Mohon tunggu...
Ray Indra T W
Ray Indra T W Mohon Tunggu... Penulis - Sekolah Seumur Hidup

Bukan sastrawan, apalagi karyawan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Selamat Pagi, Prediksi

27 Juni 2020   11:11 Diperbarui: 27 Juni 2020   11:25 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Itu beberapa tahun yang lalu, saat kami masih di bangku sekolah dasar. Saat itu kami belum sedekat seperti sekarang ini. Aku benar-benar tak menyangka dia bisa menyukaiku.

"Perasaanmu itu tidak salah. Aku tak bisa melarangmu untuk menyukaiku. Perasaan itu milikmu. Aku hanya ingin bilang bahwa aku pun suka padamu, tapi hanya sekedar sahabat, tak lebih dari itu."

"Terima kasih." Ucapnya sembari tersenyum.

Tiba-tiba semuanya menjadi gelap. Aku terbangun dengan peluh keringat dingin membasahi tubuhku. Aku bangun dan segera mandi. Aku terus memikirkan mimpi tersebut, maksudnya apa?

Aku bergegas ke rumah sahabatku, aku ingin menanyakan pendapatnya tentang mimpi aneh barusan. Rumahnya kosong dan saat kutanyakan pada tetangganya, dia mengatakan bahwa Ujang meninggal dini hari tadi pagi. Tiba-tiba, hujan pun turun dengan deras. Apa itu pesan terakhirnya? 

"Selamat pagi."

Samar-samar kudengar suaranya, atau itu hanya perasaanku saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun