Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Indah Kuingat Dirimu

1 November 2022   08:40 Diperbarui: 1 November 2022   11:03 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto dari mapio.net

Sempat kesal juga, malah balik menyalahkan.  

"Mbak, maaf.."  Dia menghampiri gadis yang dimintanya untuk tenangduduk di dekat jendela, sementara dia menitipkan ransel birunya.
"Iya ngga apa-apa."
"Terus gimana?"
"Biar aja dulu, yang penting berkasku aman" Katanya sambil menunjukkan map plastik di dekapannya.

Bis pun melaju, tak lama kemudian.  Beberapa jam di laut, ditambah bonus beberapa jam lagi menunggu, ditambah kejadian di terminal, rupanya cukup menjadi alasan untuk Rassta langsung terlelap, entah berapa lama. Hingga kembali dia merasa pundaknya disentuh.

"Mas, turun dulu katanya"  Suara yang merdu itu lagi., pemilik suara sedang menatapnya sambil tersenyum lagi.
"Oh, iya.  Di mana ini?"
"Caruban.."

Dua puluh menit singgah,makan siang, pakai kupon yang dibagikan kenek bus.  Sebagian menyempatkan diri untuk menengok toilet.  Sebagian lagi asik dengan kepulan asapnya, sampai bis bersiap untuk berangkat kembali.

Mempersilakan gadis itu duduk duluan, kemudian dia pun duduk kemudian.  Sesaat kemudian ada telapak tangan yang disodorkan.

"Indah.."
"Eh?"  Sedikit terkejut tapi disambutnya juga tangan yang mengajak salaman itu.
"Rassta.."
"Terimakasih, mas.  Tadi di terminal."
"Maaf, ga bisa membantu lebih banyak" Tukasnya.

Tak ada obrolan lagi setelah itu, matanya rupanya kembali mengajak tenggelam, apalagi sepiring rawon yang cukup enak di rumah makan tadi membuat lelapnya semakin terasa nikmat pula.  Entah berapa jam lagi berlalu, tak dipedulikannya lagi.

Kembali, sentuhan di pundak kiri membangunkannya,  seraut wajah tersentum lagi, tapi dengan tatapan lucu, seperti menahan tawa.

"Sudah sampai, mas.  Tidurnya sepertinya lelap sekali"  Tak hilang-hilang wajah menahan tawa itu.
"Eh, aku ngorok, ya?"  Tanyanya ragu-ragu
Yang ditanya cuma mengangguk sambil menutup mulutnya dengan tangan kanan.
"Maaf ya"  Bisa malu juga rupanya.

Semua penumpang siap-siap turun.  Sambil menunggu antrian, menyempatkan bertanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun