  

Pengembangan industri manufakturing (hilirisasi) SDA dipastikan akan membangkitkan beragam jenis aktivitas ekonomi dan bisnis (multiplier effects), mulai dari kegiatan eksplorasi SDA, transportasi dan distribusi, pemasaran, hotel dan kuliner, pariwisata, sampai jasa keuangan dan konsultan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun