“Ya udah gue ke aula dulu ya.” Sera lalu meninggalkan taman tersebut, meninggalkan Rio yang diam dengan wajah yang merah padam.
“Yo, maafkan kami ya jika kami kelewatan.” Hadi memeluk Rio, yang diikuti Nazar. Doni dan Aga juga ikutan memeluk Rio.
“Tapi gue masih pengen ninju loe nih karena udah pegang tangannya Sera. Gue aja gak pernah-pernah tu megang tangannya Sera.” kata Rio di tengah pelukan sahabat-sahabatnya.
“Tapi pipi gue gak pernah dibelai, Yo.” sela Hadi. Rio tersenyum lalu membalas pelukan sahabat-sahabatnya.
* * *
“Kopi buatan ibumu mantap sekali, Di!” ujar Nazar setelah menyeruput kopinya.
“Hehe. iya dong. Ibu siapa dulu...” kata Hadi sambil menepuk dadanya. Nazar tersenyum lalu menyeruput lagi kopinya. Matanya sampai terpejam saking nikmatnya. Mereka kemudian diam, larut dalam menikmati sore itu.
“Zar…” kata Hadi tiba-tiba.
“Yup…ada apa?” Nazar mengambil satu buah kue cookies di hadapan mereka.