Lapangan kerja juga akan bertambah luas dan besar. Lebih dari itu, produk hilir SDA itu lebih tahan terhadap gejolak pasar global (ekspor) ketimbang kita menjual komoditas mentah SDA.
Program Tol Laut yang kini sudah beroprasi sebanyak 18 trayek, pembangunan pelabuhan serta bandara baru di luar Jawa harus segera dibarengi dengan akselerasi pembangunan industri dan ekonomi wilayah berbasis keunggulan daerah dan inovasi teknologi 4.0. Â
Delapan belas kawasan industri baru di luar Jawa yang sudah mulai beroperasi sejak lima tahun terakhir (Lhokseumawe, Ladong, Medan, Sei Mangke, Tanjung Api-api, Tanjung Jabung, Tanggamus, Landak, Batulicin, Maloy, Tanah Kuning, Gandus, Jorong, Buli, Bitung, Tanjung Buton, Morotai, dan Teluk Bintuni) harus ditingkatkan kinerjanya supaya lebih produktif, efisien, kompetitif, dan berkelanjutan.Â
Dalam jangka panjang (2020 -- 2045), mulai sekarang kita harus melakukan transformasi struktur ekonomi nasional. Yakni, suatu proses pembangunan ekonomi atau realokasi sejumlah aset ekonomi produktif (seperti APBN/APBD, kredit perbankan, teknologi, SDM, infrastruktur, dan informasi) yang dapat mentransformasi ekonomi suatu negara dari berbasis sektor primer (pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan, dan pertambangan) tradisional ke basis ekonomi sektor primer yang modern, industri manufaktur (sektor sekunder) modern, dan sektor tersier (jasa) modern secara proporsional.Â
Yang dimaksud modern di sini adalah penggunaan inovasi teknologi mutakhir (khususnya teknologi era industri 4.0) dan manajemen profesional dalam pembangunan seluruh sektor ekonomi dan unit bisnis.Â
Sehingga, semua sektor ekonomi dan unit bisnis dapat menghasilkan produk dan jasa (goods and services) yang kompetitif (kualitasnya unggul, harganya relatif murah, dan ramah lingkungan) untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun pasar global (ekspor) secara berkelanjutan.
Transformasi struktur ekonomi juga merupakan upaya dalam rangka meningkatkan kapasitas bangsa untuk mendiversifikasi struktur produksi nasional, mengembangkan sektor-sektor ekonomi (sumber pertumbuhan) baru, memperbaiki keterkaitan ekonomi (economic linkages) baik antar sektor maupun antar wilayah, dan mengembangkan kapasitas inovasi (IPTEKS) secara berkelanjutan.
Baik program pembangunan jangka pendek, menengah maupun panjang hanya akan berhasil, bila didukung oleh SDM (human capital) yang unggul dengan kuantitas mencukupi, kapasitas inovasi IPTEKS, infrastruktur berkualitas yang memadai, kredit permodalan mencukupi, dan iklim investasi serta kemudahan berbisnis yang kondusif serta atraktif.Â
Selain itu, kebijakan politik ekonomi (fiskal, moneter, tata ruang, pengelolaan lingkungan, dan ketengakerjaan) mesti kondusif, meniadakan ekonomi biaya tinggi, memberantas mafia, dan menghadirkan masyarakat meritokrasi.Â
Apabila kebijakan dan program pembangunan jangka pendek, dan transformasi struktur ekonomi diatas dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan, insha Allah pada 2020 -- 2024 pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal mencapai rata-rata 7 persen/tahun, dan pada 2024Â GNIÂ perkapita akan mencapai USD 6.000 dan PDB sekitar USD 2,5 trilyun. Â
Pada 2025 - 2030, rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen/tahun, dan pada 2030Â GNIÂ perkapita bakal mencapai USD 10.000 dan PDB sekitar USD 3,5 trilyun. Â