Itu beberapa tahun yang lalu, saat kami masih di bangku sekolah dasar. Saat itu kami belum sedekat seperti sekarang ini. Aku benar-benar tak menyangka dia bisa menyukaiku.
"Perasaanmu itu tidak salah. Aku tak bisa melarangmu untuk menyukaiku. Perasaan itu milikmu. Aku hanya ingin bilang bahwa aku pun suka padamu, tapi hanya sekedar sahabat, tak lebih dari itu."
"Terima kasih." Ucapnya sembari tersenyum.
Tiba-tiba semuanya menjadi gelap. Aku terbangun dengan peluh keringat dingin membasahi tubuhku. Aku bangun dan segera mandi. Aku terus memikirkan mimpi tersebut, maksudnya apa?
Aku bergegas ke rumah sahabatku, aku ingin menanyakan pendapatnya tentang mimpi aneh barusan. Rumahnya kosong dan saat kutanyakan pada tetangganya, dia mengatakan bahwa Ujang meninggal dini hari tadi pagi. Tiba-tiba, hujan pun turun dengan deras. Apa itu pesan terakhirnya?Â
"Selamat pagi."
Samar-samar kudengar suaranya, atau itu hanya perasaanku saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H