"Kau juga, suaramu seperti kucing terjepit."
Langit terlihat mulai mendung dan aku mulai was-was.
"Kenapa?" tanyanya.
"Aku tak bawa payung."
"Aku juga. Apa kau takut hujan?"
"Tidak, aku hanya benci harus mencuci lagi seragamku dan menjemurnya. Sungguh merepotkan," jelasku, dia tertawa mendengar penjelasanku.
"Kau dulu paling suka hujan. Kau selalu mengajakku bermain di luar ketika hujan turun." Ucapnya.
Sesampainya di sungai, kami menanggalkan semua pakaian. Kami meloncat ke sungai bergantian. Kami bermain air seperti biasanya. Namun tiba-tiba raut mukanya berubah menjadi suram.
"Ada apa?" tanyaku.
"Aku ingin mengatakan sesuatu," ucapnya tampak serius.
"Apa?" tanyaku semakin penasaran.